Sukses

10 September 2017: Penembakan Saat Nonton Bola Dallas Cowboys di Plano AS, 8 Orang Tewas

Pada Minggu, 10 September 2017 silam, tragedi mengerikan pernah terjadi di sebuah rumah di Plano, wilayah sekitar Dallas, Amerika Serikat (AS).

Liputan6.com, Plano - Minggu, 10 September 2017 lalu, tragedi mengerikan pernah terjadi di sebuah rumah di Plano, wilayah sekitar Dallas, Amerika Serikat (AS).

Para tamu berkumpul di sana untuk menikmati pertandingan sepak bola Dallas Cowboys yang ditayangkan di televisi. Namun, suasana gembira itu segera berubah menjadi ketakutan.

Seorang pria bernama Spencer James Hight tiba-tiba muncul dengan senjata api dan menembak brutal delapan orang yang hadir. 

Meredith Hight (27), yang merupakan istri sang penembak, juga menjadi salah satu korban dalam peristiwa tragis ini. 

Selain itu, ada Anthony Cross (33), Olivia Deffner (24), James Dunlop (29), Darryl Hawkins (22), Rion Morgan (31), Myah Bass (28), dan Caleb Edwards (25) yang semuanya juga kehilangan nyawa mereka.

Panggilan panik tentang tembakan berseliweran ke pusat komando polisi Plano sekitar pukul 20.00 pada malam itu. 

Seorang polisi yang sangat berani mendekati rumah tersebut hanya dalam waktu dua menit setelah panggilan tersebut masuk. 

Di halaman belakang rumah itu, dia menemukan para korban yang terluka parah dan masih mendengar suara tembakan yang mengerikan dari dalam rumah.

Tanpa ragu, polisi itu langsung menghadapi penembaknya, Spencer James Hight, yang masih bersenjata. 

Dalam aksi berani tersebut, si polisi berhasil membidik mati sang penembak, mengakhiri ancaman tersebut.

Tragedi ini merupakan salah satu yang terburuk yang pernah terjadi di wilayah tersebut. 

Delapan orang tewas dalam penembakan tersebut, dan dua korban lainnya dilarikan ke rumah sakit dengan luka-luka serius, yang salah satunya kemudian meninggal dunia.

Penyelidikan atas peristiwa ini terus berlanjut. Texas Rangers bertanggung jawab atas penyelidikan penembakan yang melibatkan polisi, sementara Departemen Polisi Plano juga melakukan tinjauan internal terhadap petugas yang berani tersebut, meski namanya belum diungkapkan ke publik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penembakan Massal di Las Vegas, Nevada, Tahun 2017

Penembakan mematikan lainnya juga pernah terjadi pada 1 Oktober 2017. Kala itu seorang pria bersenjata bernama Stephen Craig Paddock menembaki kerumunan yang menghadiri festival musik country Route 91 Harvest dari balkon kamarnya di lantai 32 di Mandalay Bay Resort and Casino.

Aksi penembakan itu berlangsung lebih dari 15 menit ketika penonton konser yang panik mencoba berlindung, tidak menyadari dari mana asal tembakan itu. Tragedi ini menewaskan 58 orang dan membuat lebih dari 850 lainnya terluka.

Unit SWAT polisi masuk ke kamar pria bersenjata itu dan menemukannya tewas karena bunuh diri. Polisi mengatakan pelaku bertindak seorang diri dan motifnya tidak diketahui.

Penembakan Massal di Blacksburg, Virginia, Tahun 2007

Pembantaian pada 16 April 2007 di kampus Virginia Tech University menjadi penembakan di sekolah yang paling mematikan dalam sejarah AS.

Pelaku adalah seorang mahasiswa berumur 23 tahun bernama Cho Seung-Hui. Aksi kejinya membunuh 32 mahasiswa dan tenaga pengajar dalam dua serangan terpisah sekitar dua jam sebelum bunuh diri.

Salah satu korban tewas adalah warga negara Indonesia, yaitu Partahi Mamora Halomoan Lumbantoruan dari Medan, yang merupakan mahasiswa doktoral di Fakultas Teknik Sipil. Sementara itu, 17 orang dilaporkan terluka.

Motif Cho Seung-Hui tidak jelas. Namun, ketika polisi menggeledah kamarnya, mereka menemukan catatan yang menggambarkan betapa hidupnya sangat menderita dan rencananya untuk bunuh diri.

3 dari 3 halaman

Penembakan Massal di Orlando, Florida, Tahun 2016

Penembakan massal paling mematikan lainnya dalam sejarah AS lainnya adalah penembakan pada 12 Juni tahun 2016 di Pulse, sebuah klub malam gay di Orlando, Florida.

Pelaku yang diidentifikasi sebagai Omar Mateen membunuh 49 orang dan melukai lebih dari 50 orang lainnya sebelum polisi Orlando membunuhnya.

Selama penembakan, pria keji itu menelepon polisi Orlando dan bersumpah setia kepada ISIS. Namun, pihak berwenang tidak menemukan bukti komunikasi antara kelompok teroris dan penyerang.

Penembakan Massal di Newton, Connecticut, Tahun 2012

Sementara itu, penembakan yang terjadi di Sekolah Dasar Sandy Hook pada 14 Desember 2012 ini menewaskan 26 orang, di antaranya 20 siswa dan enam guru. Siswa yang tewas berusia antara enam - tujuh tahun.

Pelaku adalah Adam Peter Lanza yang disebut menderita gangguan kepribadian dan autis. Adam berakhir dengan bunuh diri.

Sebelum melakukan penembakan di sekolah, Adam lebih dulu menembak mati ibunya di rumah mereka di Connecticut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.