Sukses

Serangan Anggota Geng di Haiti Tewaskan 3 Polisi dan Seorang Warga Sipil

Tiga orang petugas kepolisian tewas dan seorang warga lainnya tewas setelah aksi penyerangan yang dilakukan oleh anggota geng di Haiti.

Liputan6.com, Port Au Prince - Tiga orang petugas kepolisian tewas dan seorang warga lainnya tewas setelah aksi penyerangan yang dilakukan oleh anggota geng di Haiti.

Anggota geng menyerang polisi yang sedang berpatroli di ibu kota Haiti, kata Kepolisian Nasional, Sabtu (21/1/2023).

Seorang anggota polisi lainnya masih dilaporkan hilang usai penyergapan pada Jumat (20/1) dan seorang lainnya terluka parah, kata Kepolisian Nasional dalam sebuah pernyataan.

Serangan itu terjadi ketika para petugas berusaha membantu seseorang yang sedang dalam kesulitan di Petionville -- daerah yang terbilang aman dan makmur di Haiti, dikutip dari laman NST.com.my, Minggu (22/1/2023).

Negara ini terperosok dalam krisis politik dan ekonomi selama bertahun-tahun, dengan meluasnya pelanggaran hukum, kemiskinan dan keputusasaan.

Aksi pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli 2021 memicu penurunan akut lainnya dalam stabilitas nasional.

Geng bersenjata lengkap menguasai sebagian besar negara dan secara teratur menculik orang dan menahan mereka untuk tebusan.

Pada Sabtu (21/1), Polisi Nasional menyerukan terciptanya ketenangan dan mengatakan akan melakukan "semua upaya yang diperlukan" untuk melawan gerombolan tersebut.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan kelompok bersenjata sekarang menguasai lebih dari setengah wilayah Haiti.

Haiti mengajukan permohonan resmi pada Oktober 2022 untuk bantuan internasional guna membantu memulihkan hukum dan ketertiban, tetapi sejauh ini, belum ada rencana yang diumumkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Geng di Haiti Culik dan Sandera Penumpang Bus, 1 Orang Terluka

Belum lama ini, sekelompok anggota geng di Haiti menyandera para penumpang bus.

"Anggota geng di pinggiran ibu kota Haiti menghentikan sebuah bus yang datang dari Republik Dominika dan menculik beberapa penumpang," kata polisi Haiti, Kamis 19 Januari 2023 seperti dikutip dari AFP.

Pihak berwenang tidak dapat memastikan berapa banyak dari 37 penumpang yang disandera, kata pemilik layanan bus, Roosevelt Jean-Francois, kepada media Haiti.

"Orang-orang bersenjata mencegat bus dari Capital Coach Line pada hari Rabu sekitar pukul 14.30," kata seorang pejabat polisi nasional Haiti kepada AFP tanpa menyebut nama.

Petugas penegak hukum mengatakan mereka menemukan setidaknya tujuh orang yang berada di dalam bus, serta kendaraan tersebut. Tapi pengemudinya diculik oleh para bandit.

Seorang pramugari bus terluka dalam serangan itu, kata Jean-Francois.

Geng kriminal yang kuat dalam beberapa tahun terakhir telah menjarah konvoi kargo dan menyandera di rute antara Port-au-Prince dan perbatasan Dominika.

Pada Mei 2022, sebuah bus milik perusahaan lain yang beroperasi antara Santo Domingo dan Port-au-Prince dibajak oleh anggota geng. Orang-orang bersenjata menahan penumpang, termasuk delapan warga muda Turki, yang dibebaskan setelah lebih dari sebulan ditahan.

Pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli 2021 telah mempercepat cengkeraman teritorial geng-geng tersebut dan menjerumuskan Haiti ke dalam krisis politik yang mendalam.

3 dari 4 halaman

Honduras Darurat Keamanan Nasional Karena Pemerasan Geng

Bicara soal geng, Presiden Honduras Xiomara Castro, Kamis 24 November 2022 sempat mengumumkan keadaan darurat keamanan nasional. Langkah ini dilakukan sebagai hal disebutnya perang terhadap pemerasan oleh geng penjahat.

Keputusan itu diambil sementara negara itu sedang menghadapi peningkatan jumlah kasus pemerasan oleh kelompok-kelompok penjahat dengan kekerasan.

Presiden Honduras Xiomara Castro, Kamis 24 November 2022 mengumumkan keadaan darurat keamanan nasional. Langkah ini dilakukan sebagai hal disebutnya perang terhadap pemerasan oleh geng penjahat.

Keputusan itu diambil sementara negara itu sedang menghadapi peningkatan jumlah kasus pemerasan oleh kelompok-kelompok penjahat dengan kekerasan.

4 dari 4 halaman

Serangan 400 Polisi Vs Geng Kriminal di Kawasan Kumuh Brasil

Sementara polisi di Brasil mengatakan 18 orang tewas dalam serangan terhadap geng kriminal yang menguasai salah satu favela (komunitas perkampungan kumuh) paling kejam di Rio de Janeiro.

400 polisi militer bersenjata lengkap dikerahkan ke favela Alemão pada Kamis 21 Juli 2022 dini hari.

"16 orang yang tewas diduga penjahat, sementara seorang polisi dan warga adalah dua korban lainnya," kata para pejabat seperti dikutip dari BBC, Jumat (22/7/2022).

Operasi terhadap geng kriminal tersebut berlangsung sepanjang hari dan menyebabkan ribuan orang terperangkap di rumah mereka.

Tujuan penggerebekan adalah untuk menemukan dan menangkap penjahat yang merencanakan operasi di daerah kumuh saingan, kata polisi.

Beberapa target mengenakan seragam yang mirip dengan polisi militer, yang membuat mereka lebih sulit dikenali, lapor media lokal O Dia.

Ke 400 petugas tersebut didukung oleh 10 kendaraan anti peluru dan empat helikopter.

Penduduk setempat terlihat membawa orang-orang yang terluka ke dalam kendaraan saat polisi mengawasi. Gilberto Santiago Lopes, dari Komisi Hak Asasi Manusia Anacrim, mengatakan polisi menolak membantu.

Polisi "tidak bertujuan untuk menangkap mereka tapi membunuhnya, jadi jika mereka terluka, polisi pikir mereka tidak pantas mendapatkan bantuan", kata Lopes kepada Reuters.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.