Sukses

9 Fakta Kedutaan Israel di Singapura Diminta Hapus Postingan Facebook Soal Palestina dan Al-Qur'an

Berikut ini 9 fakta tentang postingan Facebook Kedutaan Israel di Singapura soal Palestina dan Al-Qur'an yang diminta hapus, mengutip Channel News Asia (CNA), Selasa (26/3/2024):

Liputan6.com, Singapura City - Pada Minggu (24/3/2024), akun Facebook resmi Kedutaan Besar Israel di Singapura menerbitkan postingan Facebook berisi klaim yang membandingkan penyebutan Israel dan Palestina dalam Al-Qur'an. Hal itu lantas menuai intervensi pemerintah Singapura.

Pemerintah Singapura kemudian meminta kedutaan Israel di Singapura untuk menghapus postingan Facebook yang "sama sekali tidak dapat diterima" tentang Palestina, kata Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura K Shanmugam.

Berikut ini 9 fakta tentang postingan Facebook Kedutaan Israel di Singapura soal Palestina dan Al-Qur'an yang diminta hapus, mengutip Channel News Asia (CNA), Selasa (26/3/2024):

1. Isi Postingan Israel Disebut 43 Kali di Al-Qur'an

Postingan yang memicu kontroversi tersebut berbunyi: "Israel disebutkan 43 kali dalam Al-Qur'an. Sebaliknya, Palestina tidak disebutkan satu kali pun."

"Setiap bukti arkeologi – peta, dokumen, koin, menghubungkan tanah Israel dengan orang-orang Yahudi sebagai penduduk asli tanah tersebut."

2. Postingan Dihapus Pada Hari yang Sama

Postingan kontroversial dari Kedutaan Israel di Singapura tersebut kemudian dihapus pada hari yang sama, yakni hari Minggu (24/3) 

3. Berisiko Merusak Keharmonisan di Singapura

Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura K Shanmugam mengatakan Home Affairs Ministry (MHA) atau Kementerian Dalam Negeri Singapura telah memberi tahu Kementerian Luar Negeri, yang mengatakan kepada kedutaan Israel bahwa postingan tersebut harus segera dihapus karena berisiko merusak keharmonisan.

"Postingan tersebut salah dalam banyak hal," kata Shanmugam. "Pertama, hal ini tidak sensitif dan tidak pantas. Hal ini berisiko merusak keselamatan, keamanan, dan keharmonisan kita di Singapura.

"Kami menjaga keselamatan semua orang di Singapura – mayoritas dan minoritas termasuk Yahudi dan Muslim," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

4. Postingan Berpotensi Meluas ke Ranah Fisik

Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura K Shanmugam menekankan bahwa orang-orang Yahudi di Singapura "sangat sedikit perhatian terhadap keselamatan dan keamanan mereka, dan mengatakan bahwa postingan seperti ini dapat menyulut ketegangan dan dapat membahayakan komunitas Yahudi di sini".

"Kemarahan dari postingan tersebut berpotensi meluas ke ranah fisik."

5. Upaya Menakjubkan untuk Tulis Ulang Sejarah 

Pemerintah Singapura telah menyampaikan pandangannya mengenai postingan Facebook tersebut dengan "sangat jelas" kepada kedutaan Israel, kata Shanmugam.

“Adalah salah jika secara selektif menunjuk pada teks-teks agama untuk menyampaikan maksud politik. Yang lebih buruk lagi, dalam situasi saat ini, jika kedutaan Israel menggunakan Al-Qur'an untuk tujuan tersebut.”

Menteri Shanmugam juga menyebut postingan tersebut sebagai "upaya menakjubkan untuk menulis ulang sejarah".

“Penulis postingan harus melihat peraturan PBB, melihat apakah tindakan Israel dalam beberapa dekade terakhir konsisten dengan hukum internasional, sebelum mencoba menulis ulang sejarah.”

3 dari 4 halaman

6. Intervensi Atas Potensi Konsekuensi bagi Berbagai Komunitas di Singapura

Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura K Shanmugam menekankan bahwa pemerintah tidak melakukan intervensi karena adanya potensi konsekuensi bagi berbagai komunitas di Singapura. Dia menambahkan bahwa kedutaan mungkin mengeluarkan pernyataan yang tidak disetujui oleh pemerintah, dan umumnya pemerintah tidak melakukan intervensi karena kedutaan mewakili negara berdaulat.

"Mereka mempunyai otonomi. Namun jika hal itu berdampak pada keselamatan dan keamanan masyarakat di Singapura, perdamaian dan keharmonisan yang kami nikmati, kami lakukan dan kami akan melakukan intervensi,” kata Menteri Shanmugam.

7. Postingan Tidak Sensitif dan Tidak Sopan

Sementara itu, Menteri Urusan Muslim Masagos Zulkifli mengatakan postingan kedutaan tersebut "tidak sensitif dan tidak sopan", dan dapat menebarkan ketidakpercayaan di antara berbagai komunitas. “Tidak seorang pun boleh membuat penafsiran yang menyinggung keyakinan orang lain, terutama secara selektif menggunakan kitab suci mereka, untuk menyampaikan poin-poin politik,” tulisnya pada hari Senin di sebuah postingan Facebook, dalam bahasa Inggris dan Melayu.

Menteri Urusan Muslim Masagos Zulkifli menambahkan: "Saya sangat kecewa ketika melihat postingan ini, dan memahami bahwa orang lain di komunitas kami juga merasa dirugikan."

4 dari 4 halaman

8. Postingan Diunggah Setelah Pihak Singapura Bertemu dengan Perwakilan Israel

Postingan Kedutaan Israel di Singapura itu muncul beberapa hari setelah Dr Balakrishnan menyelesaikan kunjungan kerja ke Israel dan wilayah Palestina, di mana ia bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para pemimpin Israel dan Palestina lainnya.

Dalam pertemuannya dengan para pemimpin Israel, Dr Balakrishnan mengatakan dia telah mengatakan kepada mereka bahwa tindakan militer mereka di Gaza “sudah keterlaluan”.

9. Dianggap Tak Pantas untuk Merujuk Teks Suci Terkait Poin Politik

Dalam pernyataan terpisah kepada media, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan: "Sangat tidak pantas merujuk pada teks suci untuk menyampaikan poin-poin politik. Kami telah menjelaskan hal ini kepada kedutaan yang telah menghapus postingan tersebut."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.