Sukses

Joe Biden Akan Naikkan Tarif Impor pada Kendaraan Listrik China

Tarif kendaraan listrik ditetapkan untuk mencakup semikonduktor dan peralatan tenaga surya.

Liputan6.com, Beijing - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan tarif baru terhadap China pada minggu depan yang menargetkan sektor-sektor strategis, termasuk kendaraan listrik.

Pengumuman ini diperkirakan akan mempertahankan sebagian besar retribusi yang ada, menurut salah satu sumber. Pengumuman juga bisa ditunda, kata pihak yang mengetahui hal tersebut.

Tarif tersebut juga ditetapkan untuk mencakup semikonduktor dan peralatan tenaga surya, menurut salah satu sumber, dikutip dari VOA News, Rabu (15/5/2024).

Perincian mengenai nilai atau kategori tarif yang akan dikenakan masih belum jelas, namun pemerintah dikatakan tidak memusatkan perhatian pada bidang-bidang yang memiliki daya saing strategis dan bidang keamanan nasional, kata salah satu sumber.

Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat menyampaikan rekomendasinya ke Gedung Putih beberapa minggu yang lalu. Namun, pengumuman akhir tertunda karena paket tersebut diperdebatkan secara internal, menurut salah satu sumber dan orang lain yang mengetahui masalah tersebut.

Joe Biden, seorang kandidat Partai Demokrat yang ingin terpilih kembali pada November 2024, ingin membandingkan pendekatannya dengan pendekatan kandidat Partai Republik Donald Trump, yang telah mengusulkan tarif menyeluruh.

Langkah-langkah tersebut dapat mengundang pembalasan dari China pada saat ketegangan meningkat antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

Pemberlakuan tarif yang lebih luas oleh Donald Trump selama masa kepresidenannya mendorong Tiongkok untuk membalas dengan tarif yang dikenakannya sendiri.

Biden mengatakan, dia tidak menginginkan perang dagang dengan China meskipun ia mengatakan, negara-negara tersebut telah memasuki paradigma persaingan baru.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berkaitan dengan UU Pengurangan Inflasi

Barang-barang baru yang akan dikenakan tarif, kata sumber yang sama, sejalan dengan prioritas kebijakan Biden mengenai iklim, teknologi, dan manufaktur. Bidang-bidang ini tercakup dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi dan Undang-Undang CHIPS dan Sains, yang menyediakan ratusan miliar dolar untuk meningkatkan sektor energi bersih dan semikonduktor dalam negeri.

Biden giat berkampanye mengenai lapangan kerja yang diciptakan oleh paket legislatif yang besar. Dia bersikeras bahwa proyek-proyek tersebut akan menggunakan barang dan tenaga kerja buatan AS.

"Ketika mereka melihat pipa-pipa baru sedang dipasang dan orang-orang mulai bekerja, saya harap mereka merasakan kebanggaan yang saya rasakan – kebanggaan atas kampung halaman mereka yang bangkit kembali," kata Biden pekan lalu di Wilmington.

Pesan tersebut ditujukan untuk negara-negara bagian yang kehilangan banyak lapangan kerja – seperti Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania – ketika sektor manufaktur dipindahkan ke luar negeri.

 

3 dari 3 halaman

Tarif Impor Baja dan Aluminium China

Bulan lalu, Biden mengumumkan dalam pidatonya di depan anggota serikat pekerja United Steelworkers di Pittsburgh bahwa dia ingin menaikkan tarif impor baja dan aluminium China. Dalam kesempatan yang sama, dia menyinggung bahwa lebih dari 14.000 pekerja baja di Pennsylvania dan Ohio kehilangan pekerjaan antara tahun 2000 dan 2010.

"Saya berjanji kepada Anda bahwa saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi," ujarnya.

Trump juga mengatakan dia akan memperluas tarif impor, termasuk menargetkan mobil China.

Biden di Pittsburgh berusaha membandingkan pendekatannya sebagai pendekatan yang "strategis dan tepat sasaran" dan mengatakan pendekatan Trump yang lebih luas akan meningkatkan kerugian bagi konsumen AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.