Gala Sky Membersihkan Meja Saat Video Call Thariq Halilintar, Cek Manfaat Ajarkan Balita Kebersihan

Psikolog dan penulis buku Dr Tamar Chansky mengatakan, studi yang dipublikasikan oleh University of Minnesota mengungkap penerapan kebiasaan merapikan rumah pada anak akan membantu mereka mengembangkan kemampuan dalam penguasaan, tanggung jawab, serta kemandirian.

Studi tersebut melibatkan 80 anak dengan memerhatikan perkembangan mereka hingga dewasa. Diketahui anak yang mulai melakukan pekerjaan rumah tangga pada usia 3 atau 4 tahun cenderung punya hubungan yang baik dengan teman dan keluarga. Selain itu, mereka pun menunjukkan kemampuan akademik serta karir yang sukses dibandingkan anak-anak yang tidak dibiasakan membantu dalam tugas sehari-hari, dikutip dari laman NBC News.

Anak-anak perlu belajar mengenai nilai kebersihan, sama seperti ketika mereka belajar mengenai nilai uang. Seperti diungkap oleh studi, anak-anak yang mulai belajar mengenai kebersihan sejak usia 3 tahun memiliki posisi (sosial) yang baik di masa depan. Meski usia tersebut terdengar amat muda, kemampuan kognitif anak tetap bisa menyerap hal tersebut.

Meskipun tidak diberi tanggung jawab penuh, balita bisa tetap ikut membantu melakukan tugas, kata profesional organizer Sonja Meehan. Menurutnya, anak-anak balita biasanya benar-benar ingin dilibatkan dalam kegiatan merapikan dan membersihkan rumah.

"Ambilah kesempatan ini dan bantu mereka membentukan kebiasaan baik ketika mereka masih berada dalam masa antusiasme," ujar Meehan.

"Temukan cara yang bisa melibatkan mereka dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti merapikan kaos kaki, membersihkan permukaan benda, memencet tombol mesin cuci, merapikan mainan, dan lainnya."

Orangtua juga perlu menghilangkan konsep bahwa membersihkan atau merapikan rumah adalah sebuah hukuman. Alih-alih mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah sebuah hukuman atau kewajiban, orangtua bisa mengatakan kebiasaan membersihkan rumah sebagai cara mendapatkan hal lain.

"Jika Anda menyampaikannya secara negatif dan berbicara mengenai apa yang 'harus dilakukan' anak dengan cara marah-marah, anak juga akan meresponsnya dengan amarah."

Pakar komunikasi perusahaan Britta Gidican menemukan membantu anak memahami alasan bahwa rumah yang berantakan bisa berujung pada masalah yang lebih besar malah membuat anak tertarik melakukan tugas bersih-bersih rumah.

"Aku menjelaskan pada anakku bagaimana kuman beredar, serangga membuat sarang di rumah yang kotor dan berantakan, dan lainnya," ungkap Gidican.

Anak yang memahami alasan di balik suatu tindakan membantunya dalam menerapkan kebiasaan baik.