Sukses

Denpasar Kembali Diverifikasi sebagai Kota Sehat

Pemerintah Kota Denpasar kembali diverifikasi untuk kota sehat oleh Kementerian Kesehatan

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kota Denpasar kembali diverifikasi untuk kota sehat oleh Kementerian Kesehatan, karena sebelumnya dua kali berturut-turut meraih penghargaan dalam kategori "Swasti Saba".

Ketua Tim Verifikasi Kota Sehat Kementerian Kesehatan dr. Fatum Basalana di Denpasar, Kamis mengatakan pihaknya melakukan verifikasi ke jenjang lebih tinggi, yakni kategori Wistara yang tertinggi sebagai kota sehat.

Dari hasil verifikasi dokumen yang dikirim ke Kementerian Kesehatan, bahwa Kota Denpasar paling mendekati untuk menjadi kota sehat dibandingkan kabupaten/kota lainnya. Melalui verifikasi ini diharapkan dapat melengkapi kekurangan dokumen tersebut.

"Kami melihat komitmen secara berkelanjutan dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam mewujudkan kota sehat telah dilakukan kota Denpasar," ujarnya.

Ini merupakan indikator tertinggi mengenai keterlibatan masyarakat secara aktif untuk mewujudkan kota sehat secara berkelanjutan.

Dikatakan, kota sehat sendiri sebenarnya sangat penting bagi kabupaten/kota se-Indonesia mengingat kesehatan bukan hanya pada fisik orangnya saja, namun juga sehat secara keseluruhan seperti lingkungan, ekonomi termasuk juga pemukiman. Untuk itulah perlu keterlibatan peran serta masyarakat secara keseluruhan. Karena pemerintah tidak bisa mewujudkan hal tersebut tanpa dukungan masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut ketua tim penilai mengagumi pelayanan satu pintu yang dimiliki Pemerintah Kota Denpasar.

"Tentunya semua yang baik seperti pelayanan publik bisa disebarluaskan pada daerah lain. Ini juga salah satu menunjang menuju kota sehat," ujar Fatum.

Sementara Penjabat Wali Kota Denpasar Anak Agung Gede Geriya mengatakan penyelenggaraan kota sehat di Kota Denpasar dimulai sejak tahun 2011 dengan mengikutsertakan tujuh kawasan dari sembilan kawasan yang ada.

Tujuh kawasan menuju kota sehat tersebut adalah kawasan pemukiman, sarana dan prasarana umum, kawasan sarana lalu lintas tertib dan pelayanan transportasi, kawasan industri dan perkantoran sehat, kawasan pariwisata sehat, ketahanan pangan dan gizi, kehidupan masyarakat yang sehat yang mandiri dan kehidupan sosial yang sehat.

Sedangkan dua kawasan yang tidak diikuti adalah kawasan pertambangan sehat, kawasan hutan sehat karena Kota Denpasar tidak memiliki kedua kawasan tersebut.

Agung Geriya menambahkan indikator derajat kesehatan yang telah dicapai Kota Denpasar dimana angka kematian bayi 0,6 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita 0,38 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu melahirkan 16,1 per 1000 kelahiran hidup sedangkan angka prevalensi balita kekurangan gizi 0,08 persen.

"Sedangkan angka harapan hidup Kota Denpasar mencapai 73,06 sedangkan indek pembangunan manusia mencapai 79,41 dan merupakan angka yang tertinggi di Provinsi Bali," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini