Sukses

AS Kirim Kapal Induk Kedua ke Mediterania Timur, Cegah Iran dan Hezbollah Terlibat Perang Hamas Vs Israel

USS Dwight D. Eisenhower adalah kapal induk kedua yang dikerahkan AS ke Mediterania timur, setelah sebelumnya AS mengutus USS Gerald R. Ford. AS menegaskan bahwa keberadaan kapal-kapal perangnya bukan untuk membantu Israel.

Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) mengerahkan kelompok kapal induk penyerang kedua ke Mediterania timur. Hal tersebut diumumkan oleh Menteri Pertahanan (Menhan AS) Lloyd Austin pada Sabtu (14/10/2023) di tengah kabar Israel akan segera melancarkan invasi darat.

USS Dwight D. Eisenhower dikerahkan dari Norfolk, Virginia, pada Jumat (13/10). Kapal induk tersebut awalnya akan berlayar ke perairan Komando Eropa AS (EUCOM).

Sebelumnya, AS telah mengerahkan USS Gerald R. Ford ke Mediterania timur. Seperti dilansir CNN, Minggu (15/10), kapal perang terbesar di dunia itu tiba di lepas pantai Israel pekan lalu. Belum jelas berapa lama Ford akan bertahan di wilayah tersebut setelah Eisenhower tiba.

"Eisenhower, yang merupakan andalan kelompok kapal induk penyerang akan ditemani oleh sebuah kapal penjelajah berpeluru kendali dan dua kapal perusak berpeluru kendali," sebut Menhan Austin.

USS Dwight D. Eisenhower dapat membawa lebih dari 60 pesawat, termasuk jet tempur F/A-18. Sementara Ford dapat mengerahkan lebih dari 75 pesawat.

Keberadaan kapal perang AS tidak dimaksudkan untuk bergabung dalam pertempuran di Gaza atau ambil bagian dalam operasi Israel. Namun, kehadiran mereka untuk mengirimkan pesan pencegahan terhadap Iran dan proksinya, Hezbollah di Lebanon.

"Pergerakan tersebut adalah bagian dari upaya kami untuk mencegah tindakan permusuhan terhadap Israel atau upaya apapun untuk memperluas perang ini setelah serangan Hamas terhadap Israel," tegas Menhan Austin.

Koordinator Komunikasi Strategis Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby sebelumnya juga telah menyampaikan hal serupa pada Kamis (12/10). Dia mengonfirmasi pula bahwa AS tidak ada rencana untuk menempatkan pasukan di Israel.

"Tidak ada niat atau rencana untuk menempatkan pasukan AS di Israel," kata Kirby.

Kirby menggarisbawahi bahwa tujuan peningkatan kehadiran militer AS di wilayah tersebut adalah mencegah pihak lain ikut serta dalam konflik jika mereka melihat kelemahan di pihak Israel.

"Kami memperhatikan kepentingan keamanan nasional kami dengan sangat serius di kawasan ini," tutur Kirby, seraya mencatat bahwa tujuan dari penguatan postur kekuatan adalah untuk bertindak sebagai pencegah bagi aktor lain, termasuk Hezbollah, yang mungkin berpikir bahwa memperluas konflik adalah sebuah ide bagus.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pasukan Reaksi Cepat Sedang Bersiap

Sejumlah pejabat AS menuturkan kepada CNN bahwa Unit Ekspedisi Marinir ke-26, sebuah pasukan reaksi cepat yang mampu melakukan operasi khusus, sedang melakukan persiapan jika mereka diperintahkan lebih dekat ke Israel untuk memperkuat postur pasukan AS di sana.

Unit tersebut, yang berada di kapal serbu amfibi USS Bataan, terdiri dari lebih dari 2.000 Marinir dan pelaut dan akan mampu mendukung evakuasi skala besar.

Di antara tugas misi penting untuk Unit Ekspedisi Marinir adalah operasi evakuasi dan bantuan kemanusiaan.

Hingga saat ini, menurut sejumlah pejabat AS, belum ada perintah seperti itu yang diberikan kepada unit tersebut.

3 dari 3 halaman

AS Kirim Lebih Banyak Pesawat Tempur

Pusat Angkatan Udara AS pada Sabtu mengumumkan pengerahan jet tempur F-15E dan jet serangan darat A-10 ke wilayah Timur Tengah.

"Pergerakan pesawat-pesawat tempur dari Skuadron Tempur Ekspedisi ke-494 dan Skuadron Tempur Ekspedisi ke-354 memperkuat postur AS dan meningkatkan operasi udara di seluruh Timur Tengah," demikian pernyataan Angkatan Udara AS.

Tidak disebutkan secara spesifik jumlah pesawat tempur yang terlibat.

Sebuah unggahan di media sosial Komando Pusat AS mengatakan A-10 akan bergabung dengan skuadron pesawat lain yang sudah berada di wilayah tersebut. Pernyataan Menhan Austin menyebutkan bahwa pesawat tempur F-16 juga telah dikerahkan.

"Dengan menempatkan pesawat tempur canggih dan berintegrasi dengan pasukan gabungan dan koalisi, kami memperkuat kemitraan kami dan memperkuat keamanan di kawasan ini," kata Komandan Angkatan Udara ke-9 Letjen Alexus Grynkewich.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini