Sukses

UNESCO Akui Tradisi Iftar Atau Buka Puasa Ramadhan dan Roti Manoushe Lebanon Jadi Warisan Budaya Takbenda

Badan Kebudayaan PBB pada hari Rabu mengakui iftar (buka puasa), makanan yang membatalkan puasa siang hari selama bulan suci Ramadhan, dalam daftar intangible cultural heritage (Warisan Budaya Takbenda).

Liputan6.com, Botswana - Badan Kebudayaan PBB pada hari Rabu mengakui iftar (buka puasa), makanan yang membatalkan puasa siang hari selama bulan suci Ramadhan, dalam daftar intangible cultural heritage (Warisan Budaya Takbenda).

Permohonan tradisi sosiokultural diajukan bersama oleh Iran, Turki, Azerbaijan dan Uzbekistan ke UN Educational, Scientific and Cultural Organisation (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB) atau UNESCO.

"Buka puasa (juga disebut Eftari atau Iftor) diperingati oleh umat Islam saat matahari terbenam di bulan Ramadhan, setelah selesainya semua ritual keagamaan," kata UNESCO mengutip AFP, Kamis (7/12/2023).

Buka puasa, yang dilakukan setelah azan magrib selama Ramadhan, dikaitkan dengan pertemuan yang "memperkuat ikatan keluarga dan komunitas dan mempromosikan amal, solidaritas dan pertukaran sosial," jelas UNESCO.

Tradisi komunitas kuno ini diakui oleh Intergovernmental Committee for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage (Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda) yang telah bertemu di Botswana sejak Senin 5 Desember.

Di beberapa negara Muslim, merupakan kebiasaan menandai buka puasa dengan makan kurma disertai teh. Namun, resep masakan dan kue kering sangat bervariasi tergantung negaranya.

Badan PBB tersebut mengatakan bahwa "praktik berbuka puasa biasanya diwariskan dalam keluarga, dan anak-anak serta remaja sering kali dipercaya untuk menyiapkan komponen makanan tradisional".

Badan Kebudayaan PBB itu pada hari Rabu (6/12) juga mengatakan pihaknya menambahkan roti pipih ikonik Lebanon, manoushe, ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda.

Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda, yang bersidang di Botswana sejak Senin, menyetujui inkripsi pada roti terkenal tersebut "yang di atasnya diberi campuran thyme, sumac, biji wijen panggang, garam dan minyak zaitun."

"Sarapan klasik khas Lebanon, manoushe adalah roti pipih yang disiapkan di rumah-rumah dan toko roti khusus, dan dinikmati oleh orang-orang dari semua latar belakang," kata UNESCO.

Roti pipih sering kali diberi keju lembut yang disebut labneh, serta tomat, mentimun, zaitun, dan daun mint.

"Saat menyiapkan adonan, para praktisi berdoa agar adonan mengembang, umat Islam membacakan Al Fatihah dan umat Kristiani membaca beberapa doa dan membuat tanda salib sebelum mengistirahatkan adonan," tambah badan PBB tersebut.

"Manoushe dimakan oleh berbagai komunitas, mencerminkan gagasan simbolis hidup bersama di antara masyarakat Lebanon,” kata Bahjat Rizk, atase kebudayaan Lebanon di UNESCO.

"Toko roti yang menyiapkan hidangan ini tersebar di seluruh negeri," jelas Bahjat Rizk kepada AFP.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Manoushe Lebanon Diajukan Jadi Warisan Budaya Takbenda Sejak 2022

Manoushe tetap menjadi salah satu pilihan makanan paling murah di negara yang sedang berjuang dari krisis ekonomi parah sejak tahun 2019.

"Penyiapan manoushe untuk dijual di toko roti kecil juga berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi lokal,” kata UNESCO.

Sebuah jajanan kaki lima yang populer, manoushe juga dapat ditemukan di toko roti di seluruh dunia berkat diaspora Lebanon.

Lebanon mengajukan permohonannya ke UNESCO untuk manoushe pada Maret 2022.

3 dari 4 halaman

Budaya Sehat Jamu Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO ke-13 Indonesia, Ini Daftar Lengkapnya

Sebelumnya, budaya sehat jamu kini menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Komite Konvensi Warisan Budaya Takbenda/WBTB (Intangible Cultural Heritage/ICH) UNESCO telah menetapkannya pada Rabu, 6 Desember 2023.

Mengutip keterangan tertulis dari KBRI Pretoria yang dikutip dari situs Kemlu RI, Kamis (7/12/2023), budaya sehat jamu menjadi WBTB Indonesia ke-13 yang berhasil diinskripsi ke dalam daftar WBTB UNESCO.

Dalam sambutan yang disampaikan melalui pesan video setelah pengumuman inskripsi, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyatakan bangga dengan penetapan budaya sehat jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.

Sejak dahulu hingga kini, budaya jamu terus dipelajari, dikembangkan, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Jamu telah menjadi bagian cara hidup di Indonesia.

Mendikbudristek Nadiem Makarim juga menyampaikan bahwa Indonesia akan terus melestarikan jamu melalui pendidikan dan pelatihan secara formal dan nonformal, juga melalui penelitian, pengembangan, dan inovasi jamu.

Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Republik Afrika Selatan merangkap Republik Botswana, Kerajaan Eswatini dan Kerajaan Lesotho, Saud Purwanto Krisnawan, menyampaikan bahwa penetapan budaya sehat jamu sebagai WBTB adalah hal yang positif dalam rangka terus mempromosikan budaya Indonesia.

Duta Besar Saud Purwanto Krisnawan lebih lanjut menyatakan bahwa KBRI Pretoria dalam rangka peringatan 30 tahun kerja sama diplomatik Indonesia-Afsel akan mempromosikan jamu melalui berbagai aktivitas seperti pameran, workshop, dan lainnya. Kegiatan ini diyakininya akan lebih diintensifkan dalam diplomasi di tahun-tahun mendatang.

4 dari 4 halaman

Daftar Lengkap 13 Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia

Mengutip keterangan tertulis dari KBRI Pretoria yang dikutip dari situs Kemlu RI, Kamis (7/12/2023), Budaya Sehat Jamu menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia ke-13 yang berhasil diinskripsi ke dalam daftar WBTB UNESCO.

Sebelumnya, Indonesia telah menginskripsi 12 elemen budaya lainnya sebagai WBTB UNESCO.

Berikut ini daftar lengkap 13 Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia: 

  1. Wayang (2008)
  2. Keris (2008)
  3. Batik (2009)
  4. Pendidikan dan Pelatihan Batik (2009)
  5. Angklung (2010)
  6. Tari Saman (2011)
  7. Noken (2012)
  8. Tiga Genre Tari Tradisional di Bali (2015)
  9. Seni Pembuatan Kapal Pinisi (2017)
  10. Tradisi Pencak Silat (2019)
  11. Pantun (2020)
  12. Gamelan (2021)
  13. Budaya Sehat Jamu (2023)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini