Sukses

Indonesia Gagas Latihan Militer Pertama ASEAN di Laut Natuna Utara, Bagian dari Laut China Selatan

Liputan6.com, Bali - ASEAN akan mengadakan latihan militer bersama pertamanya di Laut Natuna Utara, porsi paling selatan dari Laut China Selatan yang sarat akan ketegangan geopolitik. Hal itu disampaikan oleh Indonesia, pemegang kursi keketuaan ASEAN tahun ini.

"Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana Yudo Margono menggagas Latihan Bersama militer ASEAN di Natuna Utara," kata angkatan bersenjata Indonesia dalam keterangan resmi yang dimuat Liputan6.com (10/6/2023).

Gagasan tersebut disampaikan saat Panglima TNI melaksanakan pertemuan dengan seluruh Panglima Angkatan Bersenjata anggota negara ASEAN di Bali 7 Juni 2023.

Angkatan bersenjata Indonesia menjelaskan, "Latihan gabungan akan menitikberatkan pada latihan keamanan maritim, Search and Rescue (SAR)".

"Indonesia akan senantiasa mempromosikan kawasan yang aman, damai dan stabil bebas dari segala bentuk ancaman dan gangguan yang mengancam kedaulatan negara. Indonesia juga mengajak ASEAN untuk meningkatkan keamanan maritim di kawasan, demi meningkatkan perekonomian negara," lanjut TNI.

Persatuan ASEAN selama bertahun-tahun telah diuji oleh persaingan antara Amerika Serikat dan China yang sedang dimainkan di Laut China Selatan, CNN melaporkan.

Anggota ASEAN seperti Vietnam, Filipina, Brunei, dan Malaysia memiliki klaim yang bersaing dengan Beijing, yang menegaskan kedaulatan atas bentangan luas lautan tersebut.

Indonesia tidak terlibat dalam sengketa teritorial, namun, ketegangan di kawasan maritim tersebut turut meluas ke zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara --porsi paling selatan dari Laut China Selatan.

Sejumlah kapal badan keamanan maritim Tiongkok (China Coast Guard atau CCG) kerap dilaporkan muncul di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara. Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Desember 2022, melaporkan penampakan Kapal CCG 5402 di ZEE Indonesia sepanjang periode November - Desember 2022.

Soal isu tersebut, Presiden RI Joko Widodo, dalam sebuah wawancara dengan The Asahi Shimbun pada 18 Mei 2023, mengatakan, "Penghormatan terhadap hukum internasional sangat penting. Ini adalah kunci dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan."

Beijing mengklaim kawasan perairan tersebut, termasuk hingga ke ZEE Indonesia di Laut Natuna Utara, melalui konsep Nine Dash Line-nya yang didasari atas klaim historis. Pengadilan arbitrase internasional pada tahun 2016 memutuskan bahwa klaim tersebut tidak memiliki dasar hukum.

Sebuah rute laut untuk sekitar $ 3,5 triliun perdagangan kapal tahunan, Laut China Selatan telah mengalami ketegangan konstan akhir-akhir ini ketika China menekan klaimnya dengan pengerahan besar penjaga pantai dan kapal penangkap ikan sejauh 1.500 km (932 mil) dari garis pantainya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

ASEAN dan Laut China Selatan

ASEAN telah mendorong agar kode etik maritim yang telah lama ditunggu-tunggu dengan China, The Code of Conduct of the South China Sea, diselesaikan.

Dalam wawancara dengan The Asahi Shimbun, Mei 2023, Presiden Jokowi menambahkan bahwa ada kebutuhan untuk secara bijaksana menyusun kode etik untuk mencegah terjadinya konflik di Laut China Selatan.

"Negosiasi Code of Conduct on the South China Sea sedang dikerjakan dalam platform ASEAN tahun ini," jelas presiden RI tersebut.

Namun, beberapa anggota ASEAN telah berselisih dengan Beijing dalam beberapa bulan terakhir.

Vietnam mengkritik pengerahan kapal penelitian Tiongkok di dekat beberapa blok gas di ZEE-nya, sementara Beijing dituduh mengirim milisi maritim ke perairan tempat angkatan laut India dan negara-negara ASEAN mengadakan latihan.

Filipina mengecam pasukan penjaga pantai China karena "manuver berbahaya" dan "taktik agresif" dan berencana untuk mengadakan patroli bersama dengan Amerika Serikat, di atas latihan pasukan penjaga pantai trilateral perdana yang mereka selenggarakan dengan Jepang pekan ini.

China mempertahankan penjaga pantainya melakukan operasi reguler di wilayah kedaulatan China.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.