Sukses

Coba Solusi Berhenti Merokok Ini

Pada jam-jam awal berhenti sama sekali tidak merokok menimbulkan reaksi tidak menyenangkan di otak.

Liputan6.com, Toronto Banyak perokok yang menyadari bahwa kebiasaan menghisap tembakau tidak baik untuk kesehatan dirinya dan sekitarnya. Namun, rasa tak menyenangkan di masa-masa awal melepaskan rokok membuat perokok enggan untuk melepaskan kebiasaan ini.

Pada jam-jam awal berhenti sama sekali tidak merokok menimbulkan reaksi tidak menyenangkan di otak. Menurut peneliti dari University of Copenhagen, Demnark setelah 12 jam berhenti merokok, oksigen serta aliran darah dalam otak mengalami penurunan sebesar 17 persen dibandingkan orang yang tidak merokok.

"Perokok yang berhenti tidak merokok di jam-jam awal, mengalami kondisi mirip demensia," terang Prof. Albert Gjedde seperti dilansir Toronto Sun, Selasa (3/2/2015).

Hal inilah yang menyebabkan betapa sulitnya untuk melepaskan dari jerat kebiasaan berhenti merokok secara permanen. Namun, peneliti pun tidak mengetahui kapan aliran darah dan oksigen akan kembali normal di otak usai berhenti merokok.

"Kami berasumsi dibutuhkan beberapa bulan atau minggu, tapi kita tidak tahu pasti," terang Gjedde seperti yang tercantum dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Cerebral Flow and Metabolism.

Oleh karena itu, Gjedde mengungkapkan salah satu cara untuk berhenti untuk merokok secara bertahap. Hal ini untuk menghindari akibat sulitnya berhenti merokok yang terkado pada otak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.