Sukses

Alasan dan Penyebab Lansia Suka Berbicara Sendiri

Sebagian lanjut usia (lansia) sering terdengar berbicara sendiri walau di sekitarnya tidak ada lawan bicara. Biasanya, mereka membicarakan kekesalan atau hal-hal yang pernah mereka lalui.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang lanjut usia (lansia) sering terdengar berbicara sendiri walau di sekitarnya tidak ada lawan bicara. Biasanya, mereka membicarakan kekesalan atau hal-hal yang pernah mereka lalui.

Lantas apakah kecenderungan berbicara sendiri pada lansia merupakan salah satu gejala kesepian?

Terkait hal ini, Dewan Pembina Yayasan Kesehatan Mental Indonesia, Dra Nella Safitri Psi, mengatakan bahwa kecenderungan berbicara sendiri tidak hanya dimiliki oleh lansia.

“Semua usia ada kecenderungan seperti itu jadi tidak spesifik orang tua saja. Cuma kalau yang muda itu rasa malunya lebih besar jika omongannya sampai kedengaran,” kata Nella dalam seminar Geriatri TV ditulis Senin (7/3/2022).

“Kalau sudah lansia, ya sudah nothing to loose kalau lagi kesal biasanya ngomel sendiri.”

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bukan Karena Kesepian

Nella menambahkan, bagi usia muda yang memang memiliki kecenderungan bicara sendiri maka kebiasaan tersebut semakin tua akan semakin terlihat.

“Yang tadinya disembunyikan, lama-lama keluar di usia tua, tapi ngomong sendiri itu bukan berarti kesepian hanya saja cara penyaluran kemarahannya memang seperti itu.”

Kebiasaan bicara sendiri atau lebih tepatnya ngomel sendiri menjadi lebih sering dilakukan di masa lansia karena umumnya para lansia memiliki perasaan yang lebih sensitif dari usia muda.

“Usia tua kan lebih sensitif, lebih gampang marah, gampang tersinggung, jadi kelihatannya lebih sering ngomel-ngomel sendiri.”

3 dari 4 halaman

Kesepian Secara Umum

Menurut Nella, secara umum kesepian diakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan untuk terhubung secara sosial.

"Kesepian itu adalah kebutuhan connect yang tidak terpenuhi. Jadi, kalau kebutuhan itu terpenuhi oleh sekian banyak orang ya dia enggak akan merasa kesepian, tapi kalau sekelilingnya banyak orang tapi tidak memenuhi kebutuhan tersebut, ya, akan merasa kesepian," kata Nella.

Lebih lanjut, orang yang hubungan sosialnya terbatas --- terutama di masa pandemi COVID-19 --- bukan berarti orang tersebut kesepian.

Begitu juga sebaliknya, seseorang yang dikelilingi teman yang begitu banyak, tidak lantas dia tidak merasa kesepian.

4 dari 4 halaman

Infografis 9 Tips Lansia Tetap Sehat Bebas COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.