Sukses

NASA dan Jepang Kerja Sama Bakal Luncurkan Satelit Kayu Pertama di Dunia

Menurut badan antariksa NASA, LignoSat, satelit seukuran cangkir kopi yang terbuat dari kayu magnolia, akan diluncurkan ke orbit Bumi pada musim panas 2024.

Liputan6.com, Washington - NASA dan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) berencana meluncurkan satelit kayu pertama di dunia ke luar angkasa dalam upaya menjadikan penerbangan luar angkasa lebih berkelanjutan atau ramah lingkungan.

Menurut badan antariksa NASA, LignoSat, satelit seukuran cangkir kopi yang terbuat dari kayu magnolia, akan diluncurkan ke orbit Bumi pada musim panas 2024.

Sifat kayu yang tidak terbakar maupun membusuk di ruang hampa udara menjadikannya sebagai bahan baku yang sangat berguna dan dapat terbiodegradasi untuk satelit masa depan. Terlebih, kayu tersebut akan berubah menjadi abu halus saat masuk kembali ke atmosfer bumi.

Setelah berhasil menguji sampel kayu mereka di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) awal tahun ini, para ilmuwan yakin satelit uji tersebut layak untuk diluncurkan.

"Tiga spesimen kayu diuji dan tidak menunjukkan deformasi setelah terpapar luar angkasa," kata para peneliti, seperti dilansir laman Live Science, Minggu (19/11/2023).

"Meskipun lingkungan luar angkasa ekstrem yang melibatkan perubahan suhu signifikan dan paparan sinar kosmik intens dan partikel matahari berbahaya selama sepuluh bulan, pengujian memastikan tidak ada dekomposisi atau deformasi, seperti retak, melengkung, terkelupas, atau kerusakan permukaan."

Untuk memutuskan kayu mana yang akan digunakan, para ilmuwan mengirimkan tiga sampel kayu – magnolia, cherry atau birch – ke ISS untuk disimpan dalam modul yang terpapar ke luar angkasa. Namun kemudian, para peneliti memilih magnolia karena kecil kemungkinannya untuk pecah selama pembuatan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Polusi Luar Angkasa

Selama ini, lebih dari 9.300 ton benda luar angkasa – termasuk sampah luar angkasa seperti satelit yang tidak beroperasi dan bongkahan roket bekas – mengorbit Bumi.

Namun logam berkilau yang terbuat dari bahan tersebut, seperti titanium ringan dan aluminium, meningkatkan kecerahan langit malam secara keseluruhan lebih dari 10 persen di sebagian besar planet ini, sehingga menciptakan polusi cahaya sekitar yang membuat fenomena luar angkasa jauh lebih sulit dideteksi.

Selain mahal, pesawat ruang angkasa yang terbuat dari logam menimbulkan ancaman bagi ISS dan pesawat ruang angkasa lain yang membawa manusia.

Sementara satelit kayu seperti LignoSat secara teori seharusnya tidak terlalu berbahaya dibandingkan sampah luar angkasa, menurut para peneliti.

3 dari 4 halaman

India Berambisi Bangun Stasiun Luar Angkasa Tahun 2035

Di sisi lain, Perdana Menteri India Narendra Modi telah mengumumkan soal misi negaranya ke Bulan pada tahun 2040, dan mendirikan stasiun luar angkasa pada tahun 2035. 

"India sekarang harus mencapai tujuan baru dan ambisius termasuk mendirikan Stasiun Luar Angkasa India pada tahun 2035 dan mengirimkan orang India pertama ke bulan pada tahun 2040," bunyi pernyataan pemerintah, Selasa (17/10/2023). 

Dilansir DW, negara berpenduduk terpadat di dunia ini sedang meningkatkan program luar angkasanya, dan sedang mempersiapkan uji terbang untuk misi luar angkasa berawak pertamanya. 

"Untuk mewujudkan visi ini, Departemen Luar Angkasa akan mengembangkan peta jalan eksplorasi Bulan," tambah pernyataan itu.

Misi berawak ke luar angkasa selama tiga hari disebut Gaganyaan atau "Skycraft". Misi tersebut diperkirakan akan berlangsung tahun depan dan akan menelan biaya sekitar USD 1,08 miliar, menurut badan antariksa India ISRO.

4 dari 4 halaman

Keberhasilan India di Bidang Luar Angkasa

India dikenal menjalankan operasi luar angkasa berbiaya rendah. Para ahli mengatakan hal ini dapat terjadi dengan menyederhanakan teknologi yang ada, dan mempekerjakan sejumlah besar insinyur di India yang bayarannya tidak sebesar rekan-rekan mereka di dunia.

Pada Agustus 2023, India menjadi negara pertama yang mendaratkan pesawat di dekat kutub selatan bulan. India sukses menciptakan sejarah ketika misi Chandrayaan-3 berhasil mendarat di wilayah kutub bagian selatan Bulan.

Dengan ini, India bergabung dengan kelompok negara elit yang mencapai misi pendaratannya di Bulan, setelah AS, Uni Soviet (kini Rusia), dan China.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.