Sukses

Stigma Buruk Halangi Orang dengan Demensia Cari Pengobatan

Stigma buruk bisa menghalangi orang dengan demensia mencari pengobatan medis.

Liputan6.com, Jakarta Stigma buruk seputar demensia dapat menghalangi orang dengan demensia untuk segera mencari pengobatan. Kebutuhan informasi, saran, dan dukungan, cara merawat dan menghadapi orang dengan demensia pun menjadi terkendala.

Padahal, mencari pengobatan dan perawatan terbaik dapat meningkatkan kualitas hidup. Temuan tersebut berasal dari laporan Alzheimer's Disease International (ADI) berjudul Attitudes to Dementia. 

Beberapa stigma seperti orang dengan demensia tidak didengarkan oleh petugas kesehatan dan tidak akan pernah membaik ingatannya, bahkan dengan bantuan medis. Ada juga pikiran tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah demensia.

"Stigma adalah penghalang terbesar yang membatasi orang di seluruh dunia terhadap peningkatan kualitas hidup Orang dengan Demensia," ujar CEO Alzheimer’s Disease International Paola Barbarino, sebagaimana keterangan tertulis kepada Health Liputan6.com, ditulis Rabu (25/5/2019).

Kehadiran stigma soal demensia tersebut menjadi hambatan utama bagi orang yang ingin mengakses bantuan, saran dan dukungan. Stigma serupa juga berhubungan dengan masalah kesehatan mental, misalnya, kurangnya perawatan medis yang tersedia.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konsekuensi dari Stigma

Konsekuensi dari stigma buruk terhadap orang dengan demensia terbagi atas tiga hal. Pertama, di tingkat individu, stigma dapat merusak tujuan hidup dan mengurangi partisipasi dalam kegiatan kehidupan yang bermakna. 

Tingkat kesejahteraan menjadi lebih rendah dan kehidupan tidak berkualitas. 

"Kedua, di tingkat masyarakat, stigma struktural dan diskriminasi dapat memengaruhi pendanaan yang dialokasikan untuk perawatan dan dukungan. Saat ini terdapat sangat sedikit informasi tentang bagaimana stigma berhubungan erat dengan Orang Dengan Demensia dan bagaimana hal ini dapat bervariasi di seluruh dunia," lanjut Paola.

Ketiga, di tingkat global, adanya survei dan laporan demensia memberi pemahaman, berbicara soal demensia dapat membantu mengatasi stigma, menormalkan situasi, dan memotivasi orang untuk mencari tahu lebih banyak, bantuan, saran, dan dukungan. 

Dukungan penuh dan pertolongan medis dari orang-orang terdekat, terutama keluarga pendamping membuat orang dengan demensia merasa tenteram.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.