Sukses

Beda Outbreak, Epidemi, dan Pandemi dalam Kasus COVID-19

Mungkin sebagian besar dari Anda masih bingung membedakan epidemi dan pandemi, yang mengubah status wabah COVID-19 yang awalnya epidemi dan menjadi pandemi.

Liputan6.com, Jakarta Mungkin sebagian besar dari Anda masih bingung membedakan epidemi dan pandemi, yang mengubah status wabah virus corona (COVID-19) yang awalnya epidemi dan menjadi pandemi.

Mengutip berbagai sumber, epidemi merupakan istilah untuk menggambarkan setiap masalah yang tumbuh di luar kendali. Epidemi didefinisikan sebagai "wabah penyakit yang terjadi di wilayah geografis yang luas dan memengaruhi sebagian besar populasi."

Jadi bisa dikatakan, epidemi adalah suatu peristiwa dimana penyakit menyebar secara aktif.

Sebaliknya, istilah pandemi berhubungan dengan penyebaran geografis dan digunakan untuk menggambarkan penyakit yang menyerang seluruh negara atau seluruh dunia, dilansir dari Verywellhealth.

Mengapa perbedaan penggunaan istilah ini penting? Terutama dari sudut pandang epidemiologi yang bertugas menentukan prevalensi penyakit (proporsi orang yang terpengaruh dalam suatu populasi) dan angka kejadian (kejadian penyakit selama periode waktu tertentu, istilah ini akan mengarahkan respons masyarakat untuk mengendalikan dan mencegah penyakit dengan lebih baik.

Meskipun penggunaannya bisa menimbulkan kebingungan, terutama ketika digunakan untuk mendefinisikan masalah kesehatan, bisa saja tidak secara akurat menggambarkan skala atau perkembangan suatu penyakit. Misalnya dalam beberapa kasus, istilah epidemi kurang cocok untuk beberapa negara dalam menggambarkan skala masalah, sehingga lebih baik menggunakan istilah pandemi.

Berdasarkan prevalensi, angka kejadian dan alur peneybaran penyakit yang diketahui maupun tidak diketahui, ada beberapa istilah yang digunakan epidemiolog untuk mendefinisikan suatu kasus.

- Sporadis: untuk mendefiniskan penyakit yang muncul tidak teratur atau jarang. Patogen dari makanan, seperti Salmonella atau E.coli, sering menyebabkan wabah penyakit sporadis.

- Cluster: untuk menjelaskan penyakit yang muncul dalam jumlah besar meskipun jumlah sebenarnya atau penyebabnya masih belum pasti. Contohnya yaitu cluster kasus kanker sering dilaporkan setelah bencana penanaman bahan kimia atau nuklir.

- Endemis: untuk menunjukkan kehadiran atau prevalensi konstan suatu penyakit dalam skala populasi geografis.

- Hiperendemis: untuk menggambarkan tingkat penyakit yang jauh tinggi dibandingkan dengan populasi lain. Misalnya, HIV adalah hiperendemis di beberapa daerah di Afrika, sedangkan seperlima orang dewasa menderita penyakit tersebut, dan endemis di Amerika yang menginfeksi 1 dari 300 orang.

- Epidemi: untuk kenaikan tiba-tiba angka kejadian kasus penyakit lebih dari biasanya.

- Outbreak: memiliki definisi yang sama dengan epidemis, tapi jarang digunakan untuk membatasi geografis.

- Pandemi: untuk epidemi yang telah menyebar di seluruh negara atau benua, biasanya berdampak pada sejumlah besar orang.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fase penyakit pandemi

Adapun fase atau tahapan hingga suatu penyakit bisa dinyatakan pandemi yaitu ada 6 fase, menurut WHO:

Fase 1: masa saat tidak ada virus dari hewan yang dilaporkan menginfeksi manusia.

Fase 2: tingkat pertama ancaman virus dari hewan dikonfirmasi bisa menular ke manusia.

Fase 3: saat terjadinya kasus sporadis atau kluster kecil suatu penyakit terkonfirmasi, namun transmisi virus dari manusia ke manusia masih belum muncul atau tidak akan menimbulkan wabah.

Fase 4: saat transmisi virus dari manusia ke manusia atau antara hewan-manusia menyebabkan outbreak atau wabah yang meluas.

Fase 5: saat transmisi virus dari manusia ke manusia sedikitnya menyebar ke 2 negara.

Fase 6: saatnya pandemi dideklarasikan karena wabah meluas yang sedikitnya menyisakan satu negara.

Waktu terjadinya setiap fase berbeda-beda, bisa berbulan-bulan bahkan berpuluh tahun. Dan tidak semua kasus akan mencapai fase 6, karena beberapa bahkan melemah atau berkurang sebelum mencapai fase 6.

Sejarah Pandemi

Selain HIV yang telah membunuh lebih dari 39 juta orang sejak 1982, ada kasus pandemi lain yang cukup menghancurkan sepanjang sejarah pandemi:

- Plague of Justinian (wabah pes) tahun 541 Masehi yang memusnahkan 25-50 juta orang dalam setahun.

- Black plague (wabah hitam) tahun 1347-1351 yang menewaskan lebih dari 75 juta orang di Eropa, Timur Tengah, China, dan India.

- Flu Spanyol tahun 1918 membunuh lebih dari 50 juta orang dalam setahun, termasuk 675.000 warga Amerika.

- Cacar pada abad ke-20 yang merenggut nyawa 300-500 juta jiwa yang pada tahun 1798 ditemukan bahwa cacar memberikan perlindungan terhadap infeksi cacar. Pada tahun 1959, WHO mengkampanyekan pemberantasan cacar secara global. Pada tahun 1980, cacar menjadi satu-satunya penyakit yang berhasil diberantas.

- Tuberculosis (TB) masih berlanjut membunuh lebih dari 1,5 juta orang setiap tahun. Terlepas dari ketersediaan pengobatan yang efektif, resistensi obat malah menghambat upaya menghentikan perkembangan pandemi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.