Sukses

Ridwan Kamil: Eril Niatnya Pergi Mencari Ilmu, Malah Akhirnya Ia yang Memberikan Itu ke Kami

Ridwan Kamil (RK) menceritakan bahwa putra sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz atau disapa Eril pergi ke Swiss untuk mencari tempat studi S2. Namun, takdir manusia tidak ada yang tahu. RK pun menceritakan kebaikan dan keseharian anaknya semasa hidup.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK) menceritakan tentang kebaikan dan keseharian putra sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz atau disapa Eril semasa hidup. Hal itu disampaikan RK Lewat sebuah video pendek yang diunggah ke media sosialnya pada Minggu, 5 Juni 2022 malam.

"Ijiinkan saya selaku ayahanda Eril, untuk memberi kesaksian atas kiprah dan semangat hidupnya selama ini," kata pria yang karib disapa Kang Emil itu.

RK yakin, jika anaknya masih ada pasti tidak senang jika sang ayah menceritakan kebaikan hati ke publik.

"Namun, sesuai saran ulama, ini adalah kewajiban saya selaku ayah dan ini adalah hak dari Eril yang sudah berpulang yang wajib ditunaikan," tulis RK.

Dalam unggahan itu, ia juga menyampaikan bahwa dirinya dan keluarga sudah sangat mengikhlaskan kepergian anaknya yang berumur 23 tahun itu untuk selama-lamanya.

Dalam salah satu potongan tulisan, RK mengatakan bahwa kepergian Eril ke Swiss adalah untuk mencari tempat studi melanjutkan S2. Seperti diketahui Eril sebelum pergi hampir menyelesaikan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Siapa sangka, kepergian Eril di Sungai Aare, Bern malah membuat banyak orang mendapatkan ilmu dan pelajaran tentang hidup.

"Eril, kamu niatnya pergi mencari ilmu dan pelajaran, malah akhirnya, kamulah yang memberikan ilmu dan pelajaran kepada kami semua," tulis RK.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Eril Kerap Membelikan Baju Lebaran untuk Anak Yatim

RK menceritakan bahwa dirinya tak menyangka ada banyak jutaan doa yang dipanjatkan untuk putranya. Mulai doa dari anak-anak yatim di desam tukang ojek, tukang becak di belokan jalan kota sampai ulama-ulama di Palestina.

"(Doa) Dari mereka yang dekat dengan hatimu sampai mereka yang sama sekali tidak mengenalmu."

Banyaknya doa yang dilantunkan jutaan orang untuk Eril, menurut RK bisa jadi karena kebaikan putranya semasa hidup. Seperti membelikan baju Lebaran untuk anak-anak yatim. Hingga kebaikan hati Eril memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) ke satpam dengan menggunakan uang saku pribadi.

RK juga menyampaikan bahwa kakak dari Zara itu adalah sosok yang sabar dan pantang menyerah. Eril sempat bekerja sambilan saat kuliah untuk bisa membeli sesuatu yang dia inginkan.

Tak cuma itu, Eril juga kerap membagikan sedekan kepada panti asuhan dan duafa. Bahkan saat hujan pun tetap diterjang untuk berbagi kebaikan.

 

3 dari 4 halaman

Eril, Sejatinya Pahlawan

RK juga menyampaikan di salah satu tulisan di video tersebut bahwa pada saat kejadian di Sungai Aare, Bern saat itu secara tidak langsung menyelamatkan ibunya, Atalia Praratya. Eril melarang ibunya berenang di sungai.Selain itu, Eril juga memberikan pelampung untuk adik perempuannya, Zara.

"Bahkan, saat kejadian itu, kamu selamatkan ibumu dengan melarangnya masuk ke sungai dan kamu relakan pelampung itu untuk adikmu."

"Kamu sejatinya adalah pahlawan."

 

4 dari 4 halaman

Kejujuran Hati RK Sebagai Orangtua

Dalam unggahan itu, RK layaknya orangtua lain yang juga merasakan kesedihan teramat dalam yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Kehilangan seorang anak yang hingga kini masih dalam pencarian.

Pria 50 tahun itu juga sempat berandai-andai. Berandai-andai menggantikan posisi Eril.

"Seandainya kami bisa bertukar tempat. Seandainya. Pastilah itu yang setiap orangtua akan lakukan."

"Namun, logika manusa tidak sama dengan ketetapan takdir," lanjutnya lagi.

Sama seperti orangtua lain, hati RK dan Atalia hancur berkeping-keping. Ia menyampaikan bahwa sang istri Atalia masih bercucuran air mata setiap malam. Dirinya pun menangis dalam diam.

"Dan, jika terdengar cucuran tangis ibunya setiap malam dan raungan tak bersuara ayahnya, itu semata karena hati kami hancur berkeping-keping."

"Saat ini kami sedang menggapai tali keimanan dan keikhlasan, agar bisa memandu kami beradaptasi terhadap takdir ini," tulisnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.