Sukses

Saran Ahli Gizi untuk Menurunkan Risiko Terkena Kanker

Makan secukupnya dengan gizi seimbang jadi hal yang perlu dilakukan untuk menurunkan risiko terkena kanker.

Liputan6.com, Bandung Proses terjadinya penyakit kanker membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 15 - 25 tahun dengan ditandai munculnya berbagai macam gejala. Salah satu cara menekannya adalah dengan menjalankan pola makan yang baik

"Mekanisme kejadian kanker terdiri dari inisiasi, promosi, progresi dan metastasis. Adapun faktor-faktor risiko kanker yaitu keturunan atau genetik, pola makan, pengaruh lingkungan seperti polusi, paparan asap rokok, dan lainnya serta gaya hidup," kata ahli gizi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Asep Ahmad Munawar dalam keterangan resminya ditulis Health-Liputan6.

Soal pola makan yang baik, Asep mencontohkan mengenai untuk makan secukupnya. Mengikuti sunah Rasul yaitu tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Lalu, asupan gizi ke dalam tubuh harus sesuai dengan kebutuhan tubuh kita.

Tak hanya itu ungkap Asep, penerapan menu seimbang juga sangatlah penting. Pastikan asupan makan kita seimbang dengan kebutuhan.

"Untuk mengetahui berapa besar kebutuhan konsumsi makanan sehari-hari yang sesuai kebutuhan kita, bila perlu konsultasikanlah pada ahli gizi. Bisa jadi apa yang kita konsumsi itu sudah melebihi takarannya atau kebutuhannya," jelas Asep.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perbanyak Konsumsi Makanan Kaya Antioksidan

Untuk mencegah kanker, lanjut Asep, konsumsilah sumber makanan yang banyak mengandung antioksidan. Antioksidan yang terdapat dalam sayur-sayuran dan buah-buahan adalah zat yang dapat mencegah proses oksidasi pemicu terjadinya pertumbuhan sel yang tidak normal.

Sayuran yang banyak mengandung antioksidan diantaranya brokoli, kol, tomat, wortel, lobak, kacang panjang dan sawi hijau. Sedangkan dalam buah-buahan diantaranya avokad, anggur, jeruk, pepaya, pir dan melon.

"Sumber antioksidan lain selain sayur dan buah adalah hasil olahan kedelai seperti tempe dan tahu. Yang tak kalah penting adalah konsumsi ikan seperti tuna, salmon, dan ikan sejenis," terang Asep.

Perhatikan juga kita memastikan sayur –sayuran yang kita konsumsi itu bebas dari pestisida atau bahan-bahan kimiawi lainnya. Tak hanya itu, hindarilah pemanasan makanan diatas 200 derajat Celsius. Cara pemasakan pun sebaiknya dikukus atau direbus

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.