Sukses

20 Mei 2012: Gempa Mematikan di Italia Utara Picu Situs Warisan Budaya Rusak, 7 Orang Tewas

Gempa mematikan di Italia utara menghantam situs warisan dan memakan 7 korban jiwa pada 20 Mei 2012.

Liputan6.com, Roma - Tanah berguncang cukup keras di Italia utara pada 20 Mei 2012. Gempa bumi telah menewaskan sedikitnya tujuh orang dan menyebabkan kerusakan serius pada bangunan di beberapa kota di sana kala itu.

Gempa berkekuatan magnitudo 6 melanda tengah malam waktu setempat, sekitar 35 km utara Kota Bologna, Italia. Lindu itu menyebabkan "kerusakan signifikan pada warisan budaya" wilayah Emilia Romagna, kata pemerintah.

Dilansir dari BBC, diketahui bahwa gempa susulan berkekuatan madnitudo 5,1 juga kemudian melanda wilayah tersebut dan menyebabkan lebih banyak bangunan runtuh.

Gempa bumi susulan dilaporkan telah menghancurkan menara jam dan membuat petugas pemadam kebakaran jatuh dari tembok di kota Finale Emilia, dekat pusat gempa pertama.

Gempa terjadi pada kedalaman 10 km yang relatif dangkal tepat setelah pukul 04.00 waktu setempat (02:00 GMT), dirasakan di sebagian besar Italia utara, termasuk kota-kota Bologna, Ferrara, Verona dan Mantua dan sejauh Milan dan Venesia.

Getaran tersebut memaksa banyak warga yang ketakutan turun ke jalan. Dua orang tewas di Sant'Agostino ketika sebuah pabrik keramik ambruk.

Ibu dari salah satu korban mengatakan kepada media lokal bahwa "ia seharusnya tidak ada di sana. Ia berganti shift dengan seorang teman."

Orang lain, diyakini sebagai warga negara Maroko, terbunuh di Ponte Rodoni do Bondeno. Di Tecopress di Dosso, seorang pekerja tewas saat atap pengecoran runtuh.

Gempa bumi ini tercatat sebagai yang terburuk melanda negara tersebut sejak gempa L'Aquila menewaskan hampir 300 orang di Italia tengah pada 2009. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cerita dari Saksi dan Korban Gempa

Media lokal mengatakan ada tiga perempuan meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh gempa. Yang pertama seorang warga negara Jerman berusia 37 tahun, dekat Bologna, yang dikatakan mengalami serangan jantung. Kemudian, seorang centenarian di Sant'Agostino dan seorang octogenarian.

Sekitar 50 orang terluka, tetapi tidak ada yang serius.

Lebih dari 3.000 orang kemudian dievakuasi dari rumah mereka di tengah ketakutan akan gempa baru.

"Saya terbangun sekitar pukul 04.00 oleh gempa, getarannya kuat dan berlangsung hingga satu menit, mungkin lebih," kata Frankie Thompson, jurnalis travel Inggris di Bologna, kepada BBC.

"Lonceng gereja bunyi secara spontan... diikuti oleh kesunyian yang mencekam. Gempa susulan kecil terus datang dan pergi sampai sekitar pukul 05:50 ketika getaran yang lebih kuat mengguncang kami lagi tetapi tidak selama dan sedramatis yang pertama," tambahnya.

David Trew dari Inggris, yang tinggal di sebuah hotel di Ferrara, mengatakan, "Saya tertidur lelap ketika getaran dimulai. Saya mengalami mimpi yang sangat jelas, dan beberapa detik pertama gempa menjadi bagian dari mimpi itu."

"Ketika saya mulai bangun, saya butuh beberapa detik untuk menyadari bahwa itu benar-benar terjadi. Saya meraba-raba dalam kegelapan, lalu merasa sangat ketakutan. Ruangan itu bergetar hebat, puing-puing jatuh dari langit-langit ke rambut saya dan seluruh lantai."

Seorang penduduk setempat mengatakan, "Saya mendengar ledakan besar dan saya berlari ke teras, saya takut jatuh."

Tayangan TV juga menunjukkan orang-orang memeriksa rumah, kantor, dan bangunan bersejarah yang rusak. Sebagian kastil di Finale Emilia dilaporkan runtuh.

Pejabat darurat memerintahkan evakuasi pasien dari rumah sakit sebagai tindakan pencegahan.

Italia Utara sering diguncang oleh gempa bumi kecil, tetapi negara ini sangat siap menghadapinya, lapor Alan Johnston selaku wartawan BBC di Roma.

Pada Januari 2012 lalu, gempa berkekuatan 5,3 melanda Italia utara tetapi tidak menyebabkan cedera.

 

3 dari 4 halaman

Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Jepang, Gedung di Tokyo Bergoyang hingga Jalanan Aspal Retak

Bicara soal gempa, belum lama ini gempa bumi dengan perkiraan berkekuatan magnitudo 5,4 melanda Chiba dan prefektur tetangga di timur Jepang pada Kamis, 11 Mei 2023 pagi waktu setempat.

Mengutip dari Straits Times, Kamis (11/5/2023), gempa tersebut diketahui terjadi sekitar pukul 04.16 waktu setempat di kota Kisarazu, Chiba, dan mengguncang gedung-gedung di ibu kota Tokyo. Bangunan bergoyang.

Gempa bumi Jepang tersebut memiliki intensitas dalam kategori Jepang strong 5 dari skala intensitas 7.

Japan Meteorological Agency (Badan Meteorologi Jepang) atau JMA mengatakan gempa terjadi di bagian selatan Chiba pada kedalaman sekitar 40 km.

Sepertinya tidak memicu tsunami, kata Badan Meteorologi Jepang itu.

Laporan NHK menyebut, di sebuah bar di Kisarazu, botol dan gelas minuman keras jatuh dari raknya dan pecah. Retakan juga ditemukan di jalan aspal, dan beberapa dinding balok runtuh setelah gempa.

Baca selebihnya di sini...

4 dari 4 halaman

Gempa Magnitudo 7,1 Guncang Kepulauan Kermadec Selandia Baru Picu Tsunami Kecil

Kemudian, Kepulauan Kermadec di Selandia Baru juga diguncang gempa bumi tektonik pada Senin, 24 April 2023 pada pukul 07.41 waktu setempat, akibat guncangan ini menimbulkan tsunami kecil di dekat pulau.

Hasil analisis menunjukkan bahwa gempa bumi mengguncang dengan kekuatan magnitudo 7,1, demikian keterangan dari BMKG yang diterima Liputan6.com, Senin (24/4/2023).

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 29.955° Lintang Selatan 177.838° Bujur Barat, tepatnya di laut dengan kedalaman 49 km. Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng pada Palung Kermadec (Kermadec Trench), di mana Lempeng Pasifik Menunjam ke Bawah Lempeng Indo-Australia.

Gempa itu bersumber tepat di bidang kontak antar lempeng tersebut.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan ciri khas mekanisme sumber gempa di zona subduksi lempeng.

Baca selebihnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.