Sukses

Timbulkan Rasa Nyeri, GERD Lebih Parah dari Sakit Mag

Serupa timbulkan nyeri, GERD bahkan lebih parah ketimbang sakit mag.

Liputan6.com, Jakarta Sakit mag dan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) sama-sama menimbulkan rasa nyeri. Walaupun begitu kedua penyakit lambung tersebut berbeda.

GERD pun lebih parah dari sakit mag. Hal tersebut disampaikan dokter spesialis penyakit dalam Ari Fahrial Syam. Mag atau gastritis berasal dari kata gaster, yang artinya lambung dan itis yang berarti peradangan. 

Gastritis merupakan peradangan yang terbatas pada lapisan mukosa dan submukosa dinding lambung. Peradangan pada lambung diakibatkan sistem perlindungan mukosa lambung yang tidak mampu lagi melindungi lambung. 

Ini terjadi karena paparan yang terus-menerus oleh berbagai zat yang merugikan. Gejala sakit mag di antaranya nyeri, mual, muntah, dan kembung.

"Sakit mag memang menimbulkan nyeri di daerah lambung. Kalau GERD terjadi apabila asam lambung naik ke atas (kerongkongan). Pada saat asam lambung balik ke atas inilah pasien mengalami GERD," papar Ari melalui kiriman video kepada Health Liputan6.com, ditulis Kamis (20/2/2020).

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lebih Parah dari Sakit Mag

Pada saat kondisi GERD, biasanya pasien mengalami rasa panas terbakar. Kondisi itu disebabkan asam lambung naik ke atas. Dada juga seakan terbakar. Pada beberapa pasien GERD, gejala mulut pahit dapat dialami. 

"Kalau berlanjut terus, bisa saja giginya sampai ngilu-ngilu gitu. Telinga dan tenggorokan juga nyeri. Bahkan suara juga serak dan jadi batuk-batuk," Ari menerangkan.

GERD bisa dibilang termasuk penyakit yang lebih parah dibanding sakit mag. Kalau kita makan, klep pada lambung langsung tertutup. Pada orang-orang tertentu justru makanan malah balik lagi ke atas (klep tidak menutup).

3 dari 3 halaman

Obat-obatan untuk GERD

Untuk menangani GERD, obat yang diberikan, terutama obat-obat yang memproduksi asam lambung. Obat ini dikenal sebagai anti sekresi asam lambung.

Obat-obat kelompok ini terdiri dari dua kelompok obat, yaitu penghambat reseptor H2 (antagonis H2 reseptor).

"Jenisnya ranitidin, famotidin, nizatidin atau simetidin. Kelompok kedua yang termasuk obat anti asam yang kuat, yaitu penghambat pompa proton, seperti omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, esomeprazol atau pantoprazol," ujar Ari, yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Ada juga antasida obat penetral asam yang banyak dijual bebas digunakan untuk mengurangi gejala akibat GERD tersebut. Penyakit GERD adalah penyakit kronis karena asam lambung yang bisa menyebabkan berbagai komplikasi. 

"Pasien GERD bisa sembuh dengan menghindari faktor pencetus dan mengonsumsi obat-obatan sampai tuntas sesuai petunjuk dokter. Terapkan pola makan sehat dan seimbang, hindari makan terlalu asam dan pedas, serta hindari minum kopi, alkohol atau minuman bersoda yang akan memperburuk timbulnya GERD," saran Ari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.