Sukses

Beralih ke Vape, Risiko Kanker pada Perokok Menurun

Dengan beralih ke vape, para perokok berat bisa mengurangi risiko terkena kanker.

Liputan6.com, Jakarta Para perokok yang masih merokok secara konvensional (rokok yang terbuat dari tembakau) bisa mengurangi efek kecanduan merokok dengan beralih ke vape (rokok elektrik). Penyakit-penyakit berbahaya yang timbul akibat merokok dalam jangka panjang juga akan menurun risikonya.

Penggunaan vape mampu mengurangi risiko terjadinya kanker. Bahkan perokok berat (yang merokok lebih dari satu bungkus sehari) saat beralih ke vape, risiko kanker di tubuhnya juga bisa berkurang.

Kesimpulan ini didapatkan berdasarkan penelitian dari dr Lion Shahab (University of College London) yang dipaparkan pada Forum Nikotin Global 2017 (Global Forum on Nicotine) yang berlangsung di Warsawa, Polandia pada 15-17 Juni 2017.

Efek vape ini dipaparkan dalam acara "Diskusi Panel Potensi Alternatif Produk Tembakau" di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),  Jakarta pada Rabu (9/8/2017).

"Selama enam bulan penggunaan vape, zat beracun bernama tar, yang memicu risiko kanker akibat efek jangka panjang rokok konvensional, menurun. Ini kalau si perokok sudah benar-benar berganti 100 persen ke vape," kata Amaliya dari Academic Leadership Grant Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat. 

Perlu diingat, penurunan risiko kanker tidak efektif pada perokok yang menggunakan rokok konvensional dan vape.

Simak video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.