Sukses

50 Hari Invasi Rusia ke Ukraina, WHO Ingatkan Soal Kemanusiaan

Terhitung sudah 50 hari terjadinya invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai 24 Februari 2022

Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, 14 April 2022, bertepatan dengan 50 hari invasi Rusia ke Ukraina. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan Rusia soal kemanusiaan.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan, perang Rusia Ukraina telah memakan ribuan nyawa, terutama masyarakat sipil dan anak-anak. Layanan kesehatan, pasokan makanan hingga kebutuhan medis juga ikut terganggu.

"Besok (hari ini) menandai 50 hari sejak Rusia menginvasi Ukraina. Saat itu, 4,6 juta pengungsi telah meninggalkan negara tersebut," kata Tedros saat konferensi pers WHO pada Rabu malam, 13 April 2022.

"Ribuan warga sipil tewas, termasuk anak-anak. Ada 119 serangan yang diverifikasi terhadap perawatan kesehatan. Layanan kesehatan terus sangat terganggu, terutama di bagian timur negara itu," Tedros menambahkan.

Tedros lalu menekankan Rusia untuk berdamai dan menghentikan peperangan. Hal itu demi kemanusiaan sehingga tak ada lagi nyawa melayang.

"Demi kemanusiaan, saya mendesak Rusia untuk kembali ke meja perundingan dan bekerja melakukan perdamaian," dia menegaskan.

"Sementara itu, koridor kemanusiaan harus dibuat agar pasokan medis, makanan dan air dapat dikirim dan warga sipil dapat pindah ke tempat yang aman," katanya.

Upaya membantu Ukraina, WHO membantu menyalurkan pendanaan. Beberapa negara lain juga menyumbang dana dan memberikan dukungan cepat tanggap kepada Ukraina.

"Sampai saat ini, WHO telah menerima hampir 53 persen dari kebutuhan pendanaannya untuk Ukraina selama tiga bulan pertama," katanya.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Kanada, Irlandia, Jepang, Norwegia, Novo Nordisk Foundation, Swiss, dan UN Central Emergency Response Fund atas kontribusi tepat waktu mereka," Tedros menambahkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pendanaan dan Respons Kesehatan

 

Lebih lanjut Tedros, mengatakan, dukungan kesehatan terkait medis dan sumber daya kepada Ukraina datang dari beberapa negara lainnya.

"Saya juga ingin berterima kasih kepada European Civil Protection and Humanitarian Aid Operations (ECHO), Jerman, Saudi Arabia KSRelief, dan Amerika Serikat yang telah memberikan dukungan tambahan untuk respons kesehatan di Ukraina dan negara-negara tetangga," katanya.

"Tetapi sumber daya tambahan akan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang," Tedros menambahkan.

Pada Kamis 7 April 2022, WHO mengatakan telah mengonfirmasi lebih dari 100 serangan terhadap layanan kesehatan di Ukraina, karena menyerukan akses kemanusiaan ke kota Mariupol yang terkepung.

"Sampai sekarang, WHO telah memverifikasi 103 insiden serangan terhadap layanan kesehatan, dengan 73 orang tewas dan 51 terluka, termasuk petugas kesehatan dan pasien," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers, menyebutnya sebagai 'tonggak suram'.

3 dari 4 halaman

Serangan Layanan Kesehatan

 

Dari serangan yang dikonfirmasi, seperti dikutip dari The Straits Times, Jumat (8/4/2022), 89 telah berdampak pada fasilitas kesehatan dan sebagian besar sisanya mengenai layanan transportasi, termasuk ambulans.

"Kami marah karena serangan Rusia terhadap perawatan kesehatan terus berlanjut," kata kepala WHO, seraya menambahkan bahwa itu merupakan 'pelanggaran hukum humaniter internasional'.

Berbicara pada konferensi pers sebelumnya di Lviv, direktur regional WHO untuk Eropa, Hans Kluge menyesalkan bahwa sementara bantuan kesehatan telah mencapai banyak 'daerah yang terkena dampak', beberapa lainnya masih di luar jangkauan.

"Memang benar beberapa tetap sangat sulit. Saya pikir prioritas pasti, saya pikir kita semua setuju, adalah Mariupol," kata Dr Kluge kepada wartawan.

Terletak di tempat tenggara yang strategis antara Krimea yang diduduki Rusia dan daerah separatis pro-Rusia di timur Ukraina, Mariupol telah menjadi tempat beberapa serangan paling sengit oleh pasukan Moskow.

Warga telah berbicara tentang kehancuran total dan kondisi yang mengerikan. Populasi kota telah menyusut dari 400.000 sebelum konflik menjadi sekitar 120.000 hari ini.

4 dari 4 halaman

Mariupol Paling Terdampak

 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu menuduh Rusia memblokir akses kemanusiaan ke kota itu untuk menyembunyikan bukti 'ribuan' orang yang tewas di sana.

Dr Kluge pada saat yang sama mencatat bahwa WHO telah 'mengirimkan lebih dari 185 ton pasokan medis ke daerah-daerah yang paling parah di negara itu, mencapai setengah juta orang'.

Direktur regional juga mencatat bahwa '50 persen apotek Ukraina dianggap tutup dan 1.000 fasilitas kesehatan berada di dekat area konflik atau area kontrol yang berubah'.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.