Sukses

Kerusuhan dan Penjarahan di Papua Nugini Dipicu Demo Pemotongan 50 % Gaji Polisi dan PNS, 8 Orang Tewas

Penjarahan dan kerusuhan besar melanda ibu kota Papua Nugini (PNG), Port Moresby pada Kamis 11 Januari 2024.

Liputan6.com, Port Moresby - Penjarahan dan kerusuhan besar melanda ibu kota Papua Nugini (PNG), Port Moresby pada Kamis 11 Januari 2024. Sedikitnya delapan orang tewas akibat peristiwa tersebut.

Toko-toko serta mobil dibakar, dan supermarket dijarah ketika ratusan orang turun ke jalan setelah polisi melakukan aksi pemogokan karena perselisihan gaji.

Gubernur Distrik Ibu Kota Nasional Powes Parkop mengatakan dalam siaran radio bahwa penjarahan dilakukan oleh "oportunis".

Pemerintah telah mengerahkan tentara untuk mencoba memulihkan ketertiban.

Tujuh orang lainnya tewas di Kota Lae, menurut laporan yang beredar

Tingkat kekerasan yang terjadi di Lae, kota terbesar kedua di Papua Nugini, masih belum jelas dketahui.

"Kami telah melihat tingkat perselisihan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kota kami, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kota dan negara kami," kata Parkop dalam pidato radio, menurut laporan Reuters.

Parkop menambahkan bahwa "beberapa orang sedih kehilangan nyawa mereka hari ini" meskipun dia tidak menyebutkan jumlah korban tewas.

Laporan BBC menyebutkan, kerusuhan dipicu setelah polisi dan pegawai negeri sipil (PNS) lainnya melancarkan aksi mogok di luar parlemen pada hari Rabu (10/1), setelah mengetahui bahwa gaji mereka telah dikurangi hingga 50%.

Perdana Menteri James Marape mengatakan hingga sekitar $100 (£78) telah dipotong dari gaji pegawai negeri karena kesalahan komputer, dan pemerintah tidak menaikkan pajak seperti yang diklaim oleh para pengunjuk rasa.

"Media sosial menangkap informasi yang salah, misinformasi," kata Marape, menurut New York Times, seraya menambahkan bahwa orang-orang mengambil keuntungan dari tidak adanya polisi di jalanan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penjarahan di Seluruh Kota Port Moresby

Tayangan TV menunjukkan kerumunan besar dan penjarahan di seluruh kota. Sebuah pusat perbelanjaan besar termasuk di antara gedung-gedung yang terbakar.

Petugas ambulans mengatakan mereka telah menangani beberapa korban luka tembak, sementara kedutaan AS melaporkan adanya tembakan di dekat kompleks kedutaan.

Pada Rabu (10/1) malam, sebagian besar kekerasan telah berhenti ketika laporan awal mengenai jumlah kematian telah disaring. Adapun Port Moresby memiliki populasi sekitar 400.000 orang.

Pada hari Kamis (11/1), Australia, negara tetangga dan mitra keamanan utama Papua Nugini (PNG), mendesak ketenangan di negara tersebut.

Perdana Menteri James Marape, yang bertemu dengan pemimpin Australia bulan Desember 2023 lalu, belum meminta bantuan penjaga perdamaian dari negara tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Di Tengah Kemerosotan Ekonomi Papua Nugini

Di tengah kemerosotan ekonomi di negaranya yang menyebabkan tingkat inflasi dan pengangguran lebih tinggi, perdana menteri menghadapi tekanan yang semakin besar. Pihak oposisi telah berupaya untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadapnya.

Para analis mengatakan ketidakbahagiaan di kalangan masyarakat telah menyebabkan kerusuhan pada hari Rabu (10/1).

"Peristiwa yang terjadi hari ini di Port Moresby merupakan perwujudan dan mengungkapkan penderitaan dan penderitaan sosial dan ekonomi yang dialami polisi, militer, dan pegawai negeri lainnya di PNG, serta seluruh pekerja dan masyarakat umum,” analis PNG Think Tank, Samson Komati kata Australian Broadcasting Corporation.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini