Sukses

Gaya Hidup Picu Usia Muda Derita HNP atau Saraf Terjepit

Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab nyeri punggung bagian bawah, diantaranya ketegangan otot, osteoporosis, tumor, infeksi dan Herniasi Nukleus Pulposus (HNP).

Liputan6.com, Bandung - Nyeri punggung bagian bawah merupakan masalah kesehatan yang mengganggu aktivitas. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebabnya, diantaranya ketegangan otot, osteoporosis, tumor, infeksi dan Herniasi Nukleus Pulposus (HNP) atau saraf terjepit. Salah satu yang banyak dialami masyarakat saat ini adalah HNP.

Menurut dokter spesialis ortopedi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Ahmad Ramdan, nyeri pinggang merupakan keluhan yang sering didapatkan pada pasien yang berobat ke RSHS yang disebabkan oleh HNP. Jumlah penderita HNP semakin meningkat seiring dengan adanya pergeseran pola penyakit.

"Jika dulu sebagian besar penyakit yang dialami oleh masyarakat Indonesia adalah penyakit infeksi, sekarang sudah bergeser ke penyakit degeneratif. Dulu HNP banyak diderita oleh orang tua, namun saat ini banyak anak muda (usia produktif) yang sudah terdiagnosis HNP. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup dan pola kerja tidak baik," kata Ahmad dalam keterangan resminya ditulis, Bandung, Selasa, 11 Februari 2020.

Pada usia lanjut sebut Ahmad, HNP atau dikenal dengan sebutan saraf terjepit disebabkan oleh penuaan. Seiring bertambahnya usia, bantalan sendi akan kehilangan kadar air.

Kondisi ini mengakibatkan bantalan sendi menjadi rapuh, pecah-pecah, bergeser dan tidak fleksibel. Pada usia muda, HNP diakibatkan oleh pola kerja yang tidak tepat diantaranya duduk terlalu lama, berdiri terlalu lama, naik turun tangga terlalu sering, tubuh mengalami getaran kuat terlalu lama (seperti operator mesin, driver, dan lain lain) atau bisa jadi karena jatuh dalam posisi duduk.

HNP merupakan penonjolan atau pergeseran bantalan tulang belakang yang menekan saraf tulang belakang. Gejala yang sering dirasakan oleh penderita HNP adalah sakit di punggung bagian bawah atau pada bahu yang menjalar ke bagian lengan, kesemutan, lemah atau kaku otot pada salah satu tangan, dan rasa panas seperti terbakar.

"Jika dibiarkan, akan mengakibatkan gangguan sistem gerak bahkan kelumpuhan. Jika merasakan gejala tersebut sebaiknya di periksakan ke dokter, jangan dulu dipijat oleh orang yang tidak ahli dibidangnya, karena pijatan yang salah dapat memperburuk keadaan," jelas Ahmad.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Cegah Saraf Terjepit

HNP dapat terdiagnosis dengan pemeriksaan CT Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Proses pengobatannya bertahap, dimulai dengan pencegahan, selanjutnya pemberian obat-obatan.

Jika obat-obatan tidak berpengaruh, ditambah dengan melakukan fisioterapi, intervensi nyeri dan terakhir operasi. Beberapa hal yang mendasari tindakan operasi adalah jika semua modalitas terapi tidak terasa dampaknya atau gejala-gejalanya tambah berat, jika dalam waktu 3-6 bulan pengobatan yang efektif tidak ada perbaikan atau jika sudah ada gangguan saraf berat.

"Mencegah HNP dapat dilakukan dengan membiasakan perilaku hidup sehat, lakukan pola kerja yang baik, istirahat yang cukup, kurangi berat badan yang berlebih. Untuk yang bekerja duduk di depan komputer atau berdiri terus menerus selama berjam-jam, lakukan peregangan setiap 3 jam," ungkap Ahmad.

Hal ini telah disosialisasikan oleh Kementerian Kesehatan RI. Peregangan di antara waktu bekerja merupakan pembiasaan aktivitas fisik di tempat kerja untuk melancarkan sirkulasi darah.

Manfaatnya dapat membantu mengendurkan ketegangan syaraf dan melatih otot agar lebih kuat sehingga tidak mudah lelah saat bekerja serta menurunkan risiko cedera tulang punggung. (Arie Nugraha)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini