Sukses

Rakyat Korea Utara Wajib Lindungi Foto Kim Jong Un Saat Topan Khanun Melanda

Fokus utama rakyat Korea Utara disebut harus memastikan keamanan potret Kim Jong Un, ayahnya Kim Jong Il, dan kakeknya yang juga pendiri negara itu Kim Il Sung.

Liputan6.com, Pyongyang - Warga Korea Utara diminta untuk melakukan segala upaya dalam melindungi foto-foto Dinasti Kim saat negara itu bersiap menghadapi hujan lebat dan angin kencang yang disebabkan oleh Topan Khanun.

Surat kabar resmi Partai Buruh Korea Utara Rodong Sinmun mengatakan bahwa fokus utama rakyat harus pada memastikan keamanan potret Kim Jong Un, ayahnya Kim Jong Il, dan kakeknya yang juga pendiri negara itu Kim Il Sung. Selain foto, rakyat juga diminta untuk melindungi patung, mozaik, mural, dan monumen Dinasti Kim, yang telah memerintah 1948.

Topan Khanun, yang mendarat di Semenanjung Korea pada Kamis (10/8/2023), diperkirakan akan bergerak ke Utara pada Jumat (11/8). Demikian seperti dilansir The Guardian.

Bencana alam memiliki dampak menghancurkan di Korea Utara yang miskin, di mana infrastruktur yang lemah dan penggundulan hutan telah meningkatkan kerentanannya terhadap banjir.

Di Korea Selatan, Topan Khanun telah menyebabkan banjir dan tanah longsor. Sementara itu, terdapat satu korban jiwa dan lebih dari 16.000 orang terpaksa mengungsi.

Kantor berita Korea Utara, KCNA, mengatakan bahwa semua sektor dan unit di negara itu melakukan kampanye dinamis untuk mengatasi bencana iklim abnormal. KCNA menambahkan bahwa peringatan terkait angin kencang, hujan deras, hingga gelombang pasang telah dikeluarkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Simbol Religius

Perintah untuk melindungi potret Dinasti Kim adalah pengingat bahwa Dinasti Kim menempatkan simbolisme untuk memperkuat legitimasinya.

Menurut NK News, potret Kim Jong Il dan Kim Il Sung menghiasi setiap rumah dan kantor di Korea Utara dan orang-orang dapat dihukum mati karena merusaknya, bahkan secara tidak sengaja sekalipun.

"Jangan lupa bahwa Korea Utara juga adalah negara teokratis," kata profesor di Universitas Kookmin Andrei Lankov kepada NK News.

"Patung-patung dan potret-potret ini merupakan simbol-simbol religius yang sakral atau pada dasarnya ikon. Setiap agama sejak dahulu kala mengharapkan umatnya siap untuk mati – atau setidaknya menderita – untuk menyelamatkan ikon-ikon suci."

Media pemerintah Korea Utara mengatakan bahwa anggota militer dan partai telah diperintahkan untuk menyiapkan tindakan penanggulangan banjir dan menyelamatkan tanaman, di tengah laporan bahwa badai dapat menyerang Pyongyang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.