Sukses

Menkes Budi: Polio Itu Menyedihkan, Bisa Cacat Seumur Hidup

Penyakit Polio dapat mengakibatkan kecacatan seumur hidup.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, mengatakan penyakit Polio yang menyerang anak-anak sangat menyedihkan. Anak-anak yang seharusnya mempunyai masa depan cerah dapat mengalami kecacatan seumur hidup bila terkena lumpuh layuh dari penyakit Polio.

Demi upaya mencegah penyakit Polio, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang melakukan imunisasi Polio massal di Kabupaten Pidie, Aceh yang dilanjutkan ke seluruh wilayah Aceh. Imunisasi yang digelar sebagai Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) merupakan tindak lanjut dari Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio beberapa waktu lalu di Aceh.

"Polio itu kan menyedihkan buat anak-anak kita kalau kena Polio, cacat dia seumur hidup. Nah, itu sebabnya kami khusus ke Pidie untuk melakukan massive vaccination (vaksinasi massal) Polio di sana," ujar Budi Gunadi di sela-sela acara 'Indonesian Society of Interventional Cardiology Annual Meeting 2022' di Hotel Shangri-La Jakarta, ditulis Senin (5/12/2022).

Kemenkes telah memulai pemberian imunisasi Polio serentak selama sepekan, yang ditargetkan kepada 95.603 anak berusia nol sampai 12 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh pada Senin, 28 November 2022. Imunisasi dilakukan secara bertahap.

Secara rinci, Sub PIN putaran pertama dilaksanakan di Kabupaten Pidie mulai 28 November 2022. Di Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Utara dan Kota Sabang akan dimulai 5 Desember 2022.

Selanjutnya, imunisasi Polio untuk kabupaten/kota lain di Provinsi Aceh akan dimulai pada 12 Desember 2022. Sementara Sub PIN Polio putaran kedua, akan dimulai minggu keempat Januari 2023 meliputi seluruh wilayah di Provinsi Aceh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Banyak Ibu Belum Paham soal Imunisasi Polio

Kemunculan KLB Polio di Kabupaten Pidie, menurut Budi Gunadi Sadikin menjadi pembelajaran bersama. Hal ini lantaran sejumlah daerah kabupaten/kota di Indonesia mempunyai cakupan imunisasi Polio rendah. 

Tak hanya itu saja, ada juga kendala yang membuat cakupan imunisasi Polio rendah. Salah satunya, pemberitaan media seperti berita hoaks, yang membuat takut para ibu untuk membawa anaknya divaksin Polio.

"Polio itu terjadi karena kita ada beberapa kabupaten/kota yang vaksinasinya sangat rendah, sangat rendah. Bisa karena kemarin COVID-19, tapi bisa juga karena pemberitaan yang terlalu negatif, yang membuat masyarakat, ibu-ibu itu salah mengerti mengenai pentingnya vaksinasi," terang Menkes Budi Gunadi.

"Akibatnya, keluar lagi (kasus Polio), karena Polio ini kan kita harusnya sudah hilang (eradikasi)."

Budi Gunadi juga menyebut, Kemenkes akan 'buka-bukaan' daerah mana saja di Indonesia yang punya cakupan imunisasi Polio rendah. Diharapkan daerah dapat menggenjot pemberian vaksin Polio.

"Itu datanya ada, nanti akan dibuka tuh kabupaten/kota mana yang vaksinasi Polionya rendah. Yuk, kita tingkatkan vaksinasi Polionya, karena kalau enggak, bisa terjadi lagi outbreak (KLB) dan itu sangat menyedihkan," tutupnya.

3 dari 4 halaman

Lengkapi Imunisasi Polio

Kemenkes memberikan perhatian khusus bagi wilayah yang cakupan imunisasi rutin -- termasuk imunisasi Polio -- masih rendah dan rawan terjadinya KLB Polio seperti Provinsi Aceh melalui upaya pelaksanaan penguatan imunisasi rutin.

Ada juga upaya pelacakan untuk memastikan seluruh bayi mendapatkan 4 dosis vaksin Polio Tetes (Bivalent Oral Polio Vaccine/bOPV) dan 1 dosis vaksin Polio Suntik (Inactivated Polio Vaccine/IPV) lengkap sesuai usia. Ini bertujuan meningkatkan analisa dan pemanfaatan data.

“Semua sasaran bayi itu harus sudah mendapatkan lengkap imunisasi Polio, yaitu 4 dosis untuk Polio yang tetes dan satu dosis untuk suntikan IPV sesuai dengan usia anaknya," jelas Plt. Direktur Imunisasi Kemenkes RI Prima Yosephine saat konferensi pers, Selasa (29/11/2022).

Upaya lainnya, Kemenkes melaksanakan imunisasi kejar bagi anak usia 12 - 59 bulan yang belum atau tidak lengkap status imunisasinya.

"Pastikan seluruh sasaran mendapatkan 4 dosis imunisasi bOPV dan 1 dosis imunisasi IPV. Mengingat imunitas atau kekebalan atau vaksin untuk mencegah tertularnya terhadap Polio Tipe 2 hanya bisa didapatkan dari imunisasi suntikan," lanjut Prima.

4 dari 4 halaman

Target 95 Persen Imunisasi Polio

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Arika Husnayanti melaporkan, sebanyak 14.000 anak atau 14,6 persen anak telah mendapatkan imunisasi Polio di hari pertama pencanangan SUB Pekan Imunisasi Nasional Polio di Kabupaten Pidie Aceh.

Target 95 persen imunisasi Polio dalam seminggu ke depan dapat tercapai.

“Sebanyak 14.000 anak yang sudah mendapatkan imunisasi di hari pertama dari target 12.975 anak,” ungkap Arika.

Dari 14.000 anak yang sudah mendapatkan imunisasi Polio, sebanyak 4.168 anak usia nol sampai 59 bulan mendapatkan imunisasi Polio, 854 anak usia 5 sampai kurang dari 7 tahun, dan 7.556 anak usia 7 - 12 tahun yang menerima vaksin Polio.

Prima Yosephine menambahkan, sebelumnya pada tahun 2021 dilakukan peningkatan capaian imunisasi IPV dn sudah ada daerah berisiko sedang berdasarkan provinsi. Demikian juga berdasarkan kabupaten/kota sudah lebih banyak hijau dibandingkan dengan keadaan tahun 2020.

“Di tahun ini, kalau kita lihat sampai dengan bulan Oktober 2022, capaian sudah lebih baik. Kita lihat sudah lebih banyak untuk daerah yang berisiko sedang dan beresiko rendah,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.