Sukses

Baru Jadi Ibu, Ini Perubahan Menstruasi yang Mungkin Terjadi

Saat Anda akhirnya jadi ibu, akan ada perubahan yang terjadi pada tubuh, termasuk pola menstruasi.

Liputan6.com, Jakarta Setelah Anda jadi ibu, tentu banyak perubahan yang terjadi pada tubuh. Salah satu dari perubahan yang terjadi ini adalah, pola menstruasi. 

Jika menstruasi sebelumnya sangat teratur, datang setiap 28 hari sekali, pascamelahirkan belum tentu siklusnya akan kembali normal.

Dr. Heidi Cough, dokter kandungan dan kebidanan di Saddleback Memorial Medical Center di Kalifornia mengatakan, banyak wanita tidak menstruasi sama sekali saat menyusui. Namun ini bukanlah sesuatu yang pasti dan sama bagi semuanya.

Ada juga wanita yang menstruasinya kembali datang hanya empat minggu setelah melahirkan, bahkan walaupun mereka menyusui.

Sedangkan Dr. Stephanie Wyckoff, dokter kandungan dan kebidanan di Orange Coast Memorial Medical Center di Kalifornia mengatakan, jika seorang wanita tidak menyusui, menstruasinya biasanya akan kembali dalam enam sampai delapan minggu setelah melahirkan.

Cough menambahkan, secara umum biasanya dibutuhkan waktu satu tahun untuk siklus menstruasi wanita kembali seperti pola sebelum kehamilan.

Kabar baiknya: Banyak wanita mengatakan, kram menstruasi mereka jauh berkurang dibanding sebelum jadi ibu, ujar Wyckoff.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tetap periksa ke dokter

Sama seperti semua hal lainnya, jika Anda menyadari ada perubahan signifikan pada siklus menstruasi, sebaiknya temui dokter. Menurut Cough, jika pendarahan menstruasi cukup deras sampai memenuhi pembalut setiap satu jam selama dua jam berturut-turut, maka dia harus segera menghubungi dokter kandungan untuk pemeriksaan lanjutan.

Jika pendarahan deras disertai atau tidak disertai gumpalan darah terjadi dalam enam minggu pertama pascamelahirkan, maka hal ini bisa jadi pendarahan postpartum yang tertunda, ujar Wyckoff.

Hal ini bisa jadi bisa jadi disebabkan oleh penumpukan dari bagian plasenta, tapi bisa juga mengindikasikan adanya infeksi yang tertunda di rahim. Melansir She Knows, Jumat (22/12/2017).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.