Sukses

Masker di Zaman Dulu: Ada Paruhnya, Diisi Rempah Penghalau Penyakit

Penggunaan masker untuk kepentingan menjaga diri dari penyakit sesungguhnya sudah digunakan semenjak beberapa abad yang lalu

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan masker saat ini sudah menjadi hal yang umum di masyarakat. Apalagi di tengah pandemi COVID-19, orang-orang diimbau untuk menggunakannya demi mencegah penularan penyakit.

Namun, masker sendiri sesungguhnya sudah digunakan untuk mencegah penyakit sejak beberapa abad yang lalu. Tentunya, jenis dan bentuknya berbeda dari yang banyak digunakan saat ini.

Sejarawan Bonnie Triyana mengatakan, masker untuk penggunaan di bidang kesehatan tertua yang bisa dilacak berdasarkan sumber-sumber sejarah berasal dari Eropa di abad ke 17.

"Bentuknya seperti burung, jadi beak mask. Ada paruhnya. Ini dari abad ketujuh belas ini paling tidak masker tertua yang paling bisa kita lacak," kata Bonnie dalam siaran dialog dari Graha BNPB, Jakarta pada Jumat (28/4/2020).

"Masker ini digunakan karena memang waktu itu ada wabah, menghindari penyebaran penyakit dari udara dan di dalam paruhnya itu diisi sama herbs jadi seperti rempah-rempah yang diperkirakan bisa menghalau penyebaran penyakit," ujarnya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dibuat dari Bahan Seadanya

Bonnie mengungkapkan, wilayah Eropa di zaman dahulu kala memang kerap dilanda wabah seperti kolera hingga flu. "Itu kan menghancurkan. Jadi tingkat kehancurannya cukup tinggi sehingga banyak orang meninggal pada saat itu," ujarnya.

Di masa pandemi Flu Spanyol, masker berbentuk paruh burung sudah tidak lagi digunakan.

"Tahun 1918 sebetulnya penggunaan masker sudah umum di kalangan tenaga medis. Di Amerika misalnya, ketika wabah menyebar, di Amerika utara itu mulai ada kewajiban untuk menggunakan masker dan penduduk Amerika menggunakan itu juga untuk mencegah penyebarannya."

"Masker itu pembuatannya juga seadanya misalnya dari rajutan kaus kaki, dari perban, atau dari kain kasa," kata Bonnie. Selain itu, ada juga inisiatif lain yang membuat dari kain wol tipis.

Untuk di Indonesia sendiri, Bonnie mengatakan dirinya belum menemukan bagaimana sejarah masker mulai digunakan untuk melindungi diri dari wabah penyakit yang menyerang sistem pernapasan.

"Tapi kalau cara-cara untuk mencegah, atau kalau dalam bahasa sekarang lockdown atau PSBB, dulu sudah ada tindakan demikian. Misalkan satu desa kalau ada yang kena wabah, tidak boleh kemana-mana harus tinggal di rumah, itu sudah ada."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.