China Jatuhkan Sanksi terhadap 5 Perusahaan AS atas Penjualan Senjata ke Taiwan

Militer China Siap Tempur Usai Latihan Perang Skala Besar di Sekitar Taiwan — Seorang pilot jet tempur China dari Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) mengikuti patroli kesiapan tempur dan latihan militer di sekitar Pulau Taiwan, 9 April 2023. Militer China menyatakan pada hari Senin bahwa mereka "siap tempur" setelah menyelesaikan tiga hari latihan perang skala besar di sekitar Taiwan. (Mei Shaoquan/Xinhua via AP)

Liputan6.com, Beijing - China menjatuhkan sanksi terhadap lima perusahaan pertahanan Amerika Serikat (AS) atas penjualan senjata ke Taiwan. Pengumuman ini muncul ketika Taiwan bersiap untuk mengadakan pilpres dan pemilu parlemen pada 13 Januari.

Penjualan senjata AS ke Taiwan sering menjadi sumber ketegangan antara China dan AS.

China memandang Taiwan, pulau berpenduduk 23 juta jiwa sebagai provinsi yang memisahkan diri, dan pada akhirnya akan berada di bawah kendalinya kembali. Sementara itu, Taiwan menganggap dirinya berbeda dari China daratan, di mana mereka memiliki konstitusi sendiri dan pemimpin yang dipilih secara demokratis.

Bulan lalu, Kementerian Luar Negeri AS menyetujui penjualan peralatan senilai USD 300 juta untuk membantu memelihara sistem informasi taktis Taiwan.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China mengatakan dalam pernyataannya pada hari Minggu (7/1/2024) bahwa sanksi tersebut adalah "tanggapan atas tindakan salah besar yang diambil oleh AS".

Kemlu China juga mengatakan penjualan senjata baru-baru ini sangat merugikan kedaulatan dan kepentingan keamanan China, merusak perdamaian, dan stabilitas di Selat Taiwan.

2 dari 3 halaman

5 Perusahaan yang Terkena Sanksi China

Perusahaan-perusahaan yang terkena sanksi adalah BAE Systems Land and Armament, Alliant Techsystems Operation, AeroVironment, ViaSat, dan Data Link Solutions.

Kemlu China menyatakan bahwa aset perusahaan-perusahaan tersebut akan dibekukan dan individu serta organisasi di China dilarang terlibat dengan mereka.

Kedutaan AS di Beijing belum memberikan komentar terkait langkah terbaru China.

3 dari 3 halaman

Bagian dari Satu Keluarga

Xi Jinping Kembali Terpilih Presiden China — Presiden China Xi Jinping mengambil sumpahnya setelah terpilih secara aklamasi sebagai Presiden dalam sesi Kongres Rakyat Nasional (NPC) China di Aula Besar Rakyat di Beijing, Jumat, 10 Maret 2023. Pemimpin China Xi Jinping terpilih secara aklamasi sebagai Presiden dalam sesi Kongres Rakyat Nasional (NPC) China. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

China telah meningkatkan tekanannya terhadap Taiwan menjelang pemilu Taiwan yang dapat mendefinisikan kembali hubungan keduanya.

Dalam pidato Tahun Baru, Presiden Xi Jinping menegaskan ulang bahwa Taiwan pasti akan bersatu kembali dengan China. Dia juga menyampaikan pesan yang lebih kuat dibandingkan tahun lalu dengan menyebut Taiwan sebagai bagian dari "keluarga yang sama".

Berusia Empat Tahun, Fu Bao akan Dipindahkan ke Pusat Konservasi dan Penelitian Panda Raksasa

Orang-orang merayakannya di bawah bubuk warna-warni setelah menyelesaikan Colour Run 5 km di Beijing pada 20 April 2024. (JADE GAO/AFP)

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi (kiri) usai melakukan pertemuan bilateral di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (18/4/2024). (merdeka.com/Imam Buhori)

China
Negara
Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
Lihat Selengkapnya
China
Amerika Serikat
Negara
Amerika Serikat adalah salah satu negara republik konstitusional federal di Benua Amerika
Lihat Selengkapnya
Amerika Serikat
Xi Jinping
Pejabat
Xi Jinping adalah politikus sekaligus sekretaris umum China.
Lihat Selengkapnya
Xi Jinping
taiwan
selat taiwan