Sukses

Konser Kpop di Jambore Pramuka Dunia Korea Selatan Dibatalkan, Sejumlah Kontingen Ditarik Pulang

Jambore Pramuka Sedunia ke-25 di Korea Selatan menghadapi kendala karena gelombang panas.

Liputan6.com, Seoul - Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia ikut serta dalam Jambore Pramuka Sedunia ke-25 (25th World Scout Jamboree) di Korea Selatan (Korsel). Acara tersebut berlangsung pada 1 sampai 12 Agustus 2023.

Kontingen Indonesia berkekuatan 1.569 orang yang dipimpin Ketua Kontingen, Mayjen TNI Mar (Purn) Yuniar Ludfi, tetap bertahan meskipun cuaca amat panas mencapai 38 sampai 40 derajat Celsius di siang hari. Selain itu, kontingen tetap solid dan bersemangat mengikuti kegiatan akbar empat tahun sekali itu.

Di tengah cuaca panas ekstrem tersebut sempat menyeruak kabar bahwa sejumlah kontingen akan ditarik pulang ke negara asal. Kabar itu juga datang salah satunya dari Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI untuk memantau kondisi Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia yang mengikuti, Jambore Dunia ke-25 di Korea Selatan.

Hal itu dilakukan setelah cuaca panas yang melanda Korea Selatan saat ini menyebabkan peserta di beberapa negara mengalami masalah kesehatan.

"Saya sudah perintahkan kepada Kemlu kepada kedutaan kita untuk selalu memonitor untuk selalu memantau," kata Jokowi saat ditemui di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Meski begitu, Jokowi telah memerintahkan agar para peserta dari Indonesia bisa dipulangkan kembali. Sebagai upaya pencegahan, walaupun kondisi cuaca di sana belum sampai indikasi membahayakan. "Sampai saat ini tidak ada yang disampaikan itu membahayakan dan kita harus apa. Membawa pulang kembali," kata Jokowi.

Sementara Inggris, Amerika Serikat, dan organisasi Singapura membuat keputusan untuk menarik peserta mereka keluar dari Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea, mengutip langkah-langkah yang tidak memadai untuk mengatasi panas ekstrem dan faktor lainnya, sebagian besar negara peserta lainnya telah memutuskan untuk tetap tinggal, termasuk Jerman, Swedia, dan Spanyol.

Gelombang panas yang terjadi saat Jambore Dunia ke-25 di Korea Selatan ini juga membuat konser K-Pop yang dijadwalkan pada Minggu 6 Agustus malam di perkemahan Saemangeum ditunda hingga Jumat 11 Agustus karena masalah keamanan dan cuaca panas terik.

Menteri Kebudayaan Korsel Park Bo-gyoon, seperti dikutip dari KBS, mengumumkan perubahan tersebut pada jumpa pers Minggu 6 Agustus di Saemangeum. Ia mengatakan bahwa konser tersebut akan diadakan pada malam upacara penutupan Jambore Dunia ke-25 pada hari Jumat.

Sesuai arahan Bapak Presiden, kami sedang mempersiapkan program-program wisata yang akan dilakukan ke seluruh pelosok tanah air, agar para peserta dapat merasakan berbagai pengalaman dan membangun kenangan indah, kata Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan Lee Sang-min.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pemerintah Bersatu Menyukseskan Jambore Pramuka Sedunia ke-25

Sementara itu, Pemerintah Korea Selatan telah memutuskan untuk memberikan dukungan penuh terhadap Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Saemangeum. Kondisi lokasi Jambore dilaporkan berangsur-angsur kembali stabil.

"Saat ini di bumi perkemahan, pemerintah pusat dan daerah, TNI dan swasta bersatu untuk mengatasi satu per satu kesulitan yang dihadapi peserta," ujar Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Lee Sang-min dalam brifieng tentang Bantuan Publik-Swasta untuk Jambore Pramuka Dunia Saemangeum dan Perbaikan Kondisi Perkemahan pada 4 Agustus.

Selain Panitia Pelaksana, peralatan dan personel tambahan dari organisasi pemerintah seperti Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan; Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata; dan Badan Pengembangan dan Investasi Saemangeum serta otoritas militer, polisi, dan pemadam kebakaran telah dikerahkan pula. Karena itu, pemerintah secara keseluruhan berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan Jambore berakhir dengan aman dan menyenangkan.

Khususnya, sambung Menteri Lee Sang-min, kami memberikan perhatian khusus pada gelombang panas, penyebab utama kekhawatiran publik.

Menteri Lee Sang-min menuturkan, untuk membantu para peserta menenangkan diri, 132 bus tambahan ber-AC telah dikerahkan, secara signifikan jumlahnya meningkat jadi 262. "Jumlah bus antar-jemput di dalam perkemahan juga telah berlipat ganda, dengan total 24 bus yang beroperasi dengan interval 10 menit dari interval 30 menit seperti sebelumnya. Militer telah memasang 69 kanopi tambahan untuk berteduh di seluruh perkemahan."

Selain itu, dalam konsultasi dengan World Organization of the Scout Movement (WOSM), Menteri Lee Sang-min mengungkap bahwa total delapan taman bermain air telah dipasang di empat hub untuk membantu menyegarkan tubuh dan pikiran Pramuka yang kelelahan akibat gelombang panas yang terus menerus.

 

3 dari 4 halaman

Staf Kebersihan Ditambahkan

Sebanyak 930 staf kebersihan tambahan telah dikerahkan; total 1.400 orang kini bekerja untuk menjaga toilet dan kamar mandi tetap bersih dan higienis.

Seperti yang dijanjikan, Menteri Lee Sang-min, setidaknya lima botol air dingin disediakan per orang setiap hari. "Kami telah mengambil tindakan untuk memastikan bahwa setiap orang dapat membawa botol air sebanyak yang mereka butuhkan ke mana saja."

Saat ini, total 16 truk berpendingin telah beroperasi, dan telah disediakan pendingin. Kami meningkatkan kuantitas dan kualitas makanan dan menyediakan makanan ringan tambahan. Selain itu, kafetaria staf beroperasi sepanjang waktu.

"Kapasitas pasokan listrik telah ditingkatkan untuk memungkinkan penerangan di lantai vine tunnels dan tambahan 330 lampu jalan untuk menerangi jalan, sehingga meningkatkan keamanan bahkan di malam hari. Sebanyak 200 kipas angin listrik berukuran besar juga telah disediakan," papar Menteri Lee Sang-min.

 

4 dari 4 halaman

Perusahaan Swasta Juga Turun Tangan Membantu

Perusahaan swasta dan pemerintah daerah lainnya juga telah memberikan uluran tangan untuk keberhasilan Jambore.

"Sejumlah pelaku usaha mendonasikan 1,68 juta botol air minum dan minuman ion serta 10.000 kaleng obat nyamuk, dan beberapa pemerintah daerah juga menyediakan 50 portalet (toilet portabel) dan tujuh kotak arm roll boxes untuk tempat sampah," tutur Menteri Lee Sang-min.

Dengan pemerintah pusat dan daerah, militer dan sektor swasta bekerja sama untuk mengatasi setiap kesulitan yang dihadapi para peserta, Menteri Lee Sang-min mengatakan perkemahan secara bertahap mendapatkan kembali stabilitasnya.

Dengan kerja sama dari 17 provinsi dan kota, pemerintah menyiapkan total 90 program tambahan, dan program ini akan diluncurkan segera setelah negosiasi jadwal khusus dengan WOSM selesai. Misalnya, para peserta akan menikmati Festival Lumpur di Boryeong, Provinsi Chungcheongnam-do; nikmati keindahan Cheongnamdae, vila liburan kepresidenan di Cheongju, Provinsi Chungcheongbuk-do; dan merasakan menginap di kuil di kuil tradisional Korea. Di Gyeongju, Provinsi Gyeongsangbuk-do, mereka akan dapat belajar tentang budaya dan sejarah tradisional Korea.

Sementara itu Sosu Seowon di Yeongju dan Dosan Seowon di Andong akan memungkinkan para peserta untuk merasakan budaya Konfusianisme. Kami juga menyiapkan program untuk mengunjungi bisnis yang terkenal dengan teknologi mutakhir dan lokasi industri.

Pemerintah pusat dan daerah, tentara dan pihak swasta berupaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki lingkungan Jambore. "Saya berharap masyarakat juga bersatu untuk mendukung Jambore Dunia, sehingga festival ini dapat selesai sesuai jadwal," ungkap Menteri Lee Sang-min.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini