Sukses

Cegah Kematian Mendadak, Orang Sakit Jantung Jangan Ikut Lari Maraton

Orang dengan penyakit jantung lebih baik tidak mengikuti olahraga lari maraton. Akibatnya bisa fatal.

Liputan6.com, Jakarta Walaupun sudah menjadi tren saat ini, tidak semua orang bisa dengan bebas mengikuti ajang lomba lari maraton. Salah satunya adalah untuk mencegah masalah kesehatan hingga kematian mendadak yang bisa timbul karena itu.

"Tentu ada (orang-orang yang disarankan tidak mengikuti lari maraton), misalnya mereka yang pernah didiagnosis dokter punya keluhan sakit jantung," ujar dokter spesialis kedokteran olahraga Andi Kurniawan kepada Health Liputan6.com beberapa waktu lalu di Jakarta. Ditulis Kamis (29/11/2018).

Selain itu, mereka yang juga pernah disarankan oleh dokter untuk tidak mengikuti olahraga yang berat, sebaiknya tidak mengikuti lomba lari maraton.

"Artinya dokter mendiagnosis orang tersebut punya sakit jantung," kata Andi menambahkan. Ini dikarenakan, intensitas olahraga tersebut membutuhkan denyut jantung yang sangat kencang.

"Jadi mereka yang punya penyakit jantung tidak direkomendasikan untuk ikut atau bahkan sampai lari yang full maraton. Tapi masih boleh olahraga lari, dengan batasan tertentu, durasi tertentu, dengan latihan yang tertentu juga."

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab kematian mendadak

Andi menambahkan, dua penyebab yang banyak menimbulkan kematian mendadak saat lari maraton adalah kondisi jantung berhenti mendadak serta heatstroke atau serangan panas.

"Penyebab kematian mendadak pada maraton paling sering (ada) dua. Kalau tidak karena sakit jantung, pasti karena heatstroke," ujar Andi yang pernah terlibat sebagai dokter di Asian Games 2018 tersebut.

Sehingga, sebelum mengikuti lomba semacam ini, disarankan untuk mengetahui kondisi tubuh serta memeriksakannya ke dokter terlebih dahulu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.