Sukses

UNESCO Tambah Daftar 6 Warisan Budaya Takbenda dari Jerman, Salah Satunya Musik Techno Berlin

UNESCO baru saja menambahkan enam entri baru ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda di Jerman, termasuk musik techno Berlin.

, Berlin - Jerman sedang berbangga, pasalnya negara tersebut memperoleh penghargaan baru dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

Bersama dengan Komisi UNESCO Jerman, Menteri Konferensi Kebudayaan dan Komisioner Federal Jerman untuk Kebudayaan dan Media, Claudia Roth, mengumumkan enam entri baru tersebut di Berlin dan bekas ibu kota Jerman, Bonn.

Pada hari Rabu (13/3/2024), pihak UNESCO telah menambahkan enam entri baru di Jerman ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda, termasuk di antaranya adalah musik techno Berlin. 

Berlin telah lama populer di dunia dengan skena musik technonya yang semarak. Namun, klub-klub di Berlin masih berjuang setelah pandemi COVID-19. 

Lutz Leichsenring, anggota dewan eksekutif "Clubcommission" di Berlin, yakni komunitas klub dan promotor budaya, mengatakan kepada DW bahwa penetapan tersebut merupakan "tonggak sejarah baru bagi para produser musik techno Berlin, artis, operator klub hingga penyelenggara acara."

Clubcommission juga mendukung adanya pelestarian dan pengembangan budaya klub di Berlin.

"Penetapan ini akan membantu kami memastikan bahwa budaya klub dapat diakui sebagai sektor berharga yang layak mendapat perlindungan dan dukungan," kata Lutz.

150 Entri di Jerman

Daftar warisan budaya takbenda UNESCO itu kini memiliki setidaknya 150 entri di Jerman.

Yang terbaru bersama skema musik techno di Berlin, tradisi nyanyian "Finsterwalde” juga ikut masuk ke dalam daftar yang ditambahkan.

Selain itu, "Kirchseeon Perchtenlauf", parade musim dingin di Bayern, di mana pesertanya mengenakan kostum monster berbulu juga ikut ditambahkan. 

Lalu, ada juga "Schwälmer Weißstickerei," gaya menjahit permadani dari negara bagian Hessen, sari apel Viez, serta pendakian gunung di Sachsen, juga menjadi bagian dari enam entri yang masuk ke dalam daftar itu. 

"Baik subkultur maupun keahlian tradisional, semua ini merupakan bagian dari kekayaan budaya negara kami," ungkap Roth. 

Wakil Presiden Komisi UNESCO Jerman Christoph Wulf menambahkan, "Warisan kehidupan yang kita miliki ini menciptakan komunitas dan menyatukan masyarakat dari hari ke hari."

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa yang Dimaksud Warisan Budaya Takbenda?

Gagasan untuk memasukkan skena musik techno Berlin ke dalam daftar warisan budaya takbenda UNESCO itu sebenarnya telah muncul sejak 10 tahun yang lalu. Berawal dari gagasan ahli matematika dan musikologi Hans Cousto. Kemudian, salah satu pendiri Loveperade, Dr. Motte, dan tim organisasi nirlaba Rave The Planet pun mewujudkannya, dengan mengajukan permohonan ke UNESCO pada November tahun 2022 silam.

Menurut UNESCO, warisan budaya takbenda itu merujuk pada bentuk-bentuk ekspresi budaya, yang secara langsung terkait dengan kreativitas dan tradisi masyarakat, yang diwariskan dari generasi ke generasi dan terus berkembang.

Hal tersebut mencakup suatu praktik, ritual, pengetahuan, keterampilan, dan seni pertunjukan seperti musik, tarian, dan teater, yang bertujuan untuk dilestarikan dan dijaga agar tetap hidup.  

"Kraftwerk dan DJ serta produser Afrika-Amerika seperti Underground Resistance dari Detroit, turut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penciptaan dan penyebaran budaya techno," ungkap Leichsenring.  

3 dari 4 halaman

UNESCO Tetapkan Baguette Prancis Sebagai Warisan Budaya TakBenda

Sebelumnya, Franch Baguette, roti dengan bagian luarnya yang keras dan bagian tengahnya yang lembut, tetap menjadi bagian klasik dari kehidupan Prancis, juga masuk daftar warisan budaya takbenda UNESCO.

Lebih dari enam miliar buah roti dipanggang setiap tahun di Prancis, menurut Federasi Nasional Toko Roti Prancis, dan "status warisan budaya takbenda" badan PBB akan diberikan untuk menghormati tradisi tersebut.

"Ini merayakan seluruh budaya: ritual harian, elemen struktural dari makanan, identik dengan berbagi dan keramahtamahan," kata direktur jenderal UNESCO Audrey Azoulay, dikutip dari NST.com, Kamis (1/12/2022).

Berbicara dari Washington selama kunjungan ke Amerika Serikat, Macron memuji pengakuan UNESCO atas "pengetahuan" Prancis.

"Ini adalah sesuatu yang tak ada bandingannya," katanya.

Prancis telah kehilangan sekitar 400 toko roti artisanal per tahun sejak 1970, dari 55.000 (satu per 790 penduduk) menjadi 35.000 saat ini (satu per 2.000).

Penurunan ini disebabkan oleh penyebaran toko roti industri dan supermarket luar kota di daerah pedesaan, sementara penduduk kota semakin memilih menukar baguette ham mereka dengan burger.

Meskipun baguette tampaknya abadi dalam kehidupan Prancis, baguette baru secara resmi mendapatkan namanya kembali pada tahun 1920, ketika undang-undang baru menetapkan berat minimum (80 gram) dan panjang maksimum (40 sentimeter).

"Awalnya, baguette dianggap sebagai produk mewah. Kelas pekerja memakan roti biasa saja," kata Loic Bienassis, dari Institut Sejarah dan Budaya Pangan Eropa, yang membantu menyiapkan dokumen UNESCO.

"Kemudian konsumsi meluas, dan warga pedesaan bisa menikmati baguette pada 1960-an dan 70-an," katanya.

4 dari 4 halaman

Budaya Sehat Jamu Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO ke-13 Indonesia, Ini Daftar Lengkapnya

Sementara itu, budaya sehat jamu kini menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Komite Konvensi Warisan Budaya Takbenda/WBTB (Intangible Cultural Heritage/ICH) UNESCO telah menetapkannya pada Rabu, 6 Desember 2023.

Mengutip keterangan tertulis dari KBRI Pretoria yang dikutip dari situs Kemlu RI, Kamis (7/12/2023), budaya sehat jamu menjadi WBTB Indonesia ke-13 yang berhasil diinskripsi ke dalam daftar WBTB UNESCO.

Dalam sambutan yang disampaikan melalui pesan video setelah pengumuman inskripsi, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyatakan bangga dengan penetapan budaya sehat jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.

Sejak dahulu hingga kini, budaya jamu terus dipelajari, dikembangkan, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Jamu telah menjadi bagian cara hidup di Indonesia.

Mendikbudristek Nadiem Makarim juga menyampaikan bahwa Indonesia akan terus melestarikan jamu melalui pendidikan dan pelatihan secara formal dan nonformal, juga melalui penelitian, pengembangan, dan inovasi jamu.

Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Republik Afrika Selatan merangkap Republik Botswana, Kerajaan Eswatini dan Kerajaan Lesotho, Saud Purwanto Krisnawan, menyampaikan bahwa penetapan budaya sehat jamu sebagai WBTB adalah hal yang positif dalam rangka terus mempromosikan budaya Indonesia.

Duta Besar Saud Purwanto Krisnawan lebih lanjut menyatakan bahwa KBRI Pretoria dalam rangka peringatan 30 tahun kerja sama diplomatik Indonesia-Afsel akan mempromosikan jamu melalui berbagai aktivitas seperti pameran, workshop, dan lainnya. Kegiatan ini diyakininya akan lebih diintensifkan dalam diplomasi di tahun-tahun mendatang.

Selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.