Sukses

Serangan Terbaru Rusia ke Ukraina Tewaskan 11 Orang, Targetkan Infrakstruktur Listrik

Layanan darurat Ukraina melaporkan, 11 orang tewas dan 11 lainnya terluka setelah 35 bangunan di sejumlah daerah dihantam rudal Rusia.

Liputan6.com, Kyiv - Rusia meluncurkan serangan rudal ke Ukraina pada Kamis (26/1/2023), sehari setelah Jerman dan Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan mengirimkan bantuan tank.

Layanan darurat Ukraina melaporkan, 11 orang tewas dan 11 lainnya terluka setelah 35 bangunan di sejumlah daerah dihantam rudal.

Kerusakan terburuk dilaporkan terjadi pada bangunan tempat tinggal di wilayah Kyiv. Para pejabat menambahkan bahwa serangan juga terjadi terhadap dua fasilitas listrik di Odesa.

"Moskow meluncurkan 55 rudal berbasis udara dan laut pada Kamis dan 47 di antaranya ditembak jatuh, termasuk 20 di sekitar Kyiv," ungkap Panglima Militer Ukraina Valery Zaluzhny seperti dikutip dari BBC, Jumat (27/1).

Serangan ini disebut merupakan kelanjutan dari taktik Rusia selama berbulan-bulan belakangan, yakni menargetkan infrastruktur listrik Ukraina.

"Setelah serangan pada Kamis, pemadaman listrik darurat diberlakukan di Kyiv dan sejumlah daerah lain untuk mengurangi tekanan pada jaringan listrik," kata DTEK, produsen listrik swasta terbesar di Ukraina.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bantuan Tank

Sehari sebelum serangan terjadi, Kanselir Jerman Olaf Scholz berjanji untuk mengirimkan Ukraina 14 tank Leopard 2A6, yang dianggap sebagai tank tempur paling efektif. Persenjataan berat itu diperkirakan akan tiba pada akhir Maret atau awal April.

Presiden Joe Biden kemudian juga mengumumkan bahwa AS akan mengirim 31 tank tempur M1 Abrams, menandai pembalikan argumen lama Pentagon bahwa tank mereka tidak cocok untuk medan perang Ukraina.

Kanada juga telah berjanji untuk memasok Ukraina dengan empat tank Leopard "siap tempur" dalam beberapa minggu mendatang, bersama dengan para ahli untuk melatih tentara Ukraina tentang cara mengoperasikannya.

3 dari 3 halaman

Butuh Lebih Banyak Tank

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Kamis mengatakan bahwa 12 negara kini telah bergabung dengan apa yang disebutnya "koalisi tank".

Zelensky tidak hanya mendesak pengiriman tank yang cepat, namun jumlah yang signifikan. Selain tank, ia juga membujuk Barat untuk mengirimkan bantuan rudal jarak jauh dan jet tempur.

Penasihat menteri pertahanan Ukraina Yuriy Sak menegaskan agar tank menjadi "pengubah permainan" di medan perang maka dibutuhkan 300 hingga 400 unit.

"Semakin cepat kita mengalahkan Rusia di medan perang menggunakan senjata Barat, semakin cepat kita dapat menghentikan teror rudal ini dan memulihkan perdamaian,” kata Yuriy Sak.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, pengiriman tank ke Ukraina akan membuat perbedaan besar atas kemampuan negara itu memenangkan perang. Dia juga memperingatkan bahwa Rusia sedang merencanakan serangan baru.

Pada Kamis, AS menunjuk kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner, sebagai organisasi kriminal transnasional. Tidak hanya itu, Washington juga memberlakukan sanksi baru terhadap kelompok itu.

"Untuk lebih menghalangi kemampuan Vladimir Putin mempersenjatai dan melengkapi mesin perangnya," ujar Menteri Keuangan AS Janet Yellen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.