Sukses

Theresa Serber Malkiel, Wanita Terlupakan di Balik Hari Perempuan Internasional

Hari Perempuan Internasional yang kini dirayakan tak lepas dari Theresa Serber Malkiel.

Liputan6.com, Jakarta - Hari Perempuan Internasional sesungguhnya tak bisa dilepaskan dari sosok Theresa Serber Malkiel. Meski tak terkait langsung dengan peringatan setiap 8 Maret ini, dialah orang pertama yang menyarankan adanya peringatan Hari Perempuan pertama kali di dunia. 

Malkiel adalah sosok penting kehadiran Hari Perempuan Nasional di Amerika Serikat. Pada, 1909, Hari Perempuan Nasional negera itu pertama kali diselenggarakan Partai Sosialis.

Lalu, konsep tentang Hari Perempuan diikuti negara-negara lain di seluruh Eropa. Disusul pada 1910, sebuah Konferensi Internasional Perempuan Bekerja diadakan di Kopenhagen, Denmark. Dalam konferensi itu, Clara Zetkin dari Partai Sosial Demokratis Jerman mengajukan gagasan adanya Hari Perempuan Internasional. 

Berdasarkan kesepakatan di Kopenhagen, beberapa negara pada 1911 memeringati Hari Perempuan Sedunia yakni di Austria, Denmark, Jermak, dan Swiss seperti dikutip laman internationalwomensday.com.

Lalu, siapakah Malkiel?

Malkiel memiliki beberapa kontribusi menggerakkan kaum perempuan di Amerika. Fokus utama Malkiel adalah memobilisasi perempuan pekerja imigran untuk menuntut hak-hak dasar dan kesetaraan.

Malkiel lahir pada 1 Mei 1874 di sebuah kota kecil bernama Bar, di bagian Polandia dan dibesarkan dalam keluarga Yahudi ini kemudian mendarat di New York pada tahun 1891. Ia mendapatkan pekerjaan di salah satu pabrik pakaian di sana, dilansir dari The Indian Express, Jumat, 8 Maret 2019.

Ia mulai bekerja sebagai pembuat jubah di industri garmen yang sangat buruk aturannya. Selama bekerja, ia rupanya membentuk Women’s Infant Cloak Makers’ Union, organisasi pertama yang fokus pada kebutuhan perempuan pekerja.

Penelitian tentang Malkiel yang diterbitkan From Sweatshop Worker to Labor Leader: Theresa Malkiel, a Case Study, sejarawan Sally M Miller mencatat, tahun 1890-an, Kota New York terdapat pertumbuhan dan perkembangan beberapa kelompok swadaya imigran Yahudi.

Malkiel menjadi salah satu wanita pertama di Amerika yang peduli terhadap nasib wanita pekerja imigran. Serikat pekerja yang didirikannya berjuang keras untuk menyuarakan hak-hak perempuan pekerja pabrik.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mobilisasi pekerja perempuan

Namun, Malkiel menyadari, solidaritas ekonomi tanpa mobilisasi politik tidak dapat memberikan hasil.

"Sosialisme menjadi jalan menuju kemerdekaan, menuju persemakmuran bersama pekerja, yang akan membangun kesetaraan bagi semua," tulis Miller.

Berkat menyuarakan hak pekerja wanita, Malkiel menjadi wanita pertama yang naik dari jajaran pekerja pabrik ke dalam kepemimpinan Partai Sosialis. Pada 1896, ia diangkat menjadi delegasi konvensi Socialist Trades and Labour Alliance.

Pada saat it, ia menjadi bagian dari Partai Buruh Sosialis. Beberapa tahun kemudian, ia bergabung dengan Partai Sosialis Amerika. Partai Sosialis pun tidak melarang perempuan untuk menjadi anggotanya. Pihak Partai Sosialis bahkan menyatakan komitmen memastikan kesetaraan bagi laki-laki dan perempuan.

Pada tahun 1907, Malkiel memulai gerakan perempuan sosialis secara terpisah. Ia juga menunjukkan, perlunya organisasi nasional sosialis perempuan yang terpisah.

"Perempuan sudah bosan dengan posisi mereka sebagai pembuat kue dan pengumpul uang," kata Malkiel.

Melihat hal itu, Partai Sosialis membentuk departemen perempuan dan Komite Nasional Perempuan sebagai badan eksekutifnya. Malkiel terpilih menjadi anggota komite sekaligus aktivis wanita imigran terkemuka.

3 dari 3 halaman

Hak pilih untuk wanita

Selama aktif di Partai Sosialis, Malkiel menghadiri beberapa konvensi sebagai perwakilan delegasi, berkampanye lantang untuk hak-hak perempuan imigran, dan membantu memobilisasi pemogokan pekerja imigran.

Pada 1909, ia secara aktif mendukung pemogokan Shirtwaist di New York. Partai Sosialis mendukung para pemogok dengan dana dan publisitas dari November 1909 hingga Februari 1910. Dalam 'Diary of Striker Shirtwaist', Malkiel menggambarkan, pemogokan tersebut termasuk bentuk solidaritas dengan pekerja imigran dalam perjuangan meraih hak asasi manusia.

Masalah lain yang menjadi fokus Markeil adalah hak perempuan untuk memilih. Ia berkampanye untuk pemungutan suara di Negara Bagian New York dan di lokasi lain.

Pada 1914, ia memimpin kampanye pemilihan Sosialis di New York. Dua tahun kemudian, ia menjadi satu dari tiga wanita yang dikirim oleh Komite Eksekutif Nasional untuk kampanye pemilihan di lintas negara.

Malkiel berpendapat, hak pilih adalah masalah keadilan. Pada1912, ia pernah mengajukan argumen, hak pilih perempuan akan diberikan dalam beberapa tahun ke depan.

Jika partai (Partai Sosialis) tersebut tidak mendukung gerakan, maka akan digulingkan dalam pemungutan suara oleh wanita yang diberi hak pilih.

Malkiel meninggal pada 17 November 1949. Pada saat itu, perannya sebagai reformis sosialis radikal atas isu-isu perempuan sebagian besar telah dilupakan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.