Sukses

Optimisme Singapura Perkuat Hubungan Bilateral dengan Indonesia

Singapura telah menjadi mitra Indonesia dalam berbagai sektor selama 56 tahun terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Singapura dan Republik Indonesia (RI) telah menjadi mitra dalam berbagai sektor selama 56 tahun terakhir. Relasi resmi kedua negara terjalin sejak 7 September 1967, ketika Menteri Luar Negeri (RI) Adam Malik dan koleganya S. Rajaratnam memulai hubungan diplomatik antar kedua negara.

Di tengah minat investasi asing ke Indonesia yang terus bertumbuh, Singapura saat ini masih menjadi penyumbang investasi terbesar, yakni mencapai hingga USD 4,3 miliar per kuartal I-2023.

Menteri Senior dari Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura sekaligus Kementerian Kesehatan, Janil Puthucheary saat bertemu jurnalis Indonesia dalam pertemuan Indonesian Journalists' Visit Programme (IJVP) pada Rabu, (5/7/2023). (Dok. Liputan6.com/Ratu Annisaa Suryasumirat)

Menteri Senior dari Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura sekaligus Kementerian Kesehatan Janil Puthucheary mengaku optimistis terkait hubungan bilateral Singapura dan Indonesia, terutama dalam bidang teknologi. 

"Ada banyak hal yang terjadi antara kedua negara kita. Ekonomi digital adalah salah satu contoh yang menjadi landasan bagi banyak hal lain yang ingin kita lakukan. Kita memiliki banyak peluang untuk berkolaborasi," ungkap Janil kepada jurnalis Indonesia yang mengikuti Indonesian Journalists Visit Programme (IJVP) di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura, Rabu (5/7/2023).

"Kita memiliki MoU yang baru saja ditandatangani. Kita memiliki niat untuk mengembangkan bakat teknologi bersama."

Janil menekankan bahwa sektor swasta Singapura tertarik untuk terus berkolaborasi dan saling bertukar ide dalam hal teknologi, baik itu untuk proteksi data, privasi data, dan aliran data. Selain itu, pihaknya ingin mengembangkan generasi muda yang tertarik pada teknologi.

"Kita memiliki ide yang sama untuk mengembangkan generasi muda yang tertarik pada teknologi untuk menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi digital," tutur Janil.

Pada Maret 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong menandatangani MoU, yang bertujuan menggencarkan pertukaran pelajar dan pekerja profesional untuk mengembangkan kemampuan dan kapasitas SDM Indonesia, terutama di bidang teknologi dan informasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Potensi Pariwisata Antar Negara

Singapura juga menjadi negara yang menyumbangkan turis asing terbanyak ke Indonesia pada tahun 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada November 2022 terdapat 99.390 kunjungan wisatawan Singapura ke Indonesia atau 15,12 persen dari total wisatawan asing.

Menteri Pendidikan Singapura Chan Chun Sing sendiri mengaku sering mengunjungi Indonesia. Dia bahkan sempat tinggal di Tanah Air selama dua tahun saat bertugas di militer.

"Selama dua tahun saya di sana pada tahun 2001 hingga 2003, saya berkesempatan mengunjungi seluruh provinsi di Indonesia kecuali tiga (Aceh, Maluku, dan NTT). Namun, sekarang sisa dua yang belum, yaitu Maluku dan NTT," ujar Chan Chun Sing di Gedung Kementerian Pendidikan Singapura, Jumat (7/7/2023).

Chan Chun Sing mengaku bahwa mimpinya adalah dapat mengunjungi seluruh provinsi di Indonesia.

"Indonesia seperti rumah kedua saya karena pengalaman sewaktu saya di militer. Pertama kali saya ke Indonesia pada awal 1990-an. Saya menghabiskan lebih dari sebulan di sana karena saya sedang On-Job Training (OJT)," jelas Chan.

"Saya pergi ke tempat-tempat di Indonesia yang kebanyakan tidak dikunjungi." 

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong berfoto bersama jurnalis Indonesia saat pertemuan Indonesian Journalists' Visit Programme (IJVP) di Gedung Kementerian Keuangan Singapura, Jumat (7/7/2023). (Dok. Liputan6.com/Ratu Annisaa Suryasumirat)

Tidak hanya Chan Chun Sing, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong juga turut membagikan kisah liburan masa kecilnya di Indonesia. 

"Salah satu liburan luar negeri pertama yang saya alami saat kecil adalah ke Danau Toba," ungkapnya di Gedung Kementerian Keuangan Singapura, Jumat (7/7).

"Saya tidak pernah naik pesawat sebelumnya waktu kecil, tapi pertama kali saya melakukannya adalah ke Danau Toba, jadi saya akan selalu mengingat perjalanan itu meskipun sudah terjadi puluhan tahun yang lalu."

3 dari 3 halaman

Kerja Sama dalam Pembangunan IKN

Di sisi lain, Menteri Kedua Luar Negeri Singapura Maliki Osman juga memiliki harapan besar akan kerja sama antar Indonesia dan Singapura dalam berbagai bidang, seperti teknologi hijau dan energi terbarukan.

"Hal yang baik tentang hubungan antara Singapura dan Indonesia adalah kita selalu menantikan area baru apa yang dapat kami kerjakan," tutur Osman kepada jurnalis Indonesia di Gedung Kementerian Luar Negeri Singapura, Rabu (5/7). 

Dalam kesempatan berbeda, Wong memaparkan kerja sama Indonesia dan Singapura dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia di Kalimantan Timur.

"Presiden Jokowi, ketika berada di Singapura, telah berbicara tentang visinya untuk Nusantara menjadi hijau dan cerdas. Kami mendukung penuh visi ibu kota baru Indonesia. Itu sebabnya kami telah menandatangani MoU pada retret pemimpin terakhir untuk berbagi pengetahuan," tutur Wong.

Pada 16 Maret 2023, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dan Center for Livable Cities (CLC), Kementerian Pembangunan Nasional Singapura menandatangani MoU untuk mengembangkan kota layak huni di IKN.

CLC merupakan organisasi di bawah Kementerian Pembangunan Nasional Singapura yang berpengalaman dalam membagikan pengetahuan tentang pembangunan kota-kota layak huni dan berkelanjutan di dunia. Kerja sama strategis ini meliputi langkah-langkah untuk memperkuat kolaborasi berbagi pengetahuan dan pengembangan kapasitas oleh CLC dalam mewujudkan kota layak huni di Nusantara.

MoU tersebut merupakan memorandum pertama antara OIKN dengan kementerian negara lain (G-to-G).

Cakupan kerja sama yang akan dilakukan antara lain pengembangan kota pintar dan kota hijau, transportasi terpadu dan pembangunan infrastruktur, pembangunan komunitas yang tangguh dan inklusif, perencanaan kawasan urban berkepadatan tinggi, manajemen panas dan kelembapan, serta langkah-langkah mitigasi dan adaptasi dalam perencanaan dan pembangunan urban.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini