Sukses

Wanita yang Punya Pasangan Lebih Jarang Kena Flu

Sebuah studi menemukan bahwa perempuan yang berada dalam hubungan romantis lebih terhindar dari virus flu.

Liputan6.com, Jakarta Ungkapan cinta mampu menyembuhkan segalanya tampaknya benar adanya. Terbukti dalam sebuah penelitian yang mengklaim bahwa hal itu bisa melawan penyakit seperti influenza atau flu.

Dalam sebuah studi terbaru, ilmuwan menemukan bahwa perempuan yang berada dalam sebuah hubungan romantis cenderung memiliki gen antivirus. Kondisi itu memungkinkan tubuh mereka mendapatkan pertolongan ketika harus melawan infeksi virus flu.

Para peneliti di Tulane University, Amerika Serikat mempelajari 47 wanita dalam studi ini. Setengah diantaranya masih lajang, sementara sisanya berada dalam sebuah hubungan baru yang kurang dari satu bulan.

Mereka diminta untuk mengisi kuesioner mingguan. Selain itu, para ilmuwan juga mengambil sampel darah mereka. Melansir New York Post pada Kamis (21/2/2019), terlihat bahwa perempuan yang sudah berpasangan memiliki tingkat gen imunitas lebih tinggi ketimbang mereka yang masih lajang.

"Ini bisa mencerminkan semacam tanggapan proaktif untuk mengantisipasi kontak intim di masa depan, mengingat bahwa sebagian besar virus menyebar melalui kontak fisik yang dekat," kata profesor yang juga rekan penulis Damian Murray.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hubungan sosial penting bagi manusia

Namun, peningkatan aktivitas gen antivirus ini juga konsisten dengan persiapan biologis tubuh untuk kehamilan. Sehingga, dari sampel dua status perempuan ini, kedua interpretasi tetap memungkinkan.

Sayangnya, temuan itu hanya untuk wanita saja. Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah pria mendapatkan manfaat kesehatan yang sama dari hubungan romantis.

Berada dalam sebuah hubungan memang diklaim bermanfaat bagi kesehatan. Dalam sebuah studi di 2017 menyebutkan bahwa mereka yang memiliki koneksi sosial buruk, memiliki risiko kematian dini 50 persen lebih tinggi dibandingkan yang lainnya.

Dengan meneliti 218 studi di AS tentang dampak kesehatan dari kesepian dan isolasi sosial, peneliti menemukan bahwa isolasi sosial meningkatkan risiko kematian lebih dari obesitas. Berat badan berlebih hanya meningkatkan sebesar 30 persen, sementara kesepian mencapai lebih dari setengahnya.

"Terhubung dengan orang lain secara sosial dianggap sebagai kebutuhkan manusia yang mendasar, penting bagi kesejahteraan dan kelangsungan hidup," kata penulis utama dan profesor psikologi di Brigham Young University, Dr. Julianne Holt-Lunstad.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.