Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Awas, Jangan Coba-Coba Meniup Vagina kalau Tidak Mau Kena Masalah Fatal

Benarkah meniup vagina bisa mengancam nyawa? Ternyata ada kondisi vital yang menyebabkan hal itu

Liputan6.com, Jakarta Banyak mitos seks yang beredar di luar sana. Salah satu yang kerap kita dengar adalah tentang meniup vagina bisa menyebabkan kematian. Namun, benarkah itu bisa terjadi?

Walaupun jarang terjadi, meniup vagina ternyata memang bisa mengancam jiwa. Dalam istilah medis, hal tersebut terjadi akibat air embolism atau emboli udara.

Mengutip Healthline pada Rabu (7/11/2018), air embolism atau emboli udara terjadi ketika satu atau lebih gelembung udara masuk ke pembuluh darah atau arteri dan menyumbatnya. Ketika gelembung udara masuk ke pembuluh darah, hal itu disebut emboli udara vena. Ketika gelembung udara memasuki arteri, ini disebut emboli udara arterial.

Gelembung udara ini bisa menuju ke otak, jantung, atau paru-paru. Akibatnya, Anda bisa terkena serangan jantung, stroke, atau gagal pernapasan.

Kasus emboli udara akibat meniup vagina memang jarang terjadi. Namun, hal tersebut bisa terjadi ketika ada robekan atau cedera di vagina atau rahim. Risikonya bahkan lebih tinggi pada wanita hamil, yang mungkin memiliki robekan di plasenta.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab lain emboli udara

Tidak hanya meniup vagina. Beberapa penyebab lain yang terkait seks juga bisa menyebabkan emboli udara.

Mengutip Metro.co.uk, sebuah artikel di International Journal of Legal Medicine tahun 1990 melaporkan seorang wanita hamil meninggal karena menggunakan wortel untuk tujuan seksual. Diperkirakan, dia meninggal karena emboli.

Gerakan seperti piston menyebabkan udara terperangkap di bagina, membuka jalan ke aliran darah, dan kemungkinan, karena adanya robekan di plasenta menyebabkan serangan jantung.

The Postgrad Medical Journal tahun 1998 juga melaporkan, Departemen Kesehatan Inggris menemukan tiga kasus semacam ini selama hubungan seksual. Sementara, satu kasus terjadi saat seks oral.

Beberapa penyebab emboli lain yang tidak terkait seks juga bisa disebabkan oleh prosedur medis, trauma paru-paru, terlalu lama menahan napas saat scuba diving, hingga ledakan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.