Sukses

Pakai Narkoba Paling Mematikan, Wanita Ini Alami Komplikasi

Narkoba yang 10 kali lebih kuat daripada heroin ini membuat wanita ini alami luka terbuka yang mengerikan.

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita di Inggris mengalami luka mengerikan setelah dirinya mengonsumsi narkoba paling mematikan di dunia. Obat terlarang itu dijuluki dengan krokodil.

Melansir New York Post pada Kamis (7/2/2019), Emma Davies (41), menderita luka terbuka yang mengerikan setelah menggunakan zat tersebut. Narkotika ini dilaporkan sepuluh kali lebih kuat daripada heroin.

Secara kimia, obat itu dinamakan dengan desomorphin. Sejak pertama kali muncul di Rusia, narkoba ini dijuluki sebagai 'obat paling mematikan di dunia'.

Bahkan, para ahli menyatakan bahwa benda itu bisa menyebabkan daging membusuk hanya dengan satu suntikan kecil.

Para pengguna yang ketagihan dilaporkan biasa mencampurkan obat ini dengan pelarut seperti pengencer cat, yodium, asam klorida, serta fosfor merah dari korek api.

Mereka yang menyuntikkan obat ini akan terkena ulkus kulit, infeksi dan gangren, serta kulit menjadi abu-abu bersisik seperti sisik buaya. Efek samping terakhir tersebut yang membuat obat ini dijuluki dengan nama krokodil.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ditangkap karena pencurian

Davies sendiri dilaporkan dirawat di Gloucestershire Royal Hospital akibat obat terlarang itu. Dia juga tidak bisa hadir di pengadilan pada Agustus lalu karena infeksi darah yang buruk dan menyebabkan borok besar di lengannya.

Pada Senin, 4 Februari 2019, Davies hadir dan ke pengadilan dan mengakui sebuah pencurian. Dia dan rekannya, Marsha Woodwart, tertangkap basah karena mencuri barang senilai lebih dari 900 euro (sekitar 14 juta rupiah) di tiga toko.

Pengacaranya, Clare Buckley mengatakan bahwa kliennya telah berbagai mencoba pengobatan kelas A untuk mengatasi masalah kesehatan yang dia alami.

Diketahui, setelah bertahun-tahun menggunakan narkoba, Davies mengalami dua serangan jantung pada 2018 serta stroke, hepatitis C, dan trombosis vena dalam. Selain itu, paru-parunya juga terluka, limpanya membesar.

"Dia ingin bergerak maju dengan hidupnya. Dia menginginkan resep untuk rehabilitasi," kata Buckley.

"Dia sadar jika dia melanjutkan jalan itu, dia akan menemui ajal lebih cepat, yang akan sangat menyedihkan."

Narkotika paling mematikan itu sendiri berasal dari Rusia. Obat yang dikenal sebagai "obat kanibal" ini tersebar di Inggris, setelah menyebabkan berbagai kekacauan di Kolombia, Rusia, dan Ukraina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.