Sukses

4 Alasan Pertolongan Segera pada Cedera Olahraga Penting Dilakukan

Liputan6.com, Jakarta - Atlet yang berlaga di berbagai ajang olahraga dan masyarakat umum yang aktif melakukan latihan fisik rentan mengalami cedera.

Menurut dokter spesialis kedokteran olahraga RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, Grace Joselini Corlesa, cedera olahraga adalah kerusakan pada jaringan tubuh yang terjadi akibat olahraga atau latihan fisik.

Ia juga menyampaikan, setidaknya ada 4 alasan mengapa penanganan cedera yang dilakukan sesegera mungkin amat penting. Keempat alasan tersebut yakni:

  • Penanganan cepat bertujuan mengurangi nyeri dan mengurangi aliran darah ke area cedera yang menambah parah inflamasi atau peradangan yang terjadi
  • Penanganan segera memungkinkan alternatif metode penanganan lebih banyak, sehingga pasien memiliki banyak pilihan untuk penyembuhan lebih cepat.
  • Penanganan yang lebih cepat mengurangi risiko cedera memburuk atau munculnya cedera lanjutan di masa yang akan datang
  • Penanganan cedera olahraga yang tidak tuntas berisiko mengalami cedera berulang di area yang sama.

Penanganan pertama pada cedera olahraga biasanya menggunakan metode P.R.I.C.E. Metode ini digunakan pada jenis cedera trauma, strain, dan sprain (keseleo atau terkilir). Metode ini dilakukan pada 24 hingga 72 jam pertama setelah terjadinya cedera.

P.R.I.C.E sendiri merupakan singkatan dari protect, rest, ice, compression, elevation. Artinya, dilakukan perlindungan lokasi cedera, pengistirahatan, kompres dengan es 10 hingga 15 menit per 4 jam, dan elevasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jika Cederanya Parah

“Jika cedera terlihat atau terasa parah, segera konsultasikan dengan dokter,” ujar Grace dalam acara konferensi pers Sport Medicine, Injury and Recovery Center (SMIRC) di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Selasa (16/8/2022).

Prinsip penanganan cedera yakni:

  • Pada 24 hingga 72 jam setelah cedera maka penanganannya bisa dengan P.R.I.C.E
  • Konsultasi dokter untuk anamnesis dan pemeriksaan fisik
  • Pemeriksaan penunjang seperti MRI, CT-Scan, dan X-Ray

Grace juga mengimbau untuk segera konsultasi ke dokter atau unit emergency rumah sakit apabila:

  • Ada luka terbuka
  • Tulang atau sendi terlihat tidak pada tempatnya
  • Nyeri tidak mereda setelah P.R.I.C.E
  • Pembengkakan tidak mereda setelah P.R.I.C.E
  • Kelemahan pada anggota tubuh
  • Adanya keterbatasan hingga hilangnya gerakan anggota tubuh di area cedera.

Sementara itu, cedera olahraga bisa dicegah dengan:

  • Berolahraga dengan teknik yang tepat
  • Menggunakan pakaian dan peralatan olahraga yang layak
  • Tidak berlebihan dalam berolahraga
  • Melakukan pemanasan sebelum berolahraga
  • Melakukan pendinginan setelah berolahraga.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Pencegahan Selanjutnya

Pencegahan cedera lainnya yakni:

  • Melanjutkan aktivitas dengan perlahan
  • Istirahat dan tidur yang cukup
  • Menangani cedera olahraga sebelumnya dengan tuntas.

Penanganan cedera olahraga dapat berbeda-beda, tergantung penyebab dan area cederanya, kata Grace.

Untuk itu, penting berkonsultasi dengan dokter dan melakukan pemeriksaan penunjang, demi penegakan diagnosis tepat dan penanganan cedera olahraga yang akurat.

“Cedera olahraga sebaiknya ditangani segera sampai tuntas agar cedera tidak memburuk atau berisiko menimbulkan cedera lanjutan di kemudian hari. Melakukan latihan menjadi hal yang penting dalam proses pemulihan cedera olahraga.”

Grace juga menyampaikan, cabang olahraga yang banyak menyumbangkan kasus cedera pada atlet cenderung rata.

“Kalau cabang olahraganya sih hampir rata, basket, bulu tangkis, bola, lari, senam, rata sih hampir semuanya.”

Berbicara soal cedera pada olahraga, maka bisa dibagi dari stratifikasi atau tingkatan risiko. Ada yang risikonya tinggi, menengah, dan ringan.

“Kalau ringan misalnya cabang olahraga panahan. Cedera pada cabang olahraga panahan biasanya karena overuse (penggunaan berlebihan) di bahu.”

4 dari 4 halaman

Hadirkan SMIRC

Guna menangani kasus cedera bagi para atlet profesional dan masyarakat umum, Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya menghadirkan Sport Medicine, Injury and Recovery Center (SMIRC).

Menurut Chief Executive Officer RS Pondok Indah Group, dr. Yanwar Hadiyanto, MARS penanganan yang cepat dan tepat pada cedera adalah hal penting.

“Hal ini krusial agar kondisi cedera tidak semakin buruk atau bahkan menimbulkan cedera lanjutan di masa yang akan datang.”

SMIRC sendiri merupakan layanan komprehensif terintegrasi untuk menangani pemulihan cedera olahraga dengan lebih cepat.

Layanan ini memiliki tim medis ahli yang meliputi dokter spesialis kedokteran olahraga serta dokter spesialis bedah ortopedi konsultan sport injury dan arthoskopi.

Penanganan cedera bisa dilakukan dengan non operatif yang dilengkapi terapi dan pelatihan. Bisa pula secara operatif dengan metode minimal invasif surgery. Tindakan operasi minimal invasive dapat dilakukan dengan membuat sayatan kecil untuk menangani bagian yang mengalami cedera.

“Tindakan minimal invasif memberikan banyak manfaat bagi pasien dengan kasus cedera olahraga berat. Durasi tindakan lebih singkat dan luka sayatan lebih kecil sehingga meminimalisasi kemungkinan rusak otot. Pemulihan pun lebih cepat sehingga pasien bisa melanjutkan ke proses terapi pemulihan,” kata dokter spesialis bedah ortopedi konsultan sports injury and arthoskopi Andi Nusawarta dalam kesempatan yang sama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.