Sukses

Rusia Kerahkan Pasukan ke Ukraina Timur, Bersiap Lancarkan Serangan Baru?

Menurut Ukraina, Rusia bersiap untuk melancarkan serangan berskala penuh dalam waktu dekat.

Liputan6.com, Kyiv - Rusia telah mengerahkan bala bantuan ke Ukraina timur menjelang serangan musim semi yang dapat dimulai minggu depan di sepanjang garis depan, di mana telah terjadi pertempuran tanpa henti selama berbulan-bulan. Demikian laporan Reuters mengutip pernyataan Gubernur Luhansk Serhiy Haidai yang berada dalam pengasingan.

"Kami melihat semakin banyak cadangan (Rusia) yang dikerahkan ke arah kami, kami melihat lebih banyak peralatan dibawa masuk…," kata Haidai kepada televisi Ukraina seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (7/2/2023).

"Mereka membawa amunisi yang digunakan berbeda dari sebelumnya – tidak lagi menembak sepanjang waktu. Mereka perlahan-lahan mulai menyelamatkan diri, bersiap untuk serangan skala penuh," ujarnya.

Dia menambahkan, "Kemungkinan besar mereka membutuhkan waktu 10 hari untuk mengumpulkan cadangan. Setelah 15 Februari kita dapat mengharapkan (serangan ini) kapan saja."

Sementara itu, saat Rusia mengerahkan bala bantuan ke Ukraina timur jelang serangan terbarunya, New York Times melaporkan bagaimana suasana tersebut dirasakan di sejumlah kota dan desa di sana.

Pasukan Ukraina yang kelelahan dilaporkan mengeluh bahwa mereka kalah jumlah dan senjata, bahkan sebelum Rusia mengerahkan sebagian besar dari sekitar 200.000 tentara yang baru dimobilisasi. Dokter di rumah sakit bicara tentang korban yang berjatuhan di tengah upaya mereka merawat pasukan Ukraina dengan luka-luka yang mengerikan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pembangunan Pelindung Fasilitas Nuklir Zaporizhzhia Nyaris Rampung

Reuters melaporkan bahwa pembangunan struktur pelindung untuk fasilitas utama di pembangkit nuklir Zaporizhzhia di tenggara Ukraina hampir selesai. Laporan itu pertama kali muncul dari kantor berita Rusia, TASS, dengan mengutip seorang penasihat kepala operator pembangkit listrik tenaga nuklir Rusia.

Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang terbesar di Eropa, direbut oleh pasukan Rusia pada Maret tahun lalu. Meski demikian, lokasinya dekat dengan garis depan pertempuran dan perang di kawasan itu telah berulang kali menuai kecaman karena dikhawatirkan memicu bencana nuklir.

"Pemasangan struktur teknik dan konstruksi, yang dirancang untuk memberikan perlindungan tambahan bagi fasilitas infrastruktur penting pembangkit listrik tenaga nuklir, termasuk yang terkait dengan penyimpanan bahan radioaktif, sedang dalam tahap penyelesaian," demikian laporan TASS, yang mengutip pernyataan Renat Karchaa, penasihat kepala Rosenergoatom, perusahaan yang mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir Rusia.

3 dari 4 halaman

Inggris Ragukan Keberhasilan Serangan Baru Rusia

Intelijen Kementerian Pertahanan Inggris menilai bahwa para pemimpin Rusia akan terus menuntut kemajuan besar-besaran, tetapi tetap tidak mungkin Rusia membangun kekuatan yang diperlukan untuk secara substansial memengaruhi hasil perang dalam beberapa pekan mendatang.

"Pasukan Rusia hanya berhasil merebut beberapa ratus meter wilayah per minggu. Ini hampir pasti karena Rusia sekarang kekurangan amunisi dan unit manuver yang diperlukan untuk melancarkan serangan yang berhasil.

4 dari 4 halaman

Perwakilan Estonia Angkat Kaki dari Rusia

Di Moskow, Duta besar Estonia untuk Rusia Margus Laidre dikabarkan telah meninggalkan kediaman diplomatiknya pada Selasa pagi. Langkahnya tersebut sekaligus menegaskan bahwa hubungan diplomatik antar kedua negara telah diturunkan ke tingkat kuasa usaha.

Pada 11 Januari 2023, Estonia juga telah menuntut Rusia mengurangi jumlah staf kedutaannya.

Kementerian Luar Negeri Estonia menyatakan bahwa dengan cara ini akan dipastikan kesetaraan dengan jumlah pegawai Kedutaan Besar Estonia di Moskow.

Sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina, Estonia telah mengurangi hubungan bilateral dengan Moskow seminimal mungkin, menutup konsulat Rusia di Narva dan Tartu serta mengusir tiga diplomat Rusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.