Sukses

Australia Susul Singapura dan Thailand Batasi Penggunaan Vape

Mengisap vape untuk tujuan rekreasi akan dilarang di Australia karena dinilai sebagai masalah serius oleh para ahli.

Liputan6.com, Jakarta - Mengisap vape untuk tujuan rekreasi akan dilarang di Australia karena dinilai sebagai masalah serius oleh para ahli.

Standar kualitas minimum juga akan diperkenalkan dan hanya apotek yang dapat menjualnya, seperti melansir ABC.

Meskipun vape yang mengandung nikotin sudah harus diresepkan oleh dokter di Australia, tetapi industri ini masih kurang diatur dan banyak yang beredar di pasar gelap.

Pembatasan vape oleh Australia ini mengikuti langkah Singapura dan Thailand yang telah lebih dahulu melakukannya menurut BBC.

Menteri Kesehatan Australia Mark Butler mengatakan bahwa penggunaan produk tersebut menciptakan generasi baru pecandu nikotin di Australia.

Juga dikenal sebagai rokok elektrik, vape merupakan produk yang memanaskan cairan yang bisa mengandung nikotin menjadi uap yang dihirup oleh penggunanya.

Di Australia popularitas vape meledak sebagai produk rekreasi, terutama di kalangan anak muda di perkotaan.

"Sama seperti yang mereka lakukan dengan merokok... 'Big Tobacco' telah menciptakan produk adiktif lain, membungkusnya dengan kemasan yang mengkilap dan menambahkan rasa manis untuk menciptakan generasi baru pecandu nikotin," kata Butler.

Vape Tidak Bebas Risiko

Vape dianggap lebih aman daripada rokok biasa karena tidak mengandung tembakau berbahaya.Akan tetapi, para ahli kesehatan menyatakan bahwa vape tidak sepenuhnya bebas risiko, karena seringkali mengandung bahan kimia tertentu. Selain itu, dampak penggunaannya dalam jangka panjang masih belum diketahui dengan jelas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sengaja Ditargetkan untuk Anak-Anak dan Remaja

Pemerintah Australia berpendapat vape merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang lebih banyak memengaruhi anak muda, terutama yang sebelumnya justru belum pernah merokok.

Penelitian menunjukkan satu dari enam orang Australia berusia 14–17 tahun dan satu dari empat orang berusia 18–24 tahun telah mencoba vape.

"Hanya satu dari 70 orang seusia saya yang pernah mengonsumsi vape," kata Butler, yang berusia 52 tahun.

Dia mengatakan produk ini sengaja ditargetkan untuk anak-anak dan dijual dengan mudah seperti permen dan cokelat di toko-toko. 

Dalam pandangan Butler, vaping telah menjadi "masalah perilaku nomor satu" di sekolah menengah. Beberapa sekolah telah mulai memasang detektor vape di kamar mandi, lapor media Australia.

Pemerintah federal berencana untuk menerapkan sanksi atas kepemilikan e-rokok, kecuali jika mereka diresepkan oleh dokter.

3 dari 4 halaman

Reformasi Memperkuat Aturan Yang Sudah Ketat

Australia sudah memiliki undang-undang anti-merokok terketat di dunia. Butler membandingkan reformasi baru terhadap vape dengan cara yang digunakan untuk mengurangi merokok di Australia hingga menjadi salah satu yang paling sedikit di antara negara maju.

Reformasi tersebut termasuk larangan terhadap semua vape sekali pakai dan pengawasan ketat terhadap impor produk non-resep.

Untuk produk vape yang masih legal, akan diperlukan resep dan packaging-nya akan diharuskan mirip dengan obat farmasi. Pembatasan rasa, warna, konsentrasi nikotin, dan bahan lainnya juga akan diberlakukan.

"Tidak ada lagi rasa permen karet, unicorn merah muda atau vape yang disamarkan sebagai pena stabilo untuk anak-anak untuk menyembunyikannya di kotak pensil mereka," kata Butler.

Namun, dia mengatakan pemerintah juga akan memudahkan orang mendapatkan resep untuk penggunaan terapeutik yang sah.

4 dari 4 halaman

Mengapa Vape Buruk?

ABC memerinci lebih jauh mengapa vape berdampak buruk. Sebagian besar vape mengandung nikotin dalam jumlah tinggi yang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.

Selain itu, cairan di dalam vape bisa mengandung lebih dari 200 bahan kimia berbahaya, seperti penghapus kutek dan pembunuh gulma. 

Menurut pemerintah Australia, vaping dalam jangka pendek bisa meningkatkan risiko infeksi paru, asma, penyakit jantung, dan menurunkan sistem kekebalan tubuh. 

Saat menghirup uap dari vape, sebagian bahan kimia akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan paru-paru. Ketika uap tersebut keluar dari mulut, sebagian bahan kimia masih tertinggal dalam tubuh dan sebagian lagi keluar dalam bentuk uap.

Dibandingkan dengan merokok rokok tembakau, vaping umumnya dianggap lebih aman karena rokok tembakau mengandung banyak bahan kimia tambahan.

Meski begitu, masih ditemukan bahan kimia berbahaya dalam cairan dan uap dari e-rokok, meski jumlahnya lebih sedikit daripada dalam asap rokok tembakau. Vape tetap tidak bisa dianggap aman untuk kesehatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.