Sukses

Hari Hepatitis Sedunia: Sudah Ada Obat untuk Hepatitis C

Teknologi di bidang dunia medis semakin berkembang, termasuk kehadiran obat untuk pasien hepatitis C yang menjanjikan kesembuhan hingga 97 persen.

Liputan6.com, Jakarta Hepatitis C merupakan penyakit menyerang hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus ini dapat menyebabkan hepatitis akut dan kronis bila tingkat keparahannya semakin tinggi.

Cara penularan hepatitis C melalui darah dan hubungan seks yang tidak sehat. Biasanya penyakit ini rentan terjadi pada penyuka sesama jenis dan pengguna obat-obatan terlarang.

"Hepatitis C tidak menyebar rata di seluruh penduduk, karena ada spot-spot yang tinggi seperti pada homoseksual, kemudian pada penguna drugs," kata Sekjen Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia Andri Sanityoso Sulaiman saat konferensi pers Hari Hepatitis Sedunia 2019 yang jatuh setiap 28 Juli 2019 di Gedung Kemenkes Jakarta beberapa waktu lalu.  

Masa inkubasi hepatitis C (HCV) berlangsung selama kurun waktu 50 hari, sejak virus masuk kedalam tubuh melalui darah. Oleh sebab itu, Direkrur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementrian Kesehatan Wiendra Waworuntu mengimbau kepada masyarakat yang aktif secara seksual untuk menggunakan kondom saat berhubungan. 

"Hubungan seks yang tidak aman. Artinya begini, kalau orang yang terinfeksi hepatitis B dan atau C maka pasangannya harus menggunakan alat pelindung. Tentu kalau seks. Memang kalau seks yang amannya pakai kondom, kalau dia tau statusnya dia terinfeksi hepatitis," kata Wiendra.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sudah Ada Obat untuk Hepatitis C

Sudah ada obat untuk menyembuhkan penyakit hepatitis C bernama Direct Acting Antivirus (DAA). Obat ini menjanjikan tingkat kesembuhan hingga 97 persen.

DAA sendiri diciptakan untuk menggantikan posisi obat terdahulu, Pegylated interferon. Obat pertama hanya menjanjikan kesembuhan sekitar 50-60 persen pada penderita hepatitis C. Belum lagi obat itu memiliki efek samping yang sangat berat sehingga ditinggalkan. Belum lagi biaya paket pengobatan, Pegylated interferon mencapai 120 hingga 150 juta.

Sementara itu DAA cenderung lebih murah. Waktu pengobatan juga tergolong singkat 12 hingga 24 minggu. Efek samping yang ditimbulkan juga ringan. Obat DAA kini sudah tersebar di 15 provinsi, 37 rumah sakit di Indonesia.

 

Penulis : Eflien Anggelien

 

3 dari 3 halaman

Saksikan juga video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini