Sukses

Mengenal Hipotensi dan Hipertensi, Bagaimana Pencegahan dan Pengendaliannya?

Hipotensi dan hipertensi bisa berdampak serius bahkan bisa fatal.

Liputan6.com, Denpasar - Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tekanan darah normal orang dewasa adalah 120/80 mmHg. Angka 120 mmHg menunjukkan tekanan sistolik, yaitu tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan angka 80 mmHg menunjukkan tekanan diastolik, yaitu tekanan saat otot jantung relaksasi dan menerima darah yang kembali dari seluruh tubuh. 

Saat tekanan darah kurang atau sama dengan 120/80 mmHg masuk dalam kategori normal. Jika tekanan darah berada di atas 120/80 mmHg hingga 139/89 mmHg termasuk dalam prahipertensi. Sedangkan tekanan darah di atas 140/90 mmHg, ini adalah hipertensi. 

Lalu bagaimana dengan tekanan darah di bawah 90/60 mmHg? Kondisi tekanan darah ini disebut hipotensi. 

“Hipertensi atau tekanan darah tinggi kerap mendapat istilah the silent killer,” kata dr Ika Wiguna, kepada Health Liputan6.com, di Bali, Jumat (20/08/21).

Namun sayang banyak yang tidak menyadari hal itu. Umumnya kita menganggap tekanan darah tinggi ditandai dengan kepala pusing. Padahal pada beberapa kasus, hipertensi terjadi tanpa gejala. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tekanan Darah Rendah/Hipotensi

Sementara itu, tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh cuaca, terutama saat cuaca cenderung panas sehingga tubuh dehidrasi, atau pada kondisi kehamilan. Tekanan darah rendah juga bisa terjadi karena ketidakseimbangan hormon, kekurangan nutrisi, dan perdarahan.

Gejala umum hipotensi yakni pusing, lemas, mual muntah, penglihatan berkunang-kunang hingga pingsan.

Langkah Pencegahan

Membatasi konsumsi kafein, berdiri perlahan dari posisi duduk atau dari posisi tidur diupayakan untuk duduk terlebih dahulu, menghindari kondisi yang sama dan lama misalnya terlalu lama berdiri atau duduk terutama duduk bersila, tidak mengubah posisi tubuh tersebut secara tiba-tiba.

Langkah Pengobatan

Jika mengalami kondisi atau gejala hipotensi, langkah awal yang bisa dilakukan yaitu posisikan kedua kaki lebih tinggi dari dada dan ditahan dalam beberapa waktu. Namun, apabila belum membaik bisa konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat.

Langkah lain bisa dengan rutin cek tekanan darah, konsumsi makanan dengan kadar tinggi garam, konsumsi air teratur serta berolahraga yang rutin.

3 dari 3 halaman

Tekanan Darah Tinggi/Hipertensi

Hipertensi ada dua macam yaitu hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer yang disebut juga hipertensi esensial adalah tekanan darah tinggi primer yang terjadi tanpa penyebab yang pasti, yaitu bisa dari faktor genetik, obesitas, kebiasaan yang kurang sehat seperti merokok, konsumsi alkohol berlebih, sering begadang.

Sedangkan hipertensi sekunder merupakan tekanan darah tinggi karena suatu kondisi medis, penyakit ginjal, misalnya sebagai organ yang paling rentan. Fungsi kelenjar tiroid abnormal, kelenjar paratiroid yang terlalu aktif.

Langkah Pencegahan

Pencegahan untuk darah tinggi dengan pola hidup sehat, olahraga teratur, serta rutin cek tekanan darah bila ada tanda atau factor yang mendukung.

Langkah Pengobatan

Untuk penanganan darah tinggi dibantu dengan pola hidup sehat, konsumsi rendah garam, olahraga, istirahat cukup hindari minuman alkohol dan kafein, bila keluhan atau tekanan darah masih tinggi diharapkan konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

“Masih banyak yang belum peduli dan sadar untuk rutin memeriksakan kesehatannya. Mereka menganggap, selama tak ada gejala maka semua dianggap baik-baik saja,” kata dokter yang bertugas di Klinik Gnagga Medika, Ungasan, Bali, saat menutup sesi wawancara dengan Health.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.