Sukses

Tidak Bisa Memilih, Berikut Panduan Penerimaan Vaksin Booster COVID-19

Berdasarkan panduan dari BPOM dan Kemenkes, masyarakat tidak bisa memilih merek vaksin booster

Liputan6.com, Jakarta - Program vaksinasi dosis ketiga atau vaksinasi booster yang dikhususkan bagi warga usia 18 tahun ke atas resmi dimulai oleh pemerintah sejak Rabu, 12 Januari 2022. 

Jadwal vaksinasi booster ini akan bisa didapat individu setidaknya enam bulan setelah vaksinasi COVID-19 dosis kedua.  Masyarakat bisa mengecek status vaksinasi booster di website atau aplikasi PeduliLindungi dalam bentuk e-ticket.

Akan tetapi berdasarkan panduan dari Kementerian Kesehatan (kemenkes), masyarakat tidak bisa memilih merek vaksin booster, jelas Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro dalam Instagram Live Kemenkes RI, Senin (17/1/2022).

"Jadi kita memang tidak bisa memilih sendiri merek booster yang kita inginkan," kata dokter Reisa.

"Booster ini memang sudah ada aturan dari badan otoritas ataupun para ahli yang memang sudah melakukan penelitian terkait dari jenis dan dosis vaksin ini," tambahnya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri telah melakukan izin penggunaan darurat untuk lima vaksin sebagai booster. Diantaranya Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zivifax.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kategori Penerimaan Vaksin Booster

Vaksin booster dikategorisasi 2 jenis, yaitu homolog dan heterolog.

Jenis vaksin homolog artinya jenis vaksin primer atau dosis awal vaksin lengkap sama dengan jenis vaksin booster, jelas dokter Reisa. Misalnya vaksin pertama dan keduanya Sinovac, maka boosternya juga Sinovac.

Sedangkan untuk jenis heterolog, vaksin satu dan vaksin dua adalah sama, namun booster bisa berbeda jenis vaksin. Dimana:

  • Jika dosis primernya Sinovac, booster yang disarankan oleh BPOM adalah Sinovac (dosis penuh), Pfizer (setengah dosis), AstraZeneca (setengah dosis), atau Zivifax (dosisi penuh).
  • Jika dosis primernya AstraZeneca, booster yang disarankan oleh BPOM adalah Pfizer (setengah dosis), AstraZeneca (dosis penuh), atau moderna (setengah dosis).
  • Jika dosis primernya Pfizer, booster yang disarankan oleh BPOM adalah Pfizer (dosis penuh), AstraZeneca (dosis penuh), atau moderna (setengah dosis).

"Namun, semua kembali lagi tergantung dengan ketersediaan," ucap dokter Reisa. Sheingga merek vaksin yang diterima bisa berubah-ubah.

Reporter: Lianna Leticia

 

 

3 dari 3 halaman

Infografis Cara Cek Tiket & Jadwal Vaksinasi Booster Covid-19 Gratis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.