Sukses

Apa yang Menentukan Kebahagiaan Kita? Coba Cek

Kebahagiaan kita ditentukan oleh apa saja?

Liputan6.com, Jakarta Seorang teman, sebut saja A, mengalami keberuntungan yang melampaui harapannya. Delapan belas bulan sebelumnya, ia berhenti dari pekerjaanya sebagai seorang perawat untuk bergabung dengan dua orang temannya yang baru mendirikan sebuah perusahaan kecil dalam bidang perawatan kesehatan.

Perusahaan itu menikmati sukses yang sangat melambung karena dalam waktu delapan belas bulan telah dibeli oleh seorang konglomerat besar dengan harga luar biasa tinggi. Sebagai seorang yang ikut berjasa membesarkan perusahaan, teman saya tadi menikmati limpahan uang hasil penjualan perusahaannya. Ya, cukup untuk pensiun dalam usia tiga puluh dua tahun.

Saya bertemu dengan teman tadi dan menanyakan apakah ia menikmati masa pensiunnya. "Entahlah,"jawabnya.

"Memang enak bisa bepergian dan mengerjakan apa pun yang selalu kudambakan. Tapi, aneh sekali, sesudah gairah yang melonjak beberapa saat sehabis menerima uang banyak sekali, segala sesuatunya seperti kembali ke keadaan semula. Maksudku, memang ada beberapa hal yang berubah. Aku sudah membeli rumah baru dan banyak lagi. Namun secara keseluruhan aku tidak merasa lebih bahagia daripada dahulu."ujarnya.

Apa yang disampaikan teman saya ini kata Howard C Cutler, M.D. menggambarkan prinsip penting bahwa kebahagiaan ditentukan lebih oleh situasi pikiran seseorang daripada oleh peristiwa-peristiwa luar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perasaan sementara

Menurut psikiater asal Amerika Serikat yang berpraktik di Phoenix, Arizona ini sebuah keberhasilan mungkin menimbulkan suatu perasan melambung yang sifatnya sementara. Atau sebuah tragedi bisa membuat depresi. Namun cepat atau lambat tingkat kebahagiaan menyeluruh kita cenderung pindah lagi ke garis batas tertentu.

"Para psikolog menyebutnya ini proses adaptasi dan kita dapat melihat bagaimana prinsip ini bekerja dalam kehidupan sehari-hari. Kenaikan gaji, kendaraan baru atau pengakuan baru dari rekan-rekan mungkin menaikkan suasana hati kita untuk beberapa saat. Namun, kita akan segera kembali tingkat kebahagiaan yang semula."ujar Howard.

Begitu pula perselisihan dengan seorang teman, mobil yang harus masuk bengkel, cedera ringan atau situasi tak menyenangkan lain mungkin membuat suana hati kita buruk. Namun, entah beraoa hari kemudian gairah hidup kita kembali lagi.

Menurut Howard, kecenderungan ini tak terbatas pada kejadian sehari-hari yang remeh tetapi juga pada kondisi keberuntungan dan bencana yang lebih ekstrem.

Maka, jika kita cenderung kembali ke garis dasar tingkat kebahagiaan khas kita, tak peduli kondisi eksternal yang ada, apa yang menentukan garis dasar ini? Dan yang lebih penting lagi, dapatkah garis dasar itu diubah ke tingkat yang lebih tinggi?

3 dari 3 halaman

Unsur genetik

Unsur genetik
Ada beberapa peneliti yang berpendapat bahwa tingkat kebahagiaan atau kesejahteraan seseorang ditentukan secara genetik, paling tidak sampai tingkat tertentu. Kendati demikian, Howard menyebut, banyak ilmuwan yang masih mendebat pendapat ini dan masih bertanya seberapa besar perannya.

Di kalangan para psikolog, terlepas dari berapa pun tingkat kebahagiaan yang dianugerahkan alam, ada langkah-langkah yang dapat kita ambil sehubungan dengan "faktor batin" ini untuk meningkatkan rasa bahagia kita.

"Ini karena kebahagiaan sehari-hari terutama ditentukan oleh cara pandang kita. Entah kita sedang merasa bahagia atau sedih pada suatu saat, kaitannya sering kecil dengan kondisi mutlak kita,"ujar Howard.

Bahkan, sebaliknya, ini terkait dengan persepsi kita terhadap situasi yang kita hadapi dengan tingkat kepuasan kita terhadap yang kita miliki.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.