Sukses

Dua Jenis Herbal Ini Diklaim Ampuh Obati Penyakit dari Kutu

Penyakit Lyme, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi (B. burgdorferi) yang terdapat pada kutu ternyata bisa diobati dengan berbagai herbal.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit Lyme, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi (B. burgdorferi) yang terdapat pada kutu ternyata bisa diobati dengan berbagai herbal.

Sejauh ini, para ahli medis meresepkan salah satu dari 3 antibiotik untuk mengobati penyakit lyme, yaitu doksisiklin, sefuroksim, dan amoksilin. 

Sayangnya, terkadang antibiotik tersebut tidak efektif meberantas semua jenis bakteri. Karena itu para peneliti mencari alternatif lain, dimulai dari pengobatan dari tumbuh-tumbuhan.

Penyakit yang menyebar ke manusia melalui gigitan kutu ini membawa bakteri dan mempengaruhi sekitar 300.000 warga Amerika Serikat setiap tahunnya. Untuk itu, peneliti mengadu efektivitas Quinine dan Knotweed pada bakteri B.burgdorferi.

Seperti dikutip Medical News Today, pada tahun 2018, para penenliti menemukan minyak dari 10 tanaman yang bisa melawan B. burgdorferi. Dan baru-baru ini, peneliti dari John Hopkins Bloomberg School of Public Health in Baltimore, MD dan dari California Center for Functional Medicine and Focus Health in Berkeley menemukan tumbuhan khusus, yaitu quinine dan knotweed yang akan menjadi terapi penyakit Lyme yang lebih efektif daripada minyak sebelumnya.

“Ribuan pasien Lyme saat ini, terutama mereka yang memiliki gejala stadium lanjut yang belum diobati secara efektif, sangat membutuhkan pilihan pengobatan yang efektif dan mudah diakses,” catatan rekan penulis studi Dr. Sunjya Schweig.

Setelah usaha peneliti dalam menganalisis potensi 14 ekstrak tanaman berbeda dalam membunuh B.burgdorferi, akhirnya mereka menyimpulkan quinine atau kina Ghana dan knotweed Jepang lebih efektif membunuh B.burgdorferi dibandingkan obat doksisiklin dan cefuroxime yang sebelumnya merupakan obat utama penyakit Lyme.

Kina Ghana mengandung bahan aktif alkaloid yang disebut cryptolepine, yang orang dulu menggunakannya sebagai obat malaria, hepatitis, septikemia, dan TBC.

Sedangkan tanaman knotweed Jepang mengandung antioksidan yang disebut resveratrol. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa resveratrol mungkin memiliki sifat antikanker, dan dapat melindungi kesehatan jantung dan otak.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sembuh dalam seminggu

Prof. Ying Zhang, rekan penulis mengatakan, "Studi ini membuktikan bahwa beberapa obat herbal memang efektif melawan penyakit Lyme yang bahkan tidak bisa diobati oleh antibiotik saat ini."

Dalam studi ini, peneliti mengamati ekstrak kina Ghana dan knotweed Jepang berhasil mencegah bakteri berkembang biak, bahkan dalam kondisi konsentrasi rendah (0,03-0,5%). Peneliti juga menemukan terapi dalam seminggu, bakteri musnah total.

Jacob Leone, Ph.D, mengatakan "kini dokter banyak beralih ke pengobatan herbal, atau menjadikannya pengobatan tambahan. Kami berharap temuan ini akan membantu menunjukkan pemahaman lebih tentang terapi ini. Terapi studi praklinis dan uji klinis lebih lanjut masih diperlukan untuk membangun bukti pengobatan yang efektif bagi pasien penyakit Lyme."

Leone juga mengakui potensi konflik kepentingan, karena ia sendiri adalah pemiliki dua praktik medis naturopatik, FOCUS Health Group dan Door One Concierge,yang menawarkan perawatan pasien penyakit yang ditularkan oleh kutu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.