Sukses

10 Negara dengan Bahasa Terbanyak di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?

Indonesia masuk dalam daftar 10 negara dengan bahasa terbanyak di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Bahasa adalah bagian penting dari warisan budaya suatu negara, mencerminkan keberagaman dan kekayaan dari masyarakatnya. Dengan lebih dari 7.000 bahasa yang digunakan di seluruh dunia, setiap negara memberikan kontribusi uniknya terhadap keragaman linguistik global.

World Economic Forum kembali melaporkan data negara dengan bahasa terbanyak di dunia, data ini pertama kali dirilis pada tanggal 4 November 2016 dan kemudian diperbaharui pada 26 April 2023 yang lalu.

Papua Nugini menjadi negara dengan jumlah bahasa terbanyak di dunia, mencapai total 840 bahasa yang digunakan. Bahkan, jumlah bahasa di Papua Nugini lebih banyak daripada yang ada di seluruh benua Eropa.

Bentang alam yang sulit dan daerah yang terjal di Papua Nugini telah menyebabkan terpisahnya suku dan kelompok, sehingga terbentuklah beberapa bahasa dan dialek yang berbeda di antara 9,4 juta penduduk negara tersebut.

Setelah Papua Nugini, Indonesia menduduki peringkat kedua dalam jumlah bahasa yang dimilikinya. Negara-negara seperti Nigeria, India, dan Amerika Serikat juga termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah bahasa terbanyak.

Berikut 10 negara dengan bahasa terbanyak di dunia, merangkum dari World Economic Forum, Senin (4/12/2023):

  1. Papua Nugini (840 Bahasa)
  2. Indonesia (711 Bahasa)
  3. Nigeria (517 Bahasa)
  4. India (456 Bahasa)
  5. Amerika Serikat (328 Bahasa)
  6. Australia (312 Bahasa)
  7. Tiongkok (309 Bahasa)
  8. Meksiko (292 Bahasa)
  9. Kamerun (274 Bahasa)
  10. Brasil (221 Bahasa)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

10 Negara dengan Pribumi Terbanyak di Dunia, Salah Satunya Indonesia

Istilah "masyarakat adat" (orang asli atau pribumi) umumnya merujuk pada kelompok sosial atau budaya yang memiliki ikatan yang kuat dengan tanah leluhur mereka. Mereka seringkali terikat pada warisan etnis dan tinggal di tempat asal mereka, meskipun ada yang terusir, terpisah, atau menjadi minoritas di lingkungan mereka.

Lantaran adanya keragaman dan pengalaman sejarah yang kompleks dari berbagai kelompok, terutama di negara-negara yang tidak mengakui keberadaan masyarakat adat di wilayah mereka, tidak ada definisi resmi yang disepakati mengenai apa yang dimaksud dengan "masyarakat adat."

Sebaliknya, PBB dan lembaga lain yang terlibat dengan masyarakat adat menggunakan pemahaman yang didasarkan pada prinsip penentuan nasib sendiri yang meliputi:

  • Identifikasi diri sebagai masyarakat adat pada tingkat individu dan diterima oleh masyarakat
  • Kesinambungan sejarah dengan masyarakat pra-kolonial dan/atau pra-pemukim
  • Hubungan yang kuat dengan wilayah dan sumber daya di sekitarnyaSistem sosial, ekonomi, atau politik yang berbedaBahasa, budaya, dan kepercayaan yang berbeda
  • Membentuk kelompok masyarakat yang tidak dominan
  • Bertekad untuk memelihara dan mereproduksi lingkungan dan sistem leluhur mereka

Baca selengkapnya di sini...

3 dari 4 halaman

10 Alasan Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

Dalam Sidang Umum ke-42 UNESCO pada 20 November 2023, Indonesia meraih pencapaian membanggakan. Bahasa Indonesia disahkan sebagai salah satu bahasa resmi di UNESCO dalam sidang tersebut.

Keputusan tersebut ditandai dengan diadopsinya Resolusi 42 C/28 secara konsensus dalam sesi Pleno Konferensi Umum ke-42 UNESCO di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis.

Saat ini, Sidang Umum UNESCO memiliki sepuluh bahasa resmi, terdiri dari enam bahasa resmi PBB seperti Inggris, Prancis, Arab, China, Rusia, dan Spanyol, bersama dengan empat bahasa resmi dari negara-negara anggota UNESCO lainnya, seperti Hindi, Italia, Portugis, dan Indonesia.

Mengutip dari Sekretariat Presiden, pengusulan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi Sidang Umum UNESCO dimulai dari diskusi antara Dubes RI untuk Prancis dan wakil Delegasi Tetap (Wadetap) RI untuk UNESCO pada Januari 2023.

Saat itu pihaknya menyadari potensi bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa resmi Sidang Umum UNESCO. Kemudian potensi tersebut disampaikan kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).

Ditetapkannya bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi Sidang Umum UNESCO membuat posisi bahasa Indonesia semakin meningkat.

Lantas, mengapa bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa resmi dalam Sidang Umum UNESCO?

Baca selengkapnya di sini...

4 dari 4 halaman

10 Negara dengan Bandara Terbanyak di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

Salah satu metode yang paling cepat, aman, dan mudah untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya adalah dengan menggunakan pesawat. Dalam waktu beberapa jam, seseorang dapat menempuh jarak ribuan kilometer.

Terdapat puluhan ribu landasan pacu yang tersebar di berbagai wilayah di seluruh dunia. Bandara merupakan tempat yang terdiri dari bangunan-bangunan beragam yang meliputi landasan pacu, tempat lepas landas, pendaratan, serta infrastruktur layanan pesawat lainnya.

Dari ribuan bandara yang tersebar di berbagai belahan Bumi, beberapa negara menonjol dengan jumlah bandara yang banyak. Namun, di antara negara-negara yang memiliki jumlah bandara terbanyak di dunia, di manakah posisi Indonesia?

Baca selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.