Sukses

Siklus Haid Mendadak Panjang, Ada Penyebabnya?

Ketahui penyebab siklus haid terlalu panjang dan mengeluarkan darah yang berlebih berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa wanita yang mengalami siklus haid panjang pasti khawatir. Meski darah yang keluar tidak sebanyak hari pertama sampai ketiga, tapi bercak darah berwarna kecokelatan sering kali membuat para wanita kebingungan. Petanda apa ya?

dr Kartika Mayasari dari Klikdokter.com, Jumat (8/9/2017) menjelaskan siklus menstruasi yang normal ialah berlangsung antara 21 sampai 35 hari. Biasanya haid berjalan selama dua sampai delapan hari dengan jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari.

Namun, pada kondisi tertentu jumlah darah dan masa haid bisa bertambah. dr Kartika mengatakan dalam dunia medis ada beragam gangguan silus haid. Mulai dari gangguan yang berhubungan dengan jumlah perdarahan haid, durasi haid, interval tiap haid, bahkan menyangkut nyeri yang muncul saat haid.

"Haid yang berlangsung lebih dari 7 hari disebut sebagai hipermenorrea. Haid yang berkepanjangan dengan jumlah darah keluar yang terlalu banyak setiap harinya dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak darah sehingga memicu terjadinya anemia," kata dr Kartika.

Perdarahan haid dikatakan terlalu banyak ketika dalam satu hari Anda bisa mengganti pambalut sebanyak enam kali. Kelainan ini dikenal dengan nama menorraghia, dalam beberapa literatur medis disebutkan kondisi ini lebih sering terjadi dan lebih berisiko pada wanita yang memiliki berat badan diatas rata-rata berat badan ideal Indeks Massa Tubuh (kegemukan atau obesitas).

Haid terlalu banyak bila terjadi seperti ini

Haid dengan perdarahan yang berlebihan dapat terjadi akibat beberapa hal, di antaranya:

1. Adanya kelainan organik.

2. Infeksi saluran reproduksi.

3. Kelainan koagulasi, misal : akibat Von Willebrand Disease, kekurangan protrombin, idiopatik trombositopenia purpura (ITP), dll.

4. Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau gagal ginjal. Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam menghasilkan faktor pembekuan darah dan menurunkan hormon estrogen.

5. Kelainan hormon endokrin. Misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal, tumor pituitari, siklus anovulasi,

6. Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll

7. Kelainan anatomi rahim. Seperti adanya mioma uteri, polip endometrium, hiperplasia endometrium, kanker dinding rahim dan lain sebagainya.

8. Latrogenik. Misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-obatan kemoterapi, obat-obatan anti-inflamasidan obat-obatanantikoagulan.

"Untuk memastikan kondisi Anda saat ini, kami menyarankan Anda untuk melakukan konsultasi langsung dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang tepat dari keluhan Anda," ujar dr Kartika.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.