Sukses

Kesadaran Masyarakat Rendah Terhadap Gejala Awal, Jadi Tantangan Penanganan Kanker Anak di RI

Tantangan terbesar dalam penanganan kanker anak di Indonesia adalah rendahnya kesadaran terhadap tanda dan gejala kanker anak.

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya menyerang orang dewasa, kanker juga bisa menyerang anak-anak. Dokter spesialis anak subspesialis hemato-onkologi RS Cipto Mangunkusumo, dr Ludi Dhyani Rahmartani, Sp.A-KHOM, menyampaikan bahwa tantangan terbesar dalam penanganan kanker anak di Indonesia adalah rendahnya kesadaran terhadap tanda dan gejala kanker anak

Menurutnya, mayoritas pasien yang datang untuk medical check-up sudah berada di stadium lanjut. Padahal, apabila sudah terdeteksi dari stadium awal, penanganan akan jauh lebih mudah dan survival rate akan lebih tinggi dua hingga tiga kali lipat.

“Hampir 50 persen kasus kanker anak yang datang ke fasilitas kesehatan sudah dalam keadaan stadium lanjut. Oleh sebab itu, tingkat keberhasilan penanganan kanker pada anak hanya sekitar 30 persen,” ungkap dr. Ludi Dhyani Rahmartani, Sp.A-KHOM.

Ia menambahkan, yang paling penting bukan hanya treatment, tetapi deteksi dini. Apabila satu anak terkena kanker, maka kualitas hidup satu keluarga juga ikut turun. 

“Kalau 1 anak kena kanker, bukan hanya dia yang sakit, tetapi 1 keluarga yang sakit. Efeknya ke banyak orang. Maka dari itu, lakukanlah deteksi dini. Dengan begitu, penyembuhan akan jauh lebih cepat." jelasnya Ludi dalam peringatan World Cancer Day 2023 bersama Kalbe Farma di One Satrio Jakarta pada Sabtu, 25 Februari 2023.

Hadir juga dalam kesempatan itu, Presiden Direktur PT Global Onkolab Farma, Kalbe Group, dr. Selvinna M.Biomed. Ia berharap lewat acara tersebut bisa meningkatkan kesadaran mengenai kanker termasuk kanker anak. 

“PT Kalbe Farma Tbk melalui World Cancer Day 2023 berperan aktif meningkatkan awareness terhadap kanker anak dengan mengundang tenaga medis yang terlibat langsung pada kasus kanker anak,” ungkap Selvinna.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cerita Denada

Berdasarkan data World Health Organization, sekitar 400.000 anak tiap tahunnya mengalami kanker, dan leukemia yang paling banyak menyerang anak-anak. Begitu pun di Indonesia, kanker darah pada anak berada di posisi tertinggi, yakni sekitar 2000-3000 kasus per tahun.

Kondisi ini juga dialami Aisha anak dari penyanyi Denada Tambunan yang berjuang melawan leukemia pada usia 5 tahun. Awalnya, anak yang bernama Shakira itu ada memar di tubuh serta demam. Setelah menjalani pemeriksaan ternyata leukemia.

“Awalnya aku lihat ada memar di tubuhnya dan dia juga demam. Setelah diperiksa dokter ahli darah, ternyata ada kecurigaan leukemia. Aku langsung bawa anakku menjalani berbagai perawatan seperti kemoterapi, tapi setelah kemoterapi dia enggak mau makan apa pun, maka aku cari cara supaya anak aku makan,” tutur Denada di kesempatan yang sama.

 

3 dari 4 halaman

Aktifkan Asuransi, Jangan Tunggu Sakit

Ludy berkali-kali menekankan masyarakat untuk aktifkan asuransi, karena itu merupakan hal yang sangat penting.

“Pemerintah sudah kasih support berikan BPJS Kesehatan. Asuransi itu penting. Jangan nunggu sakit dulu, baru kita aktifkan asuransi. Tidak ada alasan bagi warga Indonesia untuk tidak memperhatikan kesehatan,” tuturnya.

Ia menambahkan, sudah menjadi rahasia umum bahwa pengobatan kanker sangat mahal. Asuransi dapat sangat membantu  untuk mengcover biaya pengobatan.

“Biaya pengobatan kanker itu mahal dan biasanya [dibutuhkan untuk waktu yang] panjang. BPJS dapat sangat membantu,” ungkap Ludy pada sesi talkshow.

4 dari 4 halaman

Jawab Tantangan Penanganan Kanker Anak

Kalbe sejak lama telah menyediakan Nutrican, sebuah olahan medis khusus orang dewasa yang diformulasikan untuk menunjang kondisi pasien kanker yang cenderung kehilangan nafsu makan. Pada April mendatang, Kalbe akan merilis Nutrican yang dibuat khusus untuk anak-anak, Nutrican Xential.

“Nutrican Xential merupakan nutrisi pertama dan satu-satunya untuk pasien kanker anak, yang tinggi kalori, tinggi protein, dilengkapi dengan EPA dan DHA untuk membantu perkembangan kecerdasan anak, serta rendah laktosa. Kami berharap, dengan membantu meningkatkan status gizi dapat turut meningkatkan keberhasilan terapi kanker pada anak,” jelas dr. Selvinna.

Brand Ambassador Nutrican dan Penyintas Kanker Ovarium, Shahnaz Haque, mengatakan bahwa pasien kanker sangat membutuhkan nutrisi dalam proses perawatan.

“Pasien kanker sangat membutuhkan nutrisi yang tepat untuk membantu proses perawatan. Karena, ketika menjalankan perawatan seperti kemoterapi berisiko mengalami mual, muntah, tidak nafsu makan, dan mempengaruhi kondisi tubuh. Apalagi jika terjadi pada anak-anak yang menghadapi proses tumbuh-kembang,” tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini