Sukses

Lafal Takbir Sambut Lebaran Idul Fitri, Tunaikan Sunnah yang Dianjurkan

Beginilah bunyi lafal takbir Idul Fitri untuk menyongsong Lebaran esok hari.

Liputan6.com, Jakarta - Tak lama lagi umat Muslim akan mendengar lantunan takbir sepanjang malam untuk menyambut datangnya Lebaran Idul Fitri 1443 H.

Melantunkan takbir atau disebut pula “takbiran” merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan untuk diamalkan pada momen ini. Dasar anjuran ini adalah firman Allah SWT berikut: 

وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ 

Artinya, “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah [2]: 185)

Melansir NU Online dalam tulisan berjudul “8 Kesunnahan saat Idul Fitri dan Penjelasannya” dan “Lafal Lengkap Takbir pada Malam dan Hari Raya Id” anjuran membaca takbir Idul Fitri dimulai sejak masuk malam 1 Syawwal. Ini dilantunkan sampai imam shalat Id takbiratul ihram bagi yang berjamaah.

Pendapat lain mengatakan batas akhir pembacaan takbir sampai waktu dianjurkannya shalat Id sekitar pukul 6 pagi. 

Bacaan takbir Idul Fitri sendiri dibagi menjadi dua, yaitu takbir muqayyad dan takbir mursal. Takbir muqayyad adalah takbir yang dianjurkan dibaca setiap setelah shalat, baik shalat fardhu ataupun sunnah. Sementara takbir mursal adalah takbir yang dibaca kapan saja dan di mana saja.

Berikut adalah lafal takbir Idul Fitri. Takbir dilafalkan sebanyak tiga kali sebagaimana penjelasan Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Majmu’, Syarhul Muhadzdzab:

Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar.

Artinya, “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar.”  

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ditambah Dzikir

Selain tiga takbir di atas, dianjurkan menambahkannya dengan dzikir sebagaimana dzikir-takbir Rasulullah SAW di bukit Shafa yang diriwayatkan Imam Muslim:

 اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.

Artinya, “Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar.”

3 dari 4 halaman

Yang Sering Dibaca Masyarakat

Adapun lafal takbir yang sering dibaca masyarakat lebih singkat sebagaimana dituliskan di bawah tidak jadi masalah. Lafal takbir ini tetap baik untuk dibaca.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.

Artinya, “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”

Melafalkan kalimat takbir merupakan hal yang dianjurkan oleh syariat dalam memperingati hari raya, baik pada Idul Fitri ataupun Idul Adha.

Khusus dalam menyambut datangnya Idul Adha, kesunnahan membaca takbir dimulai sejak setelah shalat subuh pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) sampai setelah shalat ashar di akhir hari tasyriq (13 Dzulhijjah) (lihat: Ibnu Qasim al-Ghazi, Fath al-Qarib al-Mujib, hal. 84). 

Namun, seringkali polemik muncul di masyarakat terkait pelafalan kalimat takbir ini. Sebagian melafalkan takbir “Allâhu akbar” sebanyak dua kali, sedangkan kelompok yang lain melafalkan “Allâhu akbar” sampai tiga kali.  

4 dari 4 halaman

Perbedaan Hadits

Kelompok yang berpandangan bahwa lafal takbir hanya diucapkan dua kali, umumnya berpijak pada hadits-hadits mauquf berikut:

 كَانَ سَلْمَانُ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ يُعَلِّمُنَا التَّكْبِيرَ يَقُولُ : كَبِّرُوا اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا   

“Salman mengajari kami lafal takbir, ia berkata: ‘Bertakbirlah, Allâhu akbar Allâhu akbar, sungguh maha besar” (HR. Al-Baihaqi).

 أَنَّ عُمَرَ كَانَ يُكَبِّرُ مِنْ صَلَاهِ الْغَدَاةِ يَوْمَ عَرَفَةَ إلَي صَلَاةِ الظُّهْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ يُكَبِّرُ فِي الْعَصْرِ يَقُوْلُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَاللهُ أكْبَرُ الله أكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ  

“Sahabat ‘Umar bertakbir mulai shalat subuh pada hari Arafah sampai shalat Dhuhur dari akhir hari tasyriq, beliau takbir pada shalat ashar dengan mengucapkan 'Allâhu akbar Allâhu akbar lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar, Allâhu akbar wa lillâhi-l-hamd” (HR. Ibnu Mundzir).  

Pada dua hadits di atas, kalimat Allâhu akbar hanya diucapkan sebanyak dua kali. Berpijak pada hadits tersebut, mestinya pengucapan takbir yang dianjurkan dalam menyambut hari raya adalah sebanyak dua kali, bukan tiga kali.  

Sedangkan kelompok yang melafalkan takbir “Allâhu akbar” sebanyak tiga kali, seperti yang banyak dianut oleh mayoritas Muslim di Indonesia, berpijak pada hadits marfu’ berikut: 

 كاَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِذَا صَلَّى الصُبْحَ مِنْ غَدَاةِ عَرَفَةَ يَقْبَلُ عَلَى أَصْحَابِهِ فَيَقُوْلُ عَلَى مَكَانِكُمْ وَيَقُوْلُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ فَيُكَبِّرُ مِنْ غَدَاةِ عَرَفَةَ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika usai shalat subuh pada hari arafah, beliau menghadap para sahabat, lalu bersabda: 'Tetaplah dalam posisi kalian' dan beliau berkata: “Allâhu akbar Allâhu akbar Allâhu akbar lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar, Allâhu akbar wa lillâhi-l-hamd” beliau bertakbir mulai dari usai shalat subuh pada hari arafah sampai setelah shalat ashar dari akhir hari tasyriq” (HR. Daruqutni).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.