Sukses

Update Soal Gaza: Mertua Pemimpin Skotlandia Masih Hidup dan Lebih dari 8.000 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Israel

Mayoritas dari ribuan warga Palestina di Gaza yang tewas akibat serangan Israel adalah perempuan dan anak-anak.

Liputan6.com, Edinburgh - Humza Yousaf, pemimpin Skotlandia atau yang bergelar menteri pertama, mengonfirmasi bahwa mertuanya yang terjebak di Gaza masih dalam kondisi hidup.

"Kami dapat kabar dari mertua saya di Gaza pagi ini, mereka masih hidup, alhamdulillah. Namun, mereka kehabisan air minum bersih," tulis pemimpin Skotlandia itu di X alias Twitter.

"Resolusi PBB harus dilaksanakan. Kita perlu menghentikan kekerasan dan mengizinkan bantuan dalam jumlah besar dapat disalurkan tanpa penundaan. #GencatanSenjataSekarang"

Elizabeth El-Nakla dan suaminya, Maged, melakukan perjalanan ke Gaza sebelum perang Hamas Vs Israel berkobar untuk mengunjungi keluarga hingga akhirnya terjebak.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) seperti dilansir The Guardian, Minggu (29/10/2023) mengatakan bahwa kemampuannya untuk membantu masyarakat Palestina di Gaza melemah akibat serangan udara Israel yang telah menewaskan lebih dari 50 stafnya dan membatasi pergerakan pasokan.

Bahkan sebelum konflik terjadi, organisasi tersebut telah mengatakan bahwa mandatnya terancam karena kurangnya dana.

Dalam pembaruan informasinya, otoritas kesehatan Gaza seperti dikutip dari AP mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Israel yang didahului serangan Hamas 7 Oktober telah melampaui 8.000 orang, tepatnya 8.005 orang. Mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dalam 24 Jam, Israel Gempur 450 Titik di Gaza

Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Minggu mengungkapkan bahwa mereka telah menyerang lebih dari 400 titik dalam 24 jam terakhir.

"Pada hari terakhir, pesawat tempur IDF menyerang lebih dari 450 sasaran militer organisasi teroris Hamas di seluruh Jalur Gaza," kata juru bicara IDF Daniel Hagari via X.

"Di antara sasaran yang diserang adalah markas militer, pos pengamatan, dan posisi tembak anti-tank organisasi teroris. Sebagai bagian dari perluasan aktivitas pasukan darat, tim tempur gabungan menyerang pasukan teroris yang mencoba melukai."

Unggahan tersebut menambahkan bahwa dua tentara Israel terluka. Klaim ini belum diverifikasi secara independen.

3 dari 4 halaman

PCRS: Israel Akan Gempur Rumah Sakit Al-Quds

Dalam perkembangan mengkhawatirkan lainnya, Bulan Sabit Merah Palestina mengungkapkan pada Minggu bahwa mereka telah menerima peringatan dari otoritas Israel untuk segera mengevakuasi Rumah Sakit Al-Quds di Jalur Gaza karena rumah sakit tersebut akan dibombardir.

"Mendesak: @PRCS baru saja mendapat ancaman serius dari otoritas pendudukan untuk segera #mengevakuasi Rumah Sakit Al-Quds di Jalur #Gaza, karena akan #dibombardir. Sejak pagi tadi, terjadi penggerebekan yang berjarak 50 meter dari rumah sakit. Silakan sebarkan seluas-luasnya," tulis organisasi itu via X.

Di lain sisi, Israel mengklaim bahwa dalam beberapa hari mendatang mereka akan mengizinkan peningkatan jumlah bantuan yang masuk ke Gaza. Pada saat yang sama, Israel kembali memerintahkan warga Palestina di utara Gaza untuk menuju apa yang mereka definisikan sebagai zona kemanusiaan di selatan Gaza.

"Dalam seminggu mendatang kami berencana meningkatkan secara dramatis jumlah bantuan menuju Gaza dari Mesir," kata Kolonel Elad Goren dari Cogat, lembaga Kementerian Pertahanan Israel.

"Kami telah menandai zona kemanusiaan di Jalur Gaza selatan di wilayah Khan Younis … Kami tetap merekomendasikan agar penduduk sipil pergi ke zona ini," kata dia.

Goren tidak menjelaskan lebih rinci soal zona kemanusiaan yang disinggungnya.

4 dari 4 halaman

Bencana Kemanusiaan di Depan Mata

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan situasi di Gaza memburuk dengan cepat. Dia mengatakan bahwa jumlah warga sipil yang terbunuh atau terluka sama sekali tidak dapat diterima.

"Situasi di Gaza semakin hari semakin menyedihkan. Saya menyesalkan bahwa alih-alih melakukan jeda kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dan didukung oleh komunitas internasional, Israel justru malah meningkatkan operasi militernya," tutur dia.

"Jumlah warga sipil yang terbunuh dan terluka sama sekali tidak dapat diterima. Dunia sedang menyaksikan bencana kemanusiaan yang terjadi tepat di depan mata kita."

Guterres menegaskan, "Lebih dari dua juta orang, yang tidak punya tempat aman untuk pergi, tidak mendapatkan kebutuhan pokok – makanan, air, tempat tinggal dan perawatan medis – serta menjadi sasaran pengeboman tanpa henti. Saya mendesak semua orang yang mempunyai tanggung jawab untuk mundur dari tepi jurang."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.