Sukses

Seporsi Makanan Plant Based dari Bali yang Sehat, Murah, dan Enak

Siapa bilang makanan plant based selalu mahal? Warga Bali wajib coba ini

Liputan6.com, Denpasar - - - Bali belakangan ini dikenal sebagai surga makanan berbasis tanaman (plant based). Bagaimana tidak? Tempat makan atau kafe yang menyajikan penganan khusus pelaku diet vegan (tidak mengonsumsi daging dan turunannya) begitu mudah ditemukan di Pulau Dewata.

Selama ini, tidak sedikit orang yang menganggap makanan plant based atau vegan identik dengan sajian penguras kantong. Harga yang relatif mahal buat orang jadi enggan menjajalnya.

Khusus penikmat makanan vegan yang berada di Bali, sudah bisa mendapatkan seporsi sajian plant based hanya dengan uang belasan ribu saja.

Setidaknya di KOOD (Kolaborasi untuk Desa) yang berlokasi di Jalan Kutat Lestari, Sanur, Bali, kita dapat mencoba ragam pilihan makanan plant based dengan harga terjangkau mulai dari Rp13.000.

"Kami menyediakan 100 persen plant based food yang bebas minyak, tanpa nasi, dan tanpa gula putih," kata Pakar Healthy Food KOOD, Aaron Fishman pada Rabu, 21 Juli 2021.

Menurut, Aaron, di balik harga yang murah terdapat visi dan misi yang begitu besar.

KOOD memiliki visi menjadi tempat makan khusus plant based yang enak, sehat, dan murah. Dan, misinya untuk menghadirkan solusi bagi orang-orang yang ingin mengubah pola konsumsi dari yang hanya sekadar enak dan praktis.

Jangan sampai kesadaran untuk makan makanan sehat baru muncul saat tubuh sakit. Padahal, jeli saat memilih makanan ketika tubuh dalam kondisi sehat, dapat membentuk sebuah kebiasaan yang berguna untuk membentengi diri dari penyakit berat seperti hipertensi, diabetes, kanker usus, radang usus, stroke, hingga gagal ginjal.

Ada pun makanan bebas minyak dan tanpa gula putih di KOOD yang bisa dijajal yaitu varian mi memiliki kandungan protein dan serat tinggi baik yang baik bagi pencernaan dan pertumbuhan.

Camilan dari sorgum yang bebas minyak, tinggi protein, serat cocok bagi kita yang ingin ngemil, tapi berat badan tetap ideal. Cashews Mylk, Banana Chia dan Gelato yang bebas laktosa, tinggi protein dan tasty.

 

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tanpa Minyak, Nasi, dan Gula

Berikut ini tiga penjelasan yang mendasari KOOD memproduksi makanan bebas minyak, tanpa nasi, tanpa gula pasir:

Bebas Minyak

Sajian makanan digoreng amat menggiurkan, namun konsumsinya harus dibatasi. Makanan mengandung minyak dalam jumlah berlebih akan berdampak pada kondisi lemak dalam tubuh. Inilah pemicu tekanan darah tinggi, kolesterol, masalah pernafasan hingga merusak fungsi otak.

Tanpa Nasi

Betul, nasi merupakan makanan pokok sebagai sumber karbohidrat. Pengendalian porsi yang dikonsumsi adalah keputusan bijak. Karena kelebihan karbohidrat akan mudah menyebabkan kenaikan berat badan. Dalam kondisi kritis, nasi bisa meningkatkan kadar gula dan memicu gejala diabetes.

Tanpa Gula Putih

Mengonsumsi fruktosa secara berlebihan dapat mengacaukan metobolisme tubuh yaitu dapat mematikan sistem pengendali nafsu makan. Inilah penyebab meningkatnya produksi ghrelin, mengurangi sensitivitas tubuh pada hormon insulin, akibatnya kita akan selalu merasa lapar meski sudah makan banyak.

KOOD menjalin kerjasama mutualisme dengan petani lokal Indonesia dari Karangasem, Buleleng, Jawa, Sulawesi hingga Flores untuk mendapatkan buah-buahan, sayur, kacang-kacangan dan rempah yang segar dan bermutu tinggi.

Itulah yang membuat panganan hasil racikan KOOD selalu dalam kondisi baik karena ditunjang dengan bahan baku yang baik. Sayur dan buah yang segar tidak memerlukan banyak proses dan perasa tambahan, karena rasa alaminya sudah baik.

Di sisi lain masyarakat masih mengira kalau tubuh akan lemas bila tidak mengonsumsi protein hewani seperti daging, dan turunannya telur, susu dan keju. “Have you ever seen an ox eating meat?” kutipan World Strong Man, Patrik Baboumian dalam film The Game Changers.

Analogi sapi cukup bisa menjawab mitos lemas tanpa daging. Hewan mamalia itu tak perlu makan daging untuk membuat tubuhnya kekar, kuat dan produktif.

Mengubah pola hidup tentu memerlukan waktu, usaha, dan konsistensi. Memulai dari sekarang, cermat memilih jenis makanan, konsultasi ahli gizi jika diperlukan dan beralih ke plant based food bisa jadi solusinya.

3 dari 3 halaman

Infografis Titik Lengah Makan Bersama

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.